Pengikut

Jumat, 17 April 2020

BAB I PTK


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Undang-undang No. 2 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidkan Nasional, menjelaskan Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk kualitas serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Yang bertujuan mengembangkan potensi – potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga yang demokratis serta bertanggung jawab.
Keberhasilan dalam mewujudkan tujuan pendidikan tentunya tidak terlepas dari mutu pelaksanaan pendidikan tersebut. Sejalan dengan pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka harus diimbangi dengan peningkatan kemampuan mengajar guru secara professiona
Sebagai upaya meningkatkan profesionalisme guru dalam mengajar Melalui PTK (Penelitian Tindakan Kelas) diharapkan guru dapat berlatih meningkatkan kemapuan mengajar melalui berbagai kegiatan menemukan dan mengatasi masalah pembelajaran yang diajarkannya juga mampu mengobservasi, meganalisa serta mencari solusi dalam setiap permasalahannya. Pembelajaran di SD senantiasa berpedoman pada PTK. Hal ini pada intinya bertujuan untuk memantapkan kemapuan guru dalam mengajar dan melakukan kegiatan perbaikan pembelajaran melalui PTK.
Berdasarkan hasil evaluasi Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) yang dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus 2017, menunjukkan rendahnya tingkat penguasaan siswa terhadap materi Perkembangbiakan Tumbuhan. Dari 20 siswa, ternyata hanya satu siswa yang memperoleh nilai 8,0 ke atas. Perolehan nilai rata-rata yaitu 5,4. Hal ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran IPA belum dikatakan berhasil. Oleh karena, itu perlunya dilakukan perbaikan pembelajaran melalui PTK.
PTK ini dilaksanakan sebanyak tiga siklus untuk mata pelajaran IPA.  Laporan ini memuat Pendahuluan, Perencanaan Perbaikan Pembelajaran, Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran, Hasil Penelitian, dan Pembahasan, serta Saran.

B.       Rumusan Masalah
a.       Identifikasi Masalah
Sebagaimana yang telah penulis kemukakan pada bab terdahulu, maka dalam laporan ini hanya dipilih untuk memaparkan 1 (satu) mata pelajaran saja yaitu perbaikan mata pelajaran IPA. Di sini penyebaran nilai ulangan harian sebagai bahan petimbangannya, dalam ulangan harian itu diketahui nilainya rata-rata rendah dan dari segi kemampuan penyerapan materi pembelajaran juga masih banyak siswa yang tingkat pemahamannya relatif rendah. Selama pembelajaran berlangsung, jarang sekali ada siswa yang mengajukan pertanyaan maupun memberikan tanggapan terhadap apa yang telah dijelaskan oleh guru.
 Berawal dari kenyataan tersebut,  penulis dapat mengidentifikasi kekurangan dari pembelajaran mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan Perkembangbiakan Tumbuhan yang Subpokok bahasannya Perkembangbiakan Tumbuhan secara Vegetatif. ada beberapa masalah yang ditemukan dalam proses pembelajaran untuk dijadikan sebagai fokus perbaikan, yaitu:
1.      Kurangnya motivasi dan minat belajar siswa
2.      Hasil belajar siswa yang masih rendah
3.      Siswa tidak bisa mengerjakan saat diberikan tugas latihan soal
4.      Sebagian siswa menyontek
5.      Kurangnya respon dan tanggapan dari siswa saat proses belajar mengajar

b.    Analisis dan Perumusan Masalah
1.    Analisis Masalah
Berdasarkan hasil diskusi antara penulis dengan teman sejawat ditemukan bahwa penyebab siswa kurang minat, kurang aktif dan kurang menguasai materi Perkembangbiakan Tumbuhan disebabkan oleh faktor-faktor sebagai berikut:
1.   Penyampaian materi oleh guru selalu monoton
2.   Metode mengajar yang digunakan guru kurang menarik bagi siswa
3.   Guru tidak menggunakan media pembelajaran
4.   Guru tidak memberikan kesempatan bertanya pada siswa
5.   Guru kurang memotivasi siswanya
6.   Siswa kurang menyimak pelajaran yang disampaikan
Berdasarkan hal tersebut, maka fokus perbaikan pembelajaran IPA adalah “ Bagaimana meningkatkan penguasaan siswa terhadap materi pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam melalui penggunaan Media dan kerja kelompok?”
Berawal dari fokus perbaikan pembelajaran tersebut, maka seorang guru harus berperan sebagai fasilitator dengan memfasilitasi tumbuhnya motivasi belajar siswa. Dalam hal ini, seorang guru dituntut untuk aktif dalam proses pembelajaran. Roger (dalam Anthony J. Sutich dan Miles A. Vich, 1996) sebagaimana yang dikemukakan oleh Abin Syamsudin dan Nandang Budiman (2006:1-11) menegaskan bahwa dalam proses pembelajaran, guru berperan aktif dalam hal:
a.    Membantu menciptakan iklim kelas yang kondusif dan sikap positive terhadap
Pembelajaran
b.   Membantu peserta didik dalam mengklasifikasi tujuan belajar dengan cara memberikan kesempatan kepada peserta didik secara bebas dalam menyatakan apa yang ingin mereka  pelajari
c.    Membantu peserta didik mengembangkan minat yang bertujuan sebagai kekuatan
     pembelajaran
d.   Menyediakan sumber-sumber pembelajaran.
Dalam usaha meningkatkan kemampuan siswa SD, maka dibutuhkan adanya kreativitas dan kemauan kuat yang harus dilaksanakan oleh para guru secara profesional. 
2.   Perumusan Masalah
Berdasarkan hasil analisis di atas, maka rumusan masalah dalam Penelitian Tindakan Kelas adalah :
a.       Apakah penggunaan media dalam pembeljaran IPA dapat meningkatkan keaktifan siswa kelas VI SDN 17 Rejang Lebong ?
b.      Apakah penggunaan media dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan kemampuan guru merencanakan pembelajaran?
c.       Apakah penggunaan media dalam pembelajaran IPA meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, khususnya sebagai fokus perbaikan?
d.      Apakah penggunaan media dalam pembelajaran IPA dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas VI SDN 17 Rejang Lebong ?


C.      Tujuan Penelitian
Berdasarkan identifikasi yang telah didapat pada saat pelaksanaan proses pembelajaran dan dengan bimbingan serta diskusi bersama teman sejawat guna memperoleh kesepakatan. Adapun, rencana yang diperoleh dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran (RPP) yang dilaksanakan adalah penggunaan media, sebagai RPP I dan RPP II yang telah dirancang. media yang digunakan di sini berupa Tumbuh-tumbuhan, bunga, gambar penyerbukan dan lain-lain. Hal ini seperti yang telah ditetapkan pada mata pelajaran IPA dengan pokok bahasan Perkembangbiakan Tumbuhan serta Sub pokok bahasan, yaitu Perkembangbiakan Tumbuhan secara vegetatif. Sementara, model pembelajaran  yang digunakan di sini adalah Model Think Pair Share (TPS) Berbasis Multi Media.
       Adapun, rencana perbaikandalam pembelajaran IPA adalah sebagai berikut:
a.    Rencana Perbaikan Pembelajaran I
Rencana Perbaikan I ini meliputi:
1.      Memotivasi siswa aktif mengikuti pelajaran
2.      Memotivasi siswa aktif menggunakan media
3.      Melatih siswa berani mengemukakan pendapat dalam kerja  kelompok
4.      Melatih siswa berkerjasama dalam diskusi kelompok
5.      Melatih siswa mampu menghargai pendapat orang lain
Konsep  RPP I di atas, dikemukakan bahwa media pembelajaran merupakan sarana untuk memudahkan siswa memahami materi pelajaran. Hal ini sejalan dengan pendapat Miarso (1980) menegaskan bahwa media pemmbelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan anak didik sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada diri siswa.
Di samping itu, dalam Rencana Perbaikan Pembelajaran ini juga memberikan kesempatan siswa untuk berdiskusi dalam menyelesaikan soal-soal. Hera Lestari Mikarsa dkk. (2007 : 1-28), mengemukakan bahwa prinsip praktis yang relevan dengan pembelajaran ialah bahhwa anak usia sekolah dasar harus diberi kesempatan untuk bekerja dalam kelompok kecil, di sini juga guru menciptakan kemudahan diskusi di antara anak dengan jalan memberikan komentar dan dukungan atas pendapat dan gagasan anak.
b.      Rencana Perbaikan Pembelajaran II
Berdasarkan hasil diskusi antara penulis dengan teman sejawat, maka pebaikan pembelajaran II adalah sebagai berikut :
1.      Lebih mengaktifkan siswa untuk mnegikuti pembelajaran
2.      Lebih mengaktifkan siswa dalam menggunakan media
3.      Lebih meningkatkan lagi keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat dalam kerja kelompok
4.      Meningkatkan lagi kemampuan kerja kelompok siswa untuk bekerja sama dalam diskusi kelompok
5.      Meningkatkan lagi kemampuan kerja kelompok siswa dalam menarik kesimpulan dari hasil diskusi kelompok

D.    Manfaat penelitian
      Pelaksanaan perbaikan melalui PTK diperoleh kesimpulan bahwa dengan menggunakan model Think Pair Share (TPS) berbasis multi media besar manfaatnya, terutama manfaat bagi guru, bagi siswa dan bag sekolah
1.    Manfaat bagi Guru
Dengan melakukan perbaikan PTK dapat dimanfaatkan untuk memperbaiki pembelajaran yang dikelolanya. karena sasaran akhir PTK adalah perbaikan pembelajaran. Dalam perbaikan yang dilakukan guru telah ditemukan metode yang tepat untuk pembelajaran ilmu pengetahuan alam kelas VI. Metode ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dan juga meningkatkan kualitas pembelajaran yang dikelolanya. Di samping itu, penemuan ini pun dapat dikembangkan pada para guru atau teman sejawat, terutama guru yang mengajar pembelajaran IPA.
2.      Manfaat bagi Siswa
Dengan ditemukannya model Think Pair Share(TPS) dapat memperkuat terhadap penilikan informasi siswa yang sifatnya akan lebih menguatkan kemampuan siswa. karena tujuan PTK adalah memperbaiki hasil belajar siswa.

3.      Manfaat bagi Sekolah
Dari apa yang telah dilakukan dalam PTK, sekolah menemukan model pembelajaran yang berdampak pada hasil belajar siswa yang semakin meningkat. para gurunya terampil melaksanakan PTK tentu akan memetik manfaatnya. Sebagaimana yang diargumentasikan oleh Hargrenves (dalam Hopkins, 1993:128) : menunjukkan betapa eratnya hubungan perkembangan sekolah dengan kemampuan guru, demikian sebaliknya guru tidak akan berkembang tanpa perkembangan sekolah. sehingga sekolah mempunyai kesempatan yang besar untuk merubah secara menyeluruh. Dalam konteks ini PTK memberikan sumbangan yang positif terhadap kemajuan sekolah.




















BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A.  Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu proses dimana suatu organism berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman(Gagne, 1984). Menurut Piaget (Mikarsa dkk, 2003), belajar adalah teori kongnitif dalam pendidikan bahwa belajar tidak harus berpusat pada guru, tetapi siswa harus aktif. Oleh karena itu, penggunaan keterampilan bertanya dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas sesuatu dalam proses belajar efektif dan efesien. Sedangkan tujuan PTK adalah memperbaiki belajar siswa (Raka Joni, Kardiawarman, Hadi Subroto, 1998).
B.  Pengertian Prestasi Belajar
Menurut Sukirin (1981:53) Prestasi belajar adalah suatu kegiatan yang disengaja untuk mengubah tingkah laku, sehingga diperoleh kkecakapan baru. Sedangkan menurut Rustiyah (1982:14) Prestasi belajar yaitu seberapa besar perubahan yang diperoleh seorang anak yang belajar. Prestasi belajar adalah hasil jadi dari proses bbelajar. Prestasi belajar ditentukan oleh sejumlah variabel yang cukup banyak dan saling berkaitan juga kompleks. Salah satu yang menentukan keberhasilan suatu pembelajaran adalah penyampaian materi yang baik dan dapat disajikan oleh guru ditunjang dengan strategi dan metode penyampaian materi.
C.  Pengertian Media
Media dalah pembelajaran yang merupakan wahana dari pesan informasi yang oleh sumber pesan (guru) ingin diteruskan kepada penerima pesan (siswa). Kata media berasal dari bahasa Latin yang merupakan bentuk jamak dari kata Medium yang secara harfiah berarti “Perantara”  (Heinich dkk. 1982).
D.  Metode Diskusi
Keuntungan metode diskusi, menurut Suswati (2003) ialah anak dapat saling tukar menukar pendapat. Anak yang lemah dapat menyimak dari anak yang pintar serta saling isi pengalaman ilmu. Pada dasarnya metode diskusi hampir sama dengan metode tanya jawab, hanya pada metode diskusi siswa dituntut untuk aktif dan guru berperan sebagai fasilitator.
Penulis menyimpulkan bahwa perbaikan melalui PTK dapat meningkatkan kemampuan guru dalam mengajar, meningkatkan hasil belajar siswa serta meningkatkan mutu pendidikan Sekolah. Dengan pokok bahasan Pengangkutan dan komunikasi, diharapkan siswa dapat menyebutkan jenis dan alat pengangkkutan yang banyak digunakan di Indonesia.
Adapun, ranah yang dimunculkan di sini adalah dalam bentuk Taksonomi ( Bloom, 1963) yaitu Afektif yang menyangkut aspek sikap atau perilaku dan Kognitiif, dimana pembelajaran ini lebih mengedepankan pada ilmu pengetahuan.




























BAB III
METODE PENELITIAN
A.      Subjek Penelitian
1.      Tempat dan Waktu Pelaksanaan
Perbaikan Pembelajaran dilaksanakan di SDN 17 Rejang Lebong dengan siswa kelas VI sebagai Subjek Penelitian. Adapun siswa tersebut berjumlah 20 orang yang terdiri atas 11 laki-laki dan 9 perempuan. Perbaikan pembelajaran ini difokuskan pada mata pelajaran IPA. Berikut adalah jadwal pelasanaan perbaikan pembelajaran yang dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
          Tabel I. Jadwal Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam
           kelas VI SD Negeri 17 Rejang Lebong.
No
Hari /
Tanggal
Tempat /
Kelas
Waktu
Mata
Pelajaran
Pokok bahasan/
Sub Pokok bahasan
Siklus
1
Rabu
09-08-2017
SDN 17 Rejang Lebong
07.30-09.15
IPA
Perkembangbiakan Tumbuhan membahas perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative alami
I
3
Rabu
16-08-   2017
SDN 17 Rejang Lebong
07.30-09.15
IPA
Perkembangbiakan Tumbuhan membahas perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative buatan
II
5
Rabu
23-08-2017
SDN 17 Rejang Lebong
07.30-09.15
IPA
Perkembangbiakan Tumbuhan membahas perkembangbiakan tumbuhan secara Generatif
III

2.  Karakteristik Subjek Penelitian
Siswa kelas VI SDN 17 Rejang Lebong berjumlah 20 orang yang terdiri atas 11 orang laki-laki dan 9 orang perempuan. Mata pencarian orang tua siswa mayoritas petani, sekitar  90 %. Mengenai motivasi belajar siswa sangat dipengaruhi oleh lingkungan yang merupakan daerah pedesaan. Dalam hal ini motivasi belajar siswa dalam kategori masih rendah.

3.   Pelaksanaan
Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus pembelajaran. Pada setiap siklus terdapat 4 (empat) kegiatan, yaitu Perencanaan, Pelaksanaan, Pengamatan/Observasi dan Refleksi.

B.     Deskripsi Per Siklus
Sebagaimana yang penulis telah kemukakan pada bab terdahulu, bahwa dalam Perbaikan Pembelajaran, mata pelajaran yang dipilih adalah IPA. dengan pokok bahasan Perkembangbiakan Tumbuhan dan Subpokok bahasan perkembangbiakan tumbuhan secara vegetatif, prosedur yang ditempuh adalah dengan pelaksanaan Siklus I, Siklus II dan Siklus III, seperti yang dijabarkan berikut ini.
Pelaksanaan Siklus I
Pada siklus I, tahapannya adalah sebagai berikut:
a.    Perencanaan
Perencanaan ini meliputi:
1.      Membuat rencana pembelajaran dengan pokok bahasan Perkembangbiakan Tumbuhan
2.      Menyiapkan media pembelajaran
3.      Menyiapkan alat observasi
4.      Membuat soal-soal evaluasi
b.    Tindakan
Guru melaksanakan proses pembelajaran IPA sesuai dengan perencanaan dengan langkah-langkah sebagai berikut:
Kegiatan Awal ( 5 Menit )
1.      Guru menyampaikan persepsi dengan menggunakan media pembelajaran kepada siswa dalam menyampaikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat menarik minat siswa dalam materi yang berhubungan dengan perkembangbiakan
Contoh :
a.       Mengapa mahluk hidup perlu berkembang biak?
b.      Burung penguin berkembang biak dengan ……
2.      Guru menyampaikan tujuan dan kegiatan pembelajaran yang mana diharapkan siswa dapat menyebutkan contoh perkembangbiakan vegetative alami

Kegiatan Inti ( 45 Menit )
     Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam kegiatan inti ini adalah sebagai berikut:
1.      Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan materi dengan judul Perkembangbiakan Tumbuhan secara Vegetatif alami
2.      Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkannya
3.      Siswa diminta berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan pertanyaan tersebut
4.      Siswa dibagi dalam beberapa kelompok
5.      Siswa dibagi LDS setiap kelompok masing-masing
6.      Guru menjelaskan petunjuk kerja dalam LDS
7.      Secara berkelompok siswa mengerjakan LDS
8.      Perwakilan kelompok melaporkan hasil LDS ke depan kelas
9.      Kelompok lain menanggapi jawaban
10.  Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami tentang Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif

Kegiatan akhir (± 20 menit )
1.      Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
2.      Guru memberikan evaluasi berdasarkan materi-materi yang dipelajari
3.      Guru memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa untuk mengerjakan PR
4.      Guru mengajak msiswa untuk membiasakan mengerjakan PR
c.  Observasi
                   Observasi dilakukan oleh teman sejawat sebagai pengamat dari aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Teman sejawat membantu mengumpulkan data dengan menggunakan lembar observasi seperti yang ada pada lampiran.
c.    Refleksi
Setelah pembelajaran selesai, Peneliti bersama teman sejawat melakukan diskusi untuk menemukan apakah kelemahan dan kelebihan pada siklus I.
Adapun, kelemahan-kelemahan yang ditemukan adalah sebagai berikut:
1.    Karena waktu yang disediakan cukup singkat, hal ini membuat siswa tergesa-gesa pada saat diskusi
2.    Dengan alokasi waktu yang terbatas menyebabkan para siswa kurang berkonsentrasi dalam menarik kesimpulan.
Sedangkan, kelebihannya adalah sebagai berikut:
1.    Siswa terlihat cukup menggembirakan pada saat Penulis menggunaka metode diskusi dan memperagakan media tumbuhan, misalnya: wortel,bawang merah,kentang, dan lain-lain
2.    Siswa cukup interaktif dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pelaksanaan Siklus II
Pada siklus II, tahapannya adalah sebagai berikut:
a.    Perencanaan
Perencanaan ini meliputi:
1.    Membuat rencana perbaikan pembelajaran I dengan pokok bahasan Perkembangbiakan Tumbuhan, kemudian Mempersiapkan media yang digunakan.
2.    Mempersiapkan alat observasi
3.    Membuat soal evaluasi.

b.    Tindakan
        Guru melaksanakan proses pembelajaran IPA sesuai dengan perencanaan pada langkah-langkah berikut:
Kegiatan Awal ( 5 Menit )
1.    Guru memberikan apersepsi melalui:
Pertanyaan-pertanyaan yang dapat memotivasi siswa dalam menyelesaikan soal-soal mengenai perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative buatan.
Contoh :
a.       Sebutkan 2 contoh tumbuhan jenis buahan yang dapat di cangkok !
b.      Sebutkan  contoh tumbuhan yang dikembangbiakan dengan setek batang !
2.      Guru menyampaikan topik pembelajaran yaitu:
            Perkembangbiakan tumbuhan secara vegetative buatan
3.      Guru menyampaikan tujuan pembelajaran yaitu:
           Siswa dapat menjelaskan fungsi dan manfaat pengangkutan.
Kegiatan Inti ( 45 Menit )
Guru melaksanakan kegiatan inti melalui langkah-langkah berikut:
1.      Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan materi dengan judul Perkembangbiakan Tumbuhan secara vegetative buatan
2.      Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkannya
3.      Siswa diminta berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan pertanyaan tersebut
4.      Siswa dibagi dalam beberapa kelompok
5.      Siswa dibagi LDS setiap kelompok masing-masing
6.      Guru menjelaskan petunjuk kerja dalam LDS
7.      Secara berkelompok siswa mengerjakan LDS
8.      Perwakilan kelompok melaporkan hasil LDS ke depan kelas
9.      Kelompok lain menanggapi jawaban
10.  Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami tentang Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif

Kegiatan akhir (± 20 menit )
1.      Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
2.      Guru memberikan evaluasi berdasarkan materi-materi yang dipelajari
3.      Guru memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa untuk mengerjakan PR
4.      Guru mengajak msiswa untuk membiasakan mengerjakan PR

c.    Observasi
       Observasi dilakukan oleh teman sejawat dalam mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam hal ini teman sejawat membantu mengumpulkan data dengan menggunakan lembar observasi (lembar observasi terlampir).
d.   Refleksi
     Setelah pembelajaran selesai, Peneliti bersama teman sejawat melakukan diskusi untuk menemukan kelemahan dan kelebihannya.
     Adapun, kelemahan-kelemahan yang ditemukan adalah sebagai berikut:
1.      Penjelasan yang diberikan terlampau cepat
2.      Peneliti tidak menyampaikan aturan diskusi pada awal pembelajaran.
     Sedangkan, kelebihannya adalah sebagai berikut:
1.      Penyediaan alat peraga berupa gambar dan mainan yang bermacam-macam dapat memudahkan siswa dalam menyelesaikan soal-soal
2.      Dengan meminta beberapa siswa menyelesaikan soal di papan tulis secara bergiliran, dapat meningkatkan konsentrasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.

Pelaksanaan Siklus III
Pada Siklus III, tahapannya adalah sebagai berikut:
a.    Perencanaan
Perencanaan ini meliputi:
1.      Membuat rencana Perbaikan Pembelajaran II dengan pokok bahasan menguraikan perkembangbiakan tumbuhan secara generatif
2.      Mempersiapkan media pembelajaran
3.      Mempersiapkan alat observasi
4.      Membuat soal evaluasi



b.    Tindakan
Guru melaksanakan proses pembelajaran IPA sesuai dengan perencanaan pada langkah-langkah berikut:
      Pendahuluan ( ± 10 menit)   
1.      Mengkondisikan kelas agar siswa siap untuk belajar
2.      Guru memberikan apersepsi yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan misalnya  :  Sebutkan contoh bunga sempurna !
        Apakah kegunaan tangkai bunga !
3.      Memotivasi siswa supaya aktif

Kegiatan inti (± 40 menit)
1.      Secara klasikal siswa memperhatikan penjelasan materi dengan judul Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif
2.      Guru mengajukan pertanyaan yang berhubungan dengan pelajaran, kemudian siswa diminta untuk memikirkannya
3.      Siswa diminta berpasangan dengan siswa lain untuk mendiskusikan pertanyaan tersebut
4.      Siswa dibagi dalam beberapa kelompok
5.      Siswa dibagi LDS setiap kelompok masing-masing
6.      Guru menjelaskan petunjuk kerja dalam LDS
7.      Secara berkelompok siswa mengerjakan LDS
8.      Perwakilan kelompok melaporkan hasil LDS ke depan kelas
9.      Kelompok lain menanggapi jawaban
10.  Siswa diberi kesempatan untuk bertanya tentang materi yang belum dipahami tentang Perkembangbiakan Tumbuhan secara Generatif

Kegiatan akhir (± 20 menit )
1.      Siswa bersama guru menyimpulkan materi pelajaran
2.      Guru memberikan evaluasi berdasarkan materi-materi yang dipelajari
3.      Guru memberikan tindak lanjut dengan meminta siswa untuk mengerjakan PR
4.      Guru mengajak msiswa untuk membiasakan mengerjakan PR



c.    Observasi
            Observasi dilakukan oleh teman sejawat dalam mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Teman sejawat membantu mengumpulkan data menggunakan lembar observasi (lembar observasi terlampir).
d.   Refleksi
Setelah pembelajaran selesai, peneliti bersama teman sejawat melakukan diskusi guna menemukan apakah yang menjadi kelemahan dan kelebihannya.
     Adapun, kelemahan-kelemahan yang ditemukan adalah sebagai berikut:
1.      Alat peraga yang digunakan kurang menarik perhatian siswa
2.      Guru membiarkan saja siswa berbicara tanpa kendali.
     Sedangkan, kelebihannya adalah sebagai berikut:
1.      Guru dalam mengajar sangat bersemangat sehingga memudahkan siswa untuk memahami materi pelajaran.
2.      Penyediaan media pembelajaran berupa gambar yang menarik berupa: bagian-bagian bunga sempurna. sebenarnya, bunga-bunga yang sempurna dan tidak sempurna dapat mempermudah siswa untuk lebih memahami pelajaran.

C.       Hal-hal yang Unik
Selama penulis melaksanakan kegiatan perbaikan, terdapat beberapa peristiwa yang unik ditemui, baik dari sisi guru sebagai peneliti maupun dari sisi siswa yang mengikuti kegiatan pembelajaran. Sebagai gambaran tentang keunikan-keunikan yang terjadi, dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.    Karena diamati langsung oleh supervisor dan teman sejawat, pada awal mengajar penulis merasa kurang percaya diri dan terkesan agak kaku di saat menghadapi para siswa. Namun demikian, perasaan itu tidak berlangsung lama dan kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancer.
2.    Penulis sedikit kewalahan dalam mengajar, karena dalam waktu yang bersamaan penulis melakukan kegiatan mengajar serta sibuk menghimpun data yang dibutuhkan sebagai bahan guna menyusun laporan kegiatan.
3.    Dari para siswa, tingkah lakunya sedikit tampil beda dari hari biasanya. Ada yang diam seperti ketakutan, ada yang keluar masuk ruangan dan ada juga yang terus-menerus pergi ke toilet. Akan tetapi, setelah media pembelajaran disiapkan dan dilanjutkan dengan memulai proses pembelajaran dalam suasana yang menyenangkan saat menyampaikan maksud dan tujuan dari kegiatan rencana pembelajaran, suasana yang awalnya terkesan kaku menjadi kondusif  kembali dan siswa terlihat serius dalam mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut.






















BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A.    Deskripsi Persiklus
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap tindakan kelas dikelas VI SD Negeri 17 Rejang Lebong. Kecamatan Curup Selatan Kabupaten Rejang Lebong, yaitu meliputi hasil belajar IPA, hasil kreatif siswa, hasil kemampuan merencanakan pembelajaran dan hasil kemampuan melaksanakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel-tabel berikut ini :
a.       Hasil belajar siswa
Hasil belajar siswa pada siklus I, II, dan III dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2 : Data Hasil Belajar Siswa
No
Nama Siswa
Nilai Siswa
Keterangan
Siklus I
(RP)
Siklus II
(RPP I)
Siklus III
(RPP II)

1
Dita Gres sella
40
50
70
Kurang
2
Amori Berliana
60
70
80
Baik
3
Diye Saputra
50
60
80
Baik
4
Bunga Dewi PS
50
60
70
Kurang
5
Dea Nabila
60
70
90
Baik
6
Rendi Saputra
50
70
100
Baik
7
Edi Sujoko
50
60
70
Kurang
8
Tedi Suparlan
50
70
80
Baik
9
Endang Kurniawan
40
70
90
Baik
10
M Iqbal
80
80
100
Baik
11
Tri Hayatika
60
70
80
Baik
12
Nadiva
60
80
90
Sedang
13
Nopita Sari
60
90
100
Baik
14
Resi
50
60
70
Cukup
15
Leza Agustina
60
70
70
Baik
16
Rio Zeean
50
70
80
Baik
17
Yudi Irwansyah
50
60
70
Kurang
18
Putra Irawan
40
60
70
Kurang
19
Pdiya
50
60
70
Kurang
20
Yessa
40
60
70
Cukup
Jumlah
1030
1340
1600

Rata-rata
5,1
6,7
8,0
Sudah tuntas

Sumber : Daftar Nilai Hasill Perbaikan Pembelajaran Siklus I, II, dan III kelas VI
SDN 17 Rejang Lebong
B.     PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa pada siklus I, nilai rata-ratanya baru mencapai 5,1. Pada siklus II terjadi peningkatan sebesar 6,7. Selanjutnya pada siklus III terjadi peningkatan yang sangat siqnifikan yaitu sebesar 8,0. Dengan demikian, dapat dikemukakan bahwa upaya perbaikan pembelajaran dilaksanakan dalam mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di kelas VI SD Negeri 17 Rejang Lebong dapat dikatakan berhasil dengan baik.. Jadi, dapat dikatakan bahwa adanya peningkatan tersebut menggambarkan adanya suatu peningkatan hasil perbaikan yang cukup memuaskan, yang dapat dikatakan juga bahwa sudah ada peran aktif dari para siswa dalam mengikuti kegiatan perbaikan pembelajaran.



b.      Hasil keaktifan siswa
Hasil penelitian terhadap keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 3 : Data Hasil Keaktifan Siswa Kelas VI SD Negeri 17 Rejang Lebong dalam mata pelajaran IPA
No
Aspek yang diamati
Skor
Keterangan
1
2
3
1
Keseriusan siswa mengikuti pelajaran


ü

2
Perhatian terhadap pelajaran

ü


3
Ketertarikan sisiwa dengan media pembelajaran

ü


4
Keaktifan siswa untuk menggunakan media pembelajaran

ü


5
Kerjasama siswa dalam diskusi kelompok


ü

6
Cara menyimpulkan hasil diskusi


ü


Berdasarkan data pada tabel 3 di atas, dapat dikatakan bahwa :
1.      Siswa terkesan antusias dengan menggunakan model TPS
2.      Siswa terlihat interaktif  dalam mengikuti proses pembelajaran
3.      Siswa aktif dalam KBM
4.      Siswa merasa terbantu dalam memahami pelajaran dengan menggunakan media
5.      Siswa sangat senang melihat penelitian kembali masuk ke kelas untuk melakukan proses pembelajaran
6.      Siswa aktif dalam diskusi kelompok

c.     Hasil kemampuan guru merencanakan pembelajaran
Untuk mengetahui data hasil kemampuan guru merencanakan pembelajaran dapat dilihat pada tabel berikut ini :


       Tabel 4. Hasil Kemampuan Guru Merencanakan Pembelajaran
No
Yang diamati
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Keterangan
1
Menetukan bahan pelajaran dan merumuskan tujuan
3,5
4,0
4,0

  2
Mengembangkan dan mengorganisasikan materi media (alat peraga)
3,6
3,6
4,0

3
Kegiatan pembelajaran
3,6
3,6
4,0

4
Merancang pengelolaan kelas
3,5
4,0
3,5

5
Merencanakan prosedur atau jenis dan menyiapkan alat pelajaran
3,5
3,5
4,0

6
Tampilan dokumen rencana pembelajaran
3,5
3,5
4,0


Nilai rata-rata
3,53
3,8
3,92


Dari tabel di atas, diketahui bahwa kurang terlihatnya motivasi guru dalam menggugah siswa untuk belajar secara aktif, di antaranya guru kurang dapat untuk menentukan jenis kegiatan dengan mengikut sertakan siswa dalam kegiatannya. Untuk itu, diharapkan guru dapat membuat rencana pembelajaran yang lebih baik lagi.
d.    Hasil kemampuan guru melaksanakan pembelajaran untuk menggambarkan tentang kegiatan pelaksaan pembelajaran, dapat dilihat pada tabel 5 berikut :






Tabel 5 : Data Hasil Kempuan Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran
No
Yang diamati
Siklus I
Siklus II
Siklus III
Keterangan
1
Mengelola ruang dan fasilitas
3,5
4,0
4,0

2
Melaksanakan kegiatan
3,5
3,5
4,0

3
Mengelola interaksi kelas
3,6
3,6
4,0

4
Bersikap terbuka dan luwes serta  membantu mengembangkan sikap positif siswa terhadap belajar
3,4
3,6
3,6

5
Mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelanjaran mata pelajaran Ilmu pengetahuan Sosial
3,0
3,6
4,0

6
Melaksanakan penilaian proses dan hasil, kesan untuk pelaksanaan
3,5
3,5
3,5

7
Kesan umum pelaksanaan pembelajaran
3,5
3,5
4,0


Nilai rata-rata
3,42
3,6
3,87


Dari tabel 5 di atas terlihat bahwa guru kurang mendemonstrasikan kemampuan khusus dalam pembelajaran mata pelajaran tertentu, untuk itu seorang guru hendaknya dapat menampilkan kemampuannya semaksimal mungkin.



Deskripsi Temuan dan Refleksi
Berdasarkan hasil pengelolaan data di atas, diketahui bahwa penulis selalu melaksanakan perbaikan dalam setiap siklusnya.Dengan diawali dari siklus I yang masih terdapat kekurangan yaitu sebelum sempurnanya penguasaan kelas dan penggunaan waktu dalam kegiatan inti. Sehingga ada kesan penulis sedikit kaku dalam memanfaatkan waktu. Pada siklus ini juga siswa masih menganggap waktu yang tersedia adalah dua jam pelajaran. Padahal sebelum pembelajaran penulis telah memberitahukan bahwa perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada setiap pertemuan yaitu selama 45 menit.
Pada pelaksanaan pembelajaran pada silkus II, walaupun masih ditemukan adanya kekurangan, namun penulis telah berusaha untuk tegas dalam pengetahuan waktu.  Dengan demikian dampak positifnya adalah adanya peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran. Pada siklus ini kegiatan diskusi dan latihan masih terlihat terburu-buru. Namun demikian dalam siklus ini sudah terlihat adanya peningkatan  dalam pembelajaran.
Dengan telah dilaksanakannya kegiatan pembelajaran pada silkus III, masalah keterbatasan waktu telah dapat dikendalikan oleh penulis secara efektif dan efisien motivasi siswa sudah cukup tinggi dengan adanya peran aktif siswa dalam mengikuti pembelajaran.
C.  Pembahasan dari Setiap Siklus
Mencermati data yang terdapat pada tabel I tentang hasil belajar siswa, diikuti adanya peningkatan yang signifikan pada siklus I, nilai rata-rata sebesar 5,1. Nilai pada siklus II meningkat menjadi 6,7 dan hasil yang cukup memuaskan yaitu pada siklus III nilai rata-rata yang dicapai sebesar 8,0. Dengan demikian perbaikan pembelajaran yang telah dilakukan penulis dapat dikatakan berhasil.
Bila dilihat dari rencana pembelajaran, rencana perbaikan pembelajaran I dan II, yang telah disusun penulis menunjuk bahwa kemunculan aspek-aspek yang harus ditampilkan oleh penulis dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran telah baik secara keseluruhan.
Dari hasil pengamatan  I dan II dari setiap siklusnya terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Selanjutnya, dari hasil diskusi penulis dengan teman sejawat terhadap hasil perbaikan pembelajaran, baik ditinjau dari nilai hasil belajaran siswa, maupun ditinjau dari nilai rata-rata kemampuan penulis pada setiap siklusnya, telah terlihat adanya kemajuan yang cukup memuaskan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.  Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan pelaksanaan kegiatan perbaikan pembelajaran IPA siswa kelas VI SDN 17 Rejang Lebong, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
a.       Penggunaan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam sebagaimana yang dapat diketahui pada siklus II dan siklus III. Kenyataan ini dapat dikemukakan bahwa pada siklus I memperoleh rata-rata kelas sebesar 5,1. Akan tetapi setelah dilaksanakan perbaikan pembelajaran, diperoleh peningkatan pada siklus II yaitu 6,7. Terakhir pada siklus III peningkatannya cukup menggembirakan yaitu sebesar 8,0.
b.      Tindakan perbaikan kelas melalui pembelajaran Siklus I, Siklus II dan Siklus III, diketahui telah terjadi peningkatan motivasi belajar siswa.
c.       Penggunaan model pembelajaran Think Pair share(TPS) melibatkan peran aktif siswa dalam pelaksanaan pembelajaran akan mampu menjadikan situasi kelas yang aktif dan kreatif.

B.  Saran dan Tindak Lanjut
Melihat kenyataan yang terjadi selama pelaksanaan tindakan perbaikan pembelajaran yang penulis lakukan di kelas VI SDN  17 Rejang Lebong pada mata pelajaran IPA, maka penulis sarankan hal-hal sebagai berikut:
a.    Guru mendapatkan hasil yang maksimal dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa. Dalam pelaksanaan pembelajaran diharapkan seorang guru harus bisa menyesuaikan penggunaan metode yang cocok dengan materi pembelajaran, dengan harapab dapat memaksimalkan hasil belajar siswa.
b.    Sehubungan masih ditemukannya beberapa siswa yang tingkat kemapuan pemahaman terhadap mata pelajaran IPA dirasa masih kurang dengan apa yang diharapkan, disarankan kepada guru untuk lebih memperhatikan dan meningkatkan keterampilan siswa dalam menggunakan media pembelajaran sehingga memudahkan mereka dalam memahami mata pelajaran yang sedang diajarkan.
c.    Seorang guru diharapkan dapat memanfaatkan keadaan maupun sarana yang tersedia di lingkungan tempat belajar untuk mempermudah mencari sarana yang dapat dijadikan sebagai media pembelajaran.
Di sini diharapkan siswa dapat lebih mudah memahami mata pelajaran dan dapat membuat pelaksanaan pembelajaran menjadi lebih praktis dan menarik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenangan di Yogyakarta

  Jogya 14 Juli 2022 Salam literas @asnati