Pengikut

Jumat, 03 April 2020

YANG SAYA LIHAT ,BACA SAYA TULIS

PANTUN NARAPIDANA

Bintang lencana  bahan tembaga
Pasang ditopi Jendral Amerika
Aksi Corona tidak terduga
Ribuan Napi bebas merdeka

BHP 030420
Dirumah Aja Hari ke - 19
TD.


PANTUN NARAPIDANA

Bintang lencana  bahan tembaga
Pasang ditopi Jendral Amerika
Aksi Corona tidak terduga
Ribuan Napi bebas merdeka

BHP 030420
Dirumah Aja Hari ke - 19
TD.

Resume 5 belajar menulis
1 April 2020

MENDESAIN PEMBELAJARAN JARAK JAUH.

Sayang sekali malam itu saya tidak bisa mengikutinya hanya dengan menyimak kiriman teman - teman aku bisa sedikit mengerti dan berusaha belajar.

Seperti biasa setelah mengikuti materi kami peserta kelas menulis online gelombang 7 yang dipimpin oleh Om Jay  dengan nara sumbernya bapak Indra Charismiadji.

Ada beberapa yang saya dapat setelah mengikuti materi dari bapak Indra, banyak hal- hal menarik yang saya ketahui setelah membaca tulisan kawan kawan guru.

Resume dalam mendesain  pembelajaran jarak jauh :

1. Aplikasikan 4 Pilar Pendidikan
- Learning To Know
- Learning To do
- Learning Tobe
- Learning To live To Gether

Menurutnya pembelajaran jarak jauh yang efektif adalah menggunakan LMS (Learning Manajemen System) Standart dan pembelajaran menggunakan Whatsapp (WA) tidak cocok untuk daring.

Begitupun dengan ceramah melalui vidio Online. Selain membutuhkan bandwith yang besar siswa juga terkesan sekedar menerima informasi (diberitahu), padahal tuntutannya adalah bagaimana mereka bisa membuat karya dan bukan sekedar tahu.

Pada abad 21 ini tugas guru adalah sebagai leader, fasilitator, sekaligus motivator bagi siswa. Guru seharusnya memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk menemukan sendiri solusi masalahnya.

2. Standar Proses Pendidikan ini biasanya kita dapat disekolah sekolah

3. limas Kehidupan Bermasyarakat
- Berburu
- Bertani
- Manufaktur
- Digital

4. Tantangan Revolusi Industri 4.0

5. Digital Natives Vs Digital immigran

6. Keterampilan sosial emosional Abad 21

7. Apa Fungsi guru di abad 21

8. Flipped Learning

9. Portopolio siswa menjadi Target..

Sedikit yang bisa saya simpulkan tentang pembelajaran jarak jauh yang sangat menguntungkan bagi kami para guru yang berada di pedalaman. Tetapi kadang terganggu oleh adanya orangtua yang gaptek. Masih sedikit banyak orangtua yang belum menguasai IT.

Anika kurniawati,
SDN Slametan





[19.28, 2/4/2020] +62 811-2111-776: Bersyukurlah atas apa yang kita punya
Sejelek, sekecil, setidak berdaya apapun
Selama masih bisa memberikan manfaat
Syukurilah

- True story -

My Mother/Father  in law is My Hero

 😭😭😭
Ibu mertua ku  dg ikhlas dan ridho menampung kenalannya yang dulunya asli org Semarang, anaknya dianggap anak karena menang berteman dengan adik iparku dan ibunya sudah tua. Mereka pulang kampung dari jakarta tempat bertahun-tahun lamanya mereka mencari nafkah dan katanya  KTPnya sudah  Jakarta. Karena sudah tak ada pekerjaan, tak ada duit kontrakan pun tak terbayar karena sumber penghasilannya sepi. Akhirnya balik kampung, mereka yang sudah tak punya sanak saudara, apalagi rumah pulanglah ke rumah mertuaku di semarang. Dengan fasilitas seadanya, makan dan hidup menumpang ikut apa yang dimakan ibuku, dan entah sampai kapan mereka hidup disitu.

Ibu mertuaku tak sanggup berkata-kata, apalagi manwarkan untuk minta bantuan pemerintah misal ke Dinas sosial yang punya rumah singgah yang sebenarnya  bisa saja menampung mereka ( mungkin walau sementara atau lama) sampai kondisi membaik, pikirnya akan sangat menyinggung hatinya dengan keadaan Demikian, ibu kasihan tak sampai hati jika harus menawarkan untuk menelpon kenelanku yang di dinsos untuk mengurus dan mengusulkan tempat tinggal sementara di tempat penampungan.

Biarlah anak dan ibu itu tinggal di rumah ibu begitu pikir ibu sampai mereka punya kemampuan sendiri untuk memilih tempat tinggalnya yang baru. anak dan ibu itu memang Nasrani,  mereka BEDA AGAMA  memang, tapi ibuku berpikir bahwa bukan soal agama, bukan keluarga sedarah, bukan sodara jauh pula tapi yang lebih penting daripada semua itu adalah soal KEMANUSIAAN.

Bencana Covid 19 ini membawa beragam cerita menyedihan diantara kita
Tapi kita harus tetap berusaha Tegar dan bersemangat agar Musibah ini cepat berlalu 💪

Maaf jika kata-kata saya  dalam menuturkan cerita ini berantakan.
[20.05, 2/4/2020] +62 813-7364-0351: Siap,udah dicoba om jay





Rekan-Rekan Guru Blogger. Silakan share juga postingan terbaru blognya ke grup facebook Komunitas kita, KSGN (Komunitas Sejuta Guru Ngeblog). Kita gunakan grup itu untuk saling blogwalking.

  https://www.facebook.com/groups/gurublogger/




Pukul 19.00 WIB materi kelima dibuka Om jay dengan memperkenalkan narasumber sekaligus sebagai pembina komunitas Guru TIK Indonesia. Narasumber tersebut adalah  bapak Indra Charismiadji. Pakar Pendidikan Indonesia yang sudah terkenal secara nasional maupun internasional.
Bapak Indra mengawali dengan perkenalan beliau memperkenalkan diri sebagai seorang praktisi dan pemerhati pendidikan indonesia. Sekarang beliau aktif sebagai narasumber motivator yang bergerak dalam pembelajaran abad 21.
Beliau memulai dengan mengajak peserta untuk sharing pengalaman pembelajaran online selama masa dirumahkan. Pembelajaran jarak jauh telah dilkukan guru dan siswanya. Saya termasuk peserta yang share tentang keadaan dan aplikasi yang saya gunakan untuk kegiatan daring di sekolah. Kemudian beliau menanyakan perihal kendala di lapangan. Rata-rata hampir semua sharing yang dibagikan peserta merupakan keterbatasan akses dan perangkat di daerahnya.
Melanjutkan materinya, Pak Indra memaparkan melalui share screen power poin dan slide pertamanya mengajak kita memahami 4 pilar pendidikan menurut UNESCO.4. Keempat pilar pendidikan ini adalah pegangan kita sebagai praktisi pendidikan.
Learning to know ( belajar untuk tahu), learning to do (belajar untuk melakukan ), learning to be( belakar untuk menjadi),serta learning to live together( belajar untuk hidup bersama).
Pendidikan bukan tentang apa yang dipelajari. Beliau mencontohkan dengan perkembangan zaman dari nokia, blacberry hingga sekarang berbasis android. Hal ini merupakan perumpamaan bahwa jika kita berpatokan pada materi, maka materi itu akan usang pada masanya. Apalagi dimasa sekarang revolusi industi 4.0 semakin banyak pekerjaan yang akan tergantikan oleh teknologi terkini.
Menurutnya pembelajaran jarak jauh yang efektif adalah menggunakan LMS (Learning Manajemen System) Standart pembelajaran menggunakan Whatsapp (WA) tidak cocok untuk daring. Begitupun dengan ceramah melalui vidio Online. Selain membutuhkan bandwith yang besar siswa juga terkesan sekedar menerima informasi (diberitahu), padahal tuntutannya adalah bagaimana mereka bisa membuat karya dan bukan sekedar tahu. Pada abad 21 ini tugas guru adalah sebagai leader, fasilitator, sekaligus motivator bagi siswa. Guru seharusnya memberikan pengalaman belajar kepada siswa untuk menemukan sendiri solusi masalahnya.
Pada slide yang lain, beliau juga memaparkan tentang 3I Framework yang merupakan 3 kunci penting dalam framework pendidikan yakni infrastruktur, Infostruktur dan infokulture ketiga hal ini merupakan hal yang harus diperhatikan, jika tidak maka pembelajaran tidak akan maksimal, seperti penyediaan sarana dan prasarana, web hosting serta kultur pembelajaran yang sesuai dengan zamannya.
Penilaian  diberikan oleh guru, namun fokuslah pada portofolio peserta didik, dan ajak mereka membuat blog, games aplikasi atau apa saja yang membuat mereka aktif dan kreatif sesuai masanya. Seperti apa yang dilakukan omjay dkk dalam kegiatan belajar menulis melalui WA Group, dimana peserta diwajibkan membuat resume materi kuliah online yang dipubikasikan melalui blog di internet.
Lalu bagaimana cara membuat desain pembelajaran jarak jauh? Silahkan anda unduh materi dari Pak indra Charismiadji/.
Materi pak Indra dapat anda unduh di sini.
Eva Hariyati IsraelSman 1 kota kupanghttps://membangunpersonalbranding.blogspot.com/2020/04/bagaimana-cara-membuat-desain.html



Pantun Kamis

Tujuan jelas kebukit Safa
Di Marwah naik prosesi Sa'i
Berbagi ikhlas ke saudara dhuafa
Berbuat baik menenangkan hati

Salamsalaman Dunia Maya
BHP 020420
Karantina hari ke18 di rumah aja



Imbauan Diam di Rumah (9)

Sri Sugiastuti

Suasana sepi sangat terasa karena adanya karantina wilayah. Suka tidak suka Bu Kanjeng harus menjalani hidup di tengah galaunya dunia melawan corona. Seakan tak percaya tetapi nyata. Banyak orang yang sebelumnya merasa jumawa akhirnya merana termakan dia punya wacana.

Sementara Bu Kanjeng tetap mikir dan hatinya ditata agar tidak terjungkir. Dengan penuh keyakinan setelah ada kesusahan pasti ada kemudahan. Di media yang begitu full informasi jadikan hati kadang sedih. Ketika membaca dunia berjatuhan korban karena wabah.

Bu Kanjeng berusaha tetap tenang. Diikutinya semua berita yang berkembang. Prediksi para ahli  bahwa pada tanggal tertentu bila tidak patuh akan banyak yang tumbang. Tentu saja ini membuat hati merasa g. Orang yang biasa hidup teratur dan nyaman, akan terkaget kaget dengan keadaan ini.

Nitizen atau warganet yang nyinyir mulai menyalahkan berbagai kebijakan pemerintah. Yang  Menkesnya ngga becus lah, Presiden lambat bertindak, sampai juga kecaman untuk anggota dewan rakyat yang adem ayem saja tanpa action.

Sementara banyak curhat di sekitar Bu Kanjeng yang membuat Bu Kanjeng semakin prihatin. Ia berusaha menampung curhatan itu. Ada PKL gorengan yang biasanya beromset 600-800 ribu setiap hari, karena tidak jualan, pendapatan hilang. Pedagang itu asam lambung naik dan berkeluh kesah pun jadi berkepanjangan.

Pemilik warung tempat pedagang itu belanja pun mengeluh sepi, karena kehilangan pelanggan. Oh Covid 19  ternyata kiprahmu membuat dunia semakin kisruh. Hampir di semua lini merasakan epidemi ini. Bu Kanjeng cuma punya empati dan berusaha untuk berbagi.

Bu Kanjeng juga iba hatinya saat terpaksa masuk pasar karena stok sereh dan empon-emponnya habis. Di koridor pasar yang sepi, cabe merah dan rawit dijemur, sementara aroma busuk aneka sayuran walaupun Bu Kanjeng sudah pakai masker masih tembus aroma busuknya. Terbayang bagaimana sayuran itu didatangkan sampai di pasar. Petaninya, angkutan, kuli pukulnya dan data beli tidak ada. Akhirnya pedagang lesu, petanipun pilu.

Pemandangan lain saat Bu Kanjeng mengantar anaknya dan melewati jalan yang biasa dipenuhi pedagang buah, ya tetap sepi. Dari mulai kios durian, aneka buah hingga kelapa muda, semua sepi. Kira - kira kalau tidak terjual larinya kemana ya? Daya beli yang rendah, aktivitas yang berkurang, karena usaha pemerintah memotong penyebaran virus Covid 19. Merebaknya berita kian hari kian bertambah. Semua itu membuat orang yang mau berpikir pasti hatinya diliputi harapan agar pademi ini segera berlalu.

Punya banyak komunitas mengajarkan Bu Kanjeng untuk menjaga komitmen yang sudah ia sepakati. Ajakan berbuat baik di saat yang tidak kondusif disambut dengan gembira. Kadang ia iri melihat penguasa yang juga tokoh agama walaupun sudah sepuh bisa berbagi dengan apa yang dimiliki.

Tentu saja Bu Kanjeng punya kelas tersendiri sesuai dengan kemampuannya. Ia mengajak orang lain untuk berbagi maka contoh yang sudah dilakukan bisa dicontoh saudara  yang lain. Memang tidak seberapa bila dibandingkan dengan si bapak yang ada videonya lalu viral. Orang itu membagikan beras 5 kg plus uang 100 ribu rupiah. Siapa yang tidak ingin jadi ahli sedekah seperti itu.

Melihat dan memperhatikan contoh yang baik hati Bu Kanjeng terketuk. Apalagi kiprah anaknya sebagai Relawan di salah satu komunitas kemanusiaan yang selalu ingin berbagi dengan cara yang unik. Ternyata tidak semua orang egois dan tak peduli dengan pademi Corona saat ini.

Ada dua group komunikas yang diikuti dan selalu mengajak untuk berbagi. Bu Kanjeng bangga punya sahabat yang hatinya terketuk dan semangat berbaginya luar biasa. Hanya dikordinir lewat group WA sembako untuk berbagi bermunculan. Tanpa menunggu lama sembako itu sudah sampai kepada yang berhak menerima.

Tak terasa imbauan Diam di rumah diperpanjang. Artinya ya harus siap dengan suasana ini dan jangan pernah  berpikir negatif. Bu Kanjeng berusaha menikmati yang ada di depan mata dan tidak lupa berbagi.

#Soloraya, 02042020
#Imbauan diam di rumah
#Dunia melawan Corona

 Bersambung


Kemarin sore saya mendengarkan salah satu radio  swastta dengan acara sharing interaktif antara penyiar dan pendengarnya. Biasa yang lagi ngetrend sekarang tentang Covid 19 dan juga penanggulangannya. Ada tiga hal menarik yang bisa menjadi pencerahan buat kita semua. Yang pertama ada sebuah masjid yang bagibagi sembako untuk warga sekitarnya. Yang ke 2 ada RT dan warga lingkungan sekitar yang membuat dapur umum, pada siang hari warga  boleh mengambil makanan gratis di sana. Yang ke 3 ada yang mempunyai wi fi dibuka gratis   untuk digunakan anak-anak sekitar untuk belajar online. Akan menjadi hebat sekali kalau banyak yang mencontoh karena akan menghilangkan kesusahan kesusahan yang dialami banyak orang terutama yang tidak berpenghasilan tetap, seperti para pengojek,  pedagang pedagang kecil keliling, tukang pijat,  pemulung  bdan lain-lain. Karena imbas dari efek lock down,  tetap tinggal di rumah sangat terasa sekali buat keuangan mereka. Pemasukan yang menurun drastis atau tidak ada sama sekali pemasukan. Karena berdiam diri di rumah dan karena pembeli yang sepi juga karena  pabrik pemasok dagangannya tutup sementara.
Memang pemerintah mempunyai program PKH namun banyak warga yang berhak tak tercover .  oleh program ini. Banyak warga yang berhak yang tidak ikut serta dalam program ini. Dalam kajian saya yang paling bisa mengambil peran dalam hal ini adalah masjid masjid.  Bagi saya masjid adalah baitul mal bagi warga sekitar.  masjidlah begitu banyak mempunyai dana cair dibandingkan dengan  rt rw bahkan mungkin kelurahan. Dan lagi kan  dana di masjid-masjid itu adalah merupakan uang infaq sedekah dari orang banyak dan tentunya disalurkan untuk orang-orang yang berhak.
Ada beberapa masjid yang di sekitar tempat tinggal  saya yang pernah saya    shalat jumat di sana. Biasanya diumumkan sebelum sholat Jumat kas saldo masjid. Dana yang didapat dari pengumpulan infaq dan sedekah jumlahnya bervariasi rata-rata puluhan juta bahkan ada yang duaratusan juta
Saya kira ini  moment yang paling  tepat untuk para pengurus DKM masjid-masjid mulai berperan aktif dalam menangani menanggulangi permasalahan masyarakat di sekitarn masjid karena imbas dari Covid 19. Dan  jika anda salah seorang pengurus DKM suatu masjid ini saat yang tepat anda ikut berperan serta menyalurkan infak dan sedekah kepada mereka yang berhak dan tentunya orang memberinya akan senang tahu infaq dan sedekahnya bisa bermanfaat. Juga bila anda salah seorang pengurus DKM mushola, andil anda juga tentunya bisa bermanfaat banyak untuk masyarakat sekitar mushola
Bagi anda yang bukan pengurus anda masih bisa berperan aktif dengan cara membagikan tulisan ini kepada teman-teman anda. Dan insya Allah sampai juga kepada para pengurus DKM masjid masjid
 Semoga awal Ramadhan nanti virus Corona   Cofid-19, Allah angkat dan Allah letakkan kembali ke tempat yang semestinya dan  kehidupan normal seperti sedia kala
CT73.









Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenangan di Yogyakarta

  Jogya 14 Juli 2022 Salam literas @asnati