Pengikut

Senin, 20 April 2020

Laporan Best Practice




LAPORAN BEST PRACTICE
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN 2019 / 2020

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN VOLUME BANGUN RUANG  MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM  BASED  LEARNING  MATA PELAJARAN MATEMATIKA   KELAS  V  SDN 17 REJANG LEBONG TAHUN AJARAN 2019 / 2020


Penulis : Asnati, M.TPd



LAPORAN BEST PRACTICE
PENINGKATAN KOMPETENSI PEMBELAJARAN
TAHUN 2019 / 2020

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN VOLUME BANGUN RUANG  MELALUI PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM  BASED  LEARNING  MATA PELAJARAN MATEMATIKA   KELAS  V  SDN 17 REJANG LEBONG TAHUN AJARAN 2019 / 2020









NAMA PESERTA                         : ASNATI, S.Pd., M.TP
NUPTK                                          : 19670206 198903 2004
SEKOLAH /TEMPAT TUGAS   : SDN 17 REJANG LEBONG
KABUPATEN/KOTA                   : REJANG LEBONG
PROVINSI                                     : BENGKULU
MENTOR PEMBEKALAN         
: RAHMIDA, S.Pd

REJANG LEBONG
CURUP SELATAN
TAHUN 2019





HALAMAN PENGESAHAN

Pengembangan dalam bentuk Best Practice berjudul Implemen Pembelajaran Volume Bangun Ruang melalui Pendekatan Saintifik dengan Problem Based Learning di SDN 17 Rejang Lebong Kabupaten Rejang Lebong  Provinsi Bengkulu.
Nama                           : ASNATI, S.Pd., M.TPd
Asal Sekolah               : SDN 17 Rejang Lebong
Telah disetujui dan disahkan pada / oleh
Hari                             : Selasa
Tanggal                       : 4 November 2019


Kepala SD N 17 REJANG LEBONG


INSIATI, S,Pd
NIP 196012181981112001


BIODATA PENULIS

1
Nama
:
ASNATI,S.Pd., M.TPd
2
NIP
:
19670206 198903 2004
3
NUPTK
:
653874567300042
4
Jabatan
:
Guru SD N 17  Rejang Lebong
5
Pangkat / Gol.Ruang
:
Pembina TK 1/ IV b
6
Tempat / Tanggal Lahir
:
Mangunjaya, 06-02-1967
7
Jenis Kelamin
:
Perempuan
8
Agama
:
Islam
9
Pendidikan Terakhir
:
S-2
10
Unit Kerja
:
SD N 17 Rejang Lebong
11
Alamat
:
Curup Selatan






Curup , 06 November 2019
Penulis


ASNATI, S.Pd., M.TPd
NIP.196702061989032004
KATA PENGANTAR

Assalammualaikum. Wr.Wb


Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT yang telah memberikan karuniaNya sehingga
penulis dapat menyelesaikan 05  November 2019

Dalam penyusunan Best Practice penulis banyak menerima bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat.

1.      Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Rejang Lebong
2.      Kepala SD Negeri 17 Rejang Lebong yang telah memberi izin, kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk mengadakan penelitian ini seluas – luasnya
3.      Semua rekan guru di SD Negeri 17 Rejang Lebong  yang telah memberi bantuan selama proses penelitian sampai dengan terwujud dalam bentuk Best Practice ini.
4.      Suami dan anak - anak tercinta yang selalu memberi dukungan doa dan memberikan kekuatan dalam setiap langkah.
5.      Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan berupa apapun dalam menyelesaikan best practice ini.

Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan karya ini.

Waalaikumsalam Wr.Wb

Curup, 6 November 2019

Penulis



ASNATI, S.Pd., M.TPd


DAFTAR ISI

JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN   
BIODATA PENULIS
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
  1. Latar belakang masalah
  2. Jenis kegiatan
  3. Manfaat kegiatan
BAB II PELAKSANAAN KEGIATAN
  1. Tujuan dan sasaran
  2. Bahan/materi kegiatan
  3. Metode/ cara melaksanakan kegiatan
  4. Alat/instrumen
  5. Waktu dan tempat kegiatan
BAB III HASIL KEGIATAN
BAB IV  SIMPULAN DAN REKOMENDASI
  1. SIMPULAN
  2. Rekomndasi
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN


…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………
…………………………………………




1
2
3
4
5
6
7
7
8
8
10
10
10
11
11
12
13
14
14
14
15
16

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1                : Foto-foto kegiatan
Lampiran 2                : RPP
Lampiran 3                : Bahan Ajar
Lampiran 4                : LKS
Lampiran 5                : Kisi-kisi soal piliha ganda dan uraia
Lampiran 6                : Soal, kunci, dan pedoman penyekoran

















BAB 1
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk
meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skitls {HOTS). Keterampilan berfikir Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragaman mutu pendidikan di lingkungan terdekat,seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UNIUSBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Salah satu model pembelaj aran yang berorientasi pada HOTS dan disarankan dalam implementasi Kurikulum 2013 adalah Model Problem Based Learning. Model pembelajaran penyingkapan problem (Problem Based Learning) adalah memahami konsep, arti, dan hubungan melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Problem
terjadi bila individu terlibat terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi, klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan dan inferensi. Proses tersebut disebut cognitive process sedangkan discovery itu sendiri adalah the mental process of assimilating concepts and principles in the mind (Fiobert
B. Sund dalam Malik, 2001:219). Setelah melaksanakan pembelaj aran tematik terpadu dengan Model Problem Based Learning, penulis menemukan bahwa proses dan hasil belajar siswa meningkat. Lebih bagus dibandingkan pembelajaran sebelumnya. Ketika Model Problem Based  Learning. ini diterapkan pada kelas V yang lain ternyata proses dan hasil belalajar siswa sama baiknya. Oleh karena itu penulis melaporkan perbaikan pembelajaran tersebut sebagai kegiatan best practice berjudul ""Implementasi pembelajaran Volume Bangun Ruang  melalui pendekatan saintfik dengan model pembelajaran Problem Based mata pelajaran Matematika  siswa kelas  V SD Negeri 17 Rejang Lebong tahun ajaran 2019 / 2020.





B. JENIS KEGIATAN

Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan melalui Peningkatan Kompetensi Pembelajaran Berbasis Zonasi merupakan salah satu upaya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui DirektoratJenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Ditjen GTK) untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan meningkatkan kualitas lulusan. Program ini dikembangkan mengikuti arah kebijakan Kemendikbud yang menekankan pada pembelajaran berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi atau Higher Order Thinking Skills (HOTS). Keterampilan berfikir tingkat tinggi adalah proses berfikir kompleks dalam menguraikan materi, membuat kesimpulan, membangun representasi, menganalisis dan membangun hubungan dengan melibatkan aktifitas mental yang paling dasar yang sebaiknya dimiliki oleh seorang guru professional.

Unit Pembelajaran yang sudah tersusun diharapkan dapat meningkatkan pembelajaran. Unit Pembelajaran yang dikembangkan dikhususkan untuk Pendidikan Dasar yang dalam hal ini akan melibatkan KKG SD dan MGMP SMP. Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada seluruh tim penyusun yang berasal dari PPPPTK, LPMP, maupun Perguruan Tinggi dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif dalam mewujudkan penyelesaian Unit Pembelajaran ini

C. MANFAAT KEGIATAN

Untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi. Melalui langkah ini, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG) TK, kelompok kerla guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, dapat terintegrasi melalui zonasi pengembangan dan pemberdayaan guru. Zonasi memperhatikan keseimbangan dan keragamin mutu pendidikan di lingkungan terdeka! seperti status akreditasi sekolah, nilai kompetensi guru, capaian nilai rata-rata UN/USBN sekolah, atau pertimbangan mutu lainnya.

Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Berikut beberapa manfaat PKP bagi siswa, guru dan sekolah.
1.      Bagi siswa
·         Siswa akan lebih bergairah dan kreatif dalam mengikuti pembelajaran.
·         Mempermudah siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
·         Terkontrolnya tingkah laku positif siswa.
·         Menciptakan suasana kelas yang kondusif dan dinamis pada proses pembelajaran berlangsung.
·         Meningkatkan hasil belajar siswa.


2.      Bagi guru
·         Memperluas wawasan.
·         Meningkatkan profesional kerja.
·         Meningkatkan peran guru sebagai Fasilisator.
·         Memberikan motivasi untuk guru-guru yang lainnya.
·         Memperbaiki kinerja guru dalarn proses pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam

3.      Bagi Sekolah
·         Menerapkan metode yang dilaksanakan terhadap pelajaran yang lain.
·         Memanfaatkan metode dengan semaksimal mungkin.
·         Mengembangkan bakat untuk tercapainya visi dan misi sekolah.


BAB II
PELAKSANAAN KEGIATAN

A. TUJUAN DAN SASARAN

TUJUAN
1.      Untuk meningkatkan efisiensi. efektlvitas, serta pemerataan mutu pendidikan, maka pelaksanaan Program PKP mempertimbangkan pendekatan kewilayahan, atau dikenal dengan istilah zonasi.        
2.      menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi

SASARAN
Melalui langkah ini siswa KLS V SDN 17 Rejang Lebong, pengelolaan Pusat Kegiatan Guru (PKG)TK, kelompok kerja guru (KKG) SD dan musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) SMP yang selama ini dilakukan melalui Gugus atau Rayon dalam zonasinya, Semoga Unit Pembelajaran ini bisa menginspirasiguru untuk mengembangkan materi dan melaksanakan pembelajaran dengan berorientasi pada kemampuan berpikir tingkat tinggi. Semoga Allah SWT senantiasa meridhoi upaya yang kita lakukan.


B. BAHAN DAN MATERI
Bahan / Materi Kegiatan
Bahan yang digunakan dalam praktik baik pembelajaran ini adalah materi kelas V untuk Volum banguun ruang berikut ini

Matematika
3.5

3.5 Menjelaskan dan menentukan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) serta hubungan pangkat tiga dengan akar pangkat tiga.
4.5
 
4.5 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan volume bangun ruang dengan menggunakan satuan volume (seperti kubus satuan) melibatkan pangkat tiga dan akar pangkat tiga.








C. METODE/CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN

Metode
1.      Penggunaan aspek HOTS, 5M, 4 Dimensi Pengetahuan dan Kecapakan Abad 2l di dalam proses pembelajaran.
2.      Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi peran guru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar {KD) agar tujuan pembelajaran tercapai.Pembelajaran abad 21 secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 21- kepada peserta didik, yaitu 4C yang meliputi: (1) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan {4} Creative and lnnovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yang telah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 {mengaplikasikan) dan C-4 {mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-5 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalam rangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-13 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran, Pendekatan saintifik, pembelajaran abad 21 {4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

D. Alat/lnstrumen
Model-model pembelajaran yang sudah banyak dikenal oleh guru, guru pun diharapkan untuk menggunakan atau mengembangkan model-model pembelajaran yang lebih variatif agar pembelajaran lebih, menyenangkan dan menantang.Pembelajaran yang HOTS ditindaklanjuti dengan penilaian HOTS. Soal-soal yang diberikan harus mengukur ketercapaian siswa pada ranah C-4, C-5, dan C-6, disesuaikan dengan KKO yang telah ditetapkan pada RPP. Instmmen test yang digunakan bisa dalam bentuk soal Pilihan Ganda (PG) atau uraian. Soal PG dan HOTS yang berorientasi pada HOTS tentunya bukan sekedar menanyakan sekedar menanyakan "apa?",
"siapa?", "kapan?" dan "dimana?", tetapi menanyakan "mengapa?" dan "bagaimana?". Berdasarkan kepada hal tersebut, maka guru harus banyak membiasakan soal-soal HOTS kepada siswa, agar siswa terbiasa mengasah nalar, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, analitis, dan solutif.
Media pembelajaranyang digunakan dalam praktik terbaik ini adalah (a) contoh Volume bangun ruang melalui gambar atau video (b) buku guru dan buku siswa kelas V K13 Revisi Instrumen yang digunakan dalam praktik baik ini ada 2 macam yaitu (a) instrumen untuk mengamati proses pembelajaran berupa lembar observasi dan (b) instrumen untuk melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan uraian singkat.

E. Waktu dan Tempat Kegiatan
Waktu kegiatan
Best Practice ini dilaksanakan pada tanggal 20 Oktober sampai 6 November tahun 2019 bertempat di SDN 17 Rejang Lebong  Kabupaten Rejang Lebong


BAB III
HASIL KEGIATAN

Diimplementasikannya kurikulum 2013 (K-13) membawa konsekuensi guru yang harus semakin berkualitas dalam  melaksanaan kegiatan pembelajaran. Karena K-13 mengamanatkan penerapan pendekatan saintifik (5M) yang meliputi mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, menalar/ mengasosiasikan, dan mengomunikasikan. Lalu optimalisasi perim guru dalam melaksanakan pembelajaran abad 21 dan HOTS (Higher Order Thinking Skills). Selanjutnya ada integrasi literasi dan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam proses belajar mengajar (PBM). Pembelajaran pun perlu dilaksanakan secara kontekstual dengan menggunakan model, strategi, metode, dan teknik sesuai dengan karakteristik Kompetensi Dasar (KD) agar tujuan pembelajaran tercapai.

Pembelajaran abad 21secara sederhana diartikan sebagai pembelajaran yang memberikan kecakapan abad 2l kepada peserta didik, yaiu 4C yang meliputi: (l) Communication (2) Collaboration, (3) Critical Thinking and problem solving, dan (4) Creative and Innovative. Berdasarkan Taksonomi Bloom yangtelah direvisi oleh Krathwoll dan Anderson, kemampuan yang perlu dicapai siswa bukan hanya LOTS (Lower Order Thinking Skills) yaitu C1 (mengetahui) dan C-2 (memahami), MOTS (Middle Order Thinking Skills) yaitu C3 (mengaplikasikan) dan C-4 (mengalisis), tetapi juga harus ada peningkatan sampai HOTS (Higher Order Thinking Skills), yaitu C-5 (mengevaluasi), dan C-6 (mengkreasi).Penerapan pendekatan saintifik, pembelajaran abad,2l (4C), HOTS, dan integrasi literasi dan PPK dalam pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan mutu pendidikan dalanrangka menjawab tantangan, baik tantangan internal dalam rangka mencapai 8 (delapan) SNP dan tantangan eksternal, yaitu globalisasi.Melalui berbagai pelatihan atau bimbingan teknis (bimtek) K-l3 yang telah dilakukan selama ini diharapkan mampu mengubah paradigma guru, juga meningkatkan kompetensi guru dalam pembelajaran. Pendekatan saintifrk, pembelajaran abad 2l (4C), HOTS, integrasi literasi dan PPK, dan pembelajaran kontekstual sebenarnya bukan hal yang baru bagi guru. Secara sadar ataupun tidak sebenarnya sudah hal tersebut dilakukan, hanya dalam K-13 lebih ditegaskan lagi untuk dilaksanakan pada PBM, dan hasilnya dilakukan melalui penilaian otentik yang mampu mengukur ketercapaian kompetensi siswa.

Masalah yang dihadapi terutama adalah belum terbiasanya siswa belajar degan model Problem based  learning. Dengan tujuan untuk mendapat nilai ulangan yang baik guru selalu mengguakan metode ceramah, siswa pun merasa lebih percaya diri menghadapr ulangan (penilaian) setelah mendapat penjelasan guru melalui ceramah. Agar siswa yakin bahwa pembelajaran tematik dengan Discovery Learnng. dapat membuat mereka lebih meguasai materi pembelajaran, guru memberi penjelasan sekilas tentang apa, bagaimana, mengapa, dan manfaat belajar berorientasi pada keterampilan berpikir tingkat tinggi (higher order thinking skills HOTS).
BABIV
 SIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Simpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
1.      Pembelajaran Matematika dengan model pembelajaran Problem Based learning layak dijadikan praktik baik pembeljaran berorientasi HOTS karena dapat meingkatkan kemampuan siswa dalam melakukan transfer pengetahuan, berpikir kritis, dan pemecahan masalah.
2.      Dengan peyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) secara sistematis dan cermat, pembelajaran matematika  dengan model pembelajaran Problem Based learning yang dilaksanakan tidak sekadar berorientasi HOTS, tetapi juga mengintegrasikan PPK,  literasi, dan kecakapan abad 21.


B.     Rekomendasi

Berdasarkan hasil praktik baik pembelajaran tematik dengan model pembelajaran Problem Based Learning
learning, berikut disampaikan rekomendasi yang relevan.
1.      Guru seharusnya tidak hanya mengajar dengan mengacu pada buku siswa dan buku guru serta jaring-jaring tema yang telah disediakan, tetapi berani melakukan inovasi pembelajaran berinovasi  yang kontekstual sesuai dengan latar belakang siswa dan situasi dan kondisi sekolahnya.Halini akan membuat pembelajaran lebih bermakna.
2.      Siswa diharapkan untuk merterapkan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam belajar, tidak terbatas pada hafalan teorj. Kemampuan belajar degan cara ini akan membantu siswa menguasai materi secara lebih mendalam dan lebih tahan lama (tidak mudah lupa)
3.      Sekolah, terutama kepala sekolah dapat mendorong guru lain untuk ikut melaksanakan pembelajaran berorientasi HOTS. Dukungan positif sekolah, seperti penyediaan sarana dan prasarana yang memadai dan kesempatan bagi penulis utuk mendesiminasikan praktik baik ini aka menambah wawasan guru lain tentang pembelajaran HOTS.


DAFTAR PUSTAKA

Rumiati,2019,Pembelajaran Geometri.Kementrian Pendidikan dan kebudayaan: Jakarta
Nur’aini Umri dan Indriyani. 2008. Matematika untuk Sekolah Dasar Kelas V. Depdiknas : Pusat Perbukuan.
http://ycaitasikmalaya46111.wordpress.com/2013/01/11/landasan-pendidikan-inklusif/ [diunduh 5/6/2014]
http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus [diunduh 5/6/2014]
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/permainan-menjadikan-suasana-pembelajaran- kondusif/ [ diunduh 5/6/2014]
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif [diunduh 5/6/2014]
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2295385-contoh-kerangka-penulisan-best-practices/ [diunduh 5/6/2014]
Sunanto,J. 2002. Mengharap Pendidikan Inklusif-Makalah. Bandung: Program Pascasarjana UPI
Smith, J. David. 2009. Inklusi Sekolah Ramah untuk Semua. Nuansa: Bandung.
Nur’aini Umri dan Indriyani. 2008. Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Kelas II. Depdiknas : Pusat Perbukuan.
http://ycaitasikmalaya46111.wordpress.com/2013/01/11/landasan-pendidikan-inklusif/ [diunduh 5/6/2014]
http://id.wikipedia.org/wiki/Anak_berkebutuhan_khusus [diunduh 5/6/2014]
http://ardhana12.wordpress.com/2008/02/27/permainan-menjadikan-suasana-pembelajaran- kondusif/ [ diunduh 5/6/2014]
http://id.wikipedia.org/wiki/Teori_perkembangan_kognitif [diunduh 5/6/2014]
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2295385-contoh-kerangka-penulisan-best-practices/ [diunduh 5/6/2014]
Sunanto,J. 2002. Mengharap Pendidikan Inklusif-Makalah. Bandung: Program Pascasarjana UPI



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenangan di Yogyakarta

  Jogya 14 Juli 2022 Salam literas @asnati