Pengikut

Selasa, 19 Januari 2021

Temanku

 


*Guru Inspirasiku*

Pada tulisan kali di mana masa PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)karena Covid-19.Aku akan mencerita sesosok Ibu Wasriah,S.Pd.yang akrab kami sapa dengan sebutan "bu Sri"beliau adalah seorang guru honorer,yang mengabdi dari tahun 2006.Wanita tangguh,memiliki Dua orang anak satu putra dan satu orang putri,sedang suami seorang buruh Tani.Dan Juga aku akan menceritakan sosok guru hebat di masa SLTP dulu.

Pada masa covid-19 ini,Kalau yang seperti dijelaskan kan oleh Bapak Profesor Eko indrajit,pembelajaran PJJ, di mana pembelajaran banyak menerapkan daring(online) yaitu melalui Zoom meeting ,YouTube atau aplikasi lainnya  sedangkan di SDN 163 Rejang Lebong tidak bisa diterapkan.Pola mengajar di SDN 163 Rejang Lebong hanya bisa menerapkan secara Luring(tidak dalam jaringan).Pertama(1)guru memanggil siswa ke sekolah satu persatu memberikan tugas kepada siswa-siswi bergantian.Kedua(2)metode  door to door atau guru memberi tugas kepada siswa ke rumah-rumah (ke pondok-pondok)kemudian mengambil kembali tugas anak tersebut.

Kisah seru saat bu sri menerapkan metode pembelajaran pertama,Bu sri laksana prajurit latihan perang sebelum berangkat perang,sudah kebiasaan prajurit sebelum berangkat perang latihan tembak.Nah oleh bu Sri sebelum memberi tugas kepada siswa,satu persatu kening siswa di tembak oleh bu Sri.Ada salah satu siswa lari terbirit-birit tidak mau di tembak."ampun bu "kata siswa tersebut "saya tidak mau di tembak" baru ibu sri jelaskan"ibu bukan nembak nak ! yang di pegang ibu bukan pistol,tapi alat pengukur suhu..he...he...

Tidak kalah serunya juga,saat bu sri menerapkan metode pembelajaran kedua yaitu mendatangi rumah siswa karena di daerah 3T 70% Rumah siswa boleh dikatakan masih pondok.Jarak tempuh rumah bu Sri dengan pondok siswa ada yang sampai 1 jam.jauh juga kan.Bu Sri hanya dengan berjalan kaki ke kediaman siswa.pernah terjadi kaki bu sri sampai mengalir darah,baru sampai ke pondok siswa.Penasarankan ?maksudnya kaki bu Sri  berdarah bukan karena berjalan tetapi di kaki bu sri di gigit pacat.Sebab menuju pondok siswa masih jalan setapak,hutan lagi.Bu Sri
merupakan sosok pahlawan di Sekolah yang aku pimpin.

Sosok Bu Sri ini mengingatkan aku pada tiga(3) orang  ibu guru cantik di masa SLTP yaitu Ibu Emi Hartati, Ibu Siti Saidah dan ibu Sudarmi.Mereka adalah guru-guru ku waktu SLTP. Waktu mereka mulai mengajar di SLTP kami.Banyak suka -duka yang mereka ceritakan. Di mana mereka masih gadis belia harus mencari sekolah  yang mereka tidak tahu  di mana alamatnya,dengan bersusah payah  mereka bertanya, akhirnya tahu bahwa sekolah kami berada di pelosok yaitu SLTP Negeri 4 Padang Ulak Tanding.

SLTP tersebut berada  di Desa pengambang Kecamatan Padang Ulak Tanding.Kalau kini sudah dimekarkan menjadi Kecamatan Sindang Beliti Ulu. Mereka mencari sekolah SLTPN 4 Padang Ulak Tanding harus berjalan kaki banyak  duka mereka lalui.Sebelum bangunan berdiri SLTPN 4 Padang bangunannya masih menumpang di SD.Mereka bertiga adalah sosok yang tangguh.Pernah di saat  mengajar dijahilin oleh siswa.

Mereka adalah 3 Sekawan guru kami yang tak terpisah selalu ingin bersama.Mereka tidak ada tempat tinggal,mau ngekos ya namanya di Desa. jadi mereka menumpang di rumah warga.mereka ingin mencari rumah yang ada kamar 3 kebetulan kalau di pedesaan itu yang memiliki kamar sampai 3 buah itu jarang sekali.Mereka mengajari kami dengan ikhlas karena kami kental dengan bahasa daerah, susah sekali mereka menyampaikan materi karena mereka setiap mengajar menyampaikan dengan bahasa Indonesia, sedangkan siswa sering menjawab dengan bahasa daerah Jadi mereka dengan terpaksa harus bisa menguasai bahasa daerah setidak-tidaknya 40% supaya mengerti bahasa siswa.

Satu (1)Ibu Sudarmi adalah guru bahasa Indonesia.Kami akrab memanggilnya "Bu Darmi"di mana bu Darmi mengajar kami yaitu dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dengan pelan-pelan bu Darmi mengajari kami yang kental dengan bahasa daerah secara bertahap akhirnya penyampaian bu Darmi dapat kami pahami.Suatu perjuangan yang hebat.Di daerah sebagai guru bahasa 

Indonesia,mengajar siswa yang kental dengan bahasa daerah.Dengan harapan siswa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

kedua (2)IBu Siti Saidah adalah guru matematika yang sangat cantik berkacamata. kemudian tinggi sekitar 150-an guru cantik tetapi pendek. Aku sangat senang dengan Ibu Siti karena Cara penyampaiannya dengan sederhana mudah dimengerti sehingga nilai Matematika di raport ku selalu 8 keatas karena aku juga termasuk siswa teladan aku selalu peringkat  tiga besar pertama aku masuk di SMP 4 Negeri Padang Ulak Tanding di caturwulan 1 aku mendapat peringkat dua .kemudian di caturwulan kedua aku mendapat peringkat satu dilanjut dengan caturwulan ketiga aku mendapat peringkat dua.Selanjut sampai kelas 3 selalu pringkat satu.

Tiga(3) ibu Emi Hartati adalah guru biologi yang merupakan guru favorit siswa karena dengan penyampaian sederhana mudah dimengerti.kemudian satu metodenya yang sampai kini saya selalu ingat karena setiap ulangan harian Bu Emi Hartati menerapkan ulangan lisan. Jadi otomatis siswa kalau

tidak belajar tidak bakal bisa menjawab pertanyaan dari ibu Emi Hartati .tetapi dengan berkat metode seperti itu banyak pelajaran biologi yang sampai kini kental di pikiran saya karena rajin menghafal sifatnya jika tidak menghafal tidak bisa menjawab.

Pernah tiga guru sekawan tersebut nangis di buat oleh siswa.Di dalam laci meja,di letak katak.pas mau mengambil absen di laci katak melompat di bahu.Tapi dengan kesabaran walau pernah nangis,mereka bertiga tetap bertahan sampai puluhan tahun.Akhir mereka bisa merubah tingkah laku siswa-siswi di SLTPN 4 Padang Ulak Tanding.

Itulah 4 orang  guru pahlawan dalam hidupku. Bu  Wasriah pahlawan di sekolah ku kini sehingga membuat aku bertahan menjadi kepala sekolah daerah 3t. Sedangkan tiga guru Sekawan yaitu Bu Sudarmi ,Ibu Siti dan ibu Hartati adalah pahlawan yang membuat  aku melanjutkan sekolah. jika tidak ada motivasi 3 guru Sekawan tersebut mungkin aku sudah putus di tengah jalan dan tidak sampai seperti sekarang ini menjadi kepala sekolah di daerah 3T.


*Guru Inspirasiku*

Pada tulisan kali di mana masa PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh)karena Covid-19.Aku akan mencerita sesosok Ibu Wasriah,S.Pd.yang akrab kami sapa dengan sebutan "bu Sri"beliau adalah seorang guru honorer,yang mengabdi dari tahun 2006.Wanita tangguh,memiliki Dua orang anak satu putra dan satu orang putri,sedang suami seorang buruh Tani.Dan Juga aku akan menceritakan sosok guru hebat di masa SLTP dulu.

Pada masa covid-19 ini,Kalau yang seperti dijelaskan kan oleh Bapak Profesor Eko indrajit,pembelajaran PJJ, di mana pembelajaran banyak menerapkan daring(online) yaitu melalui Zoom meeting ,YouTube atau aplikasi lainnya  sedangkan di SDN 163 Rejang Lebong tidak bisa diterapkan.Pola mengajar di SDN 163 Rejang Lebong hanya bisa menerapkan secara Luring(tidak dalam jaringan).Pertama(1)guru memanggil siswa ke sekolah satu persatu memberikan tugas kepada siswa-siswi bergantian.Kedua(2)metode  door to door atau guru memberi tugas kepada siswa ke rumah-rumah (ke pondok-pondok)kemudian mengambil kembali tugas anak tersebut.

Kisah seru saat bu sri menerapkan metode pembelajaran pertama,Bu sri laksana prajurit latihan perang sebelum berangkat perang,sudah kebiasaan prajurit sebelum berangkat perang latihan tembak.Nah oleh bu Sri sebelum memberi tugas kepada siswa,satu persatu kening siswa di tembak oleh bu Sri.Ada salah satu siswa lari terbirit-birit tidak mau di tembak."ampun bu "kata siswa tersebut "saya tidak mau di tembak" baru ibu sri jelaskan"ibu bukan nembak nak ! yang di pegang ibu bukan pistol,tapi alat pengukur suhu..he...he...

Tidak kalah serunya juga,saat bu sri menerapkan metode pembelajaran kedua yaitu mendatangi rumah siswa karena di daerah 3T 70% Rumah siswa boleh dikatakan masih pondok.Jarak tempuh rumah bu Sri dengan pondok siswa ada yang sampai 1 jam.jauh juga kan.Bu Sri hanya dengan berjalan kaki ke kediaman siswa.pernah terjadi kaki bu sri sampai mengalir darah,baru sampai ke pondok siswa.Penasarankan ?maksudnya kaki bu Sri  berdarah bukan karena berjalan tetapi di kaki bu sri di gigit pacat.Sebab menuju pondok siswa masih jalan setapak,hutan lagi.Bu Sri
merupakan sosok pahlawan di Sekolah yang aku pimpin.

Sosok Bu Sri ini mengingatkan aku pada tiga(3) orang  ibu guru cantik di masa SLTP yaitu Ibu Emi Hartati, Ibu Siti Saidah dan ibu Sudarmi.Mereka adalah guru-guru ku waktu SLTP. Waktu mereka mulai mengajar di SLTP kami.Banyak suka -duka yang mereka ceritakan. Di mana mereka masih gadis belia harus mencari sekolah  yang mereka tidak tahu  di mana alamatnya,dengan bersusah payah  mereka bertanya, akhirnya tahu bahwa sekolah kami berada di pelosok yaitu SLTP Negeri 4 Padang Ulak Tanding.

SLTP tersebut berada  di Desa pengambang Kecamatan Padang Ulak Tanding.Kalau kini sudah dimekarkan menjadi Kecamatan Sindang Beliti Ulu. Mereka mencari sekolah SLTPN 4 Padang Ulak Tanding harus berjalan kaki banyak  duka mereka lalui.Sebelum bangunan berdiri SLTPN 4 Padang bangunannya masih menumpang di SD.Mereka bertiga adalah sosok yang tangguh.Pernah di saat  mengajar dijahilin oleh siswa.

Mereka adalah 3 Sekawan guru kami yang tak terpisah selalu ingin bersama.Mereka tidak ada tempat tinggal,mau ngekos ya namanya di Desa. jadi mereka menumpang di rumah warga.mereka ingin mencari rumah yang ada kamar 3 kebetulan kalau di pedesaan itu yang memiliki kamar sampai 3 buah itu jarang sekali.Mereka mengajari kami dengan ikhlas karena kami kental dengan bahasa daerah, susah sekali mereka menyampaikan materi karena mereka setiap mengajar menyampaikan dengan bahasa Indonesia, sedangkan siswa sering menjawab dengan bahasa daerah Jadi mereka dengan terpaksa harus bisa menguasai bahasa daerah setidak-tidaknya 40% supaya mengerti bahasa siswa.

Satu (1)Ibu Sudarmi adalah guru bahasa Indonesia.Kami akrab memanggilnya "Bu Darmi"di mana bu Darmi mengajar kami yaitu dengan bahasa Indonesia dengan baik dan benar dengan pelan-pelan bu Darmi mengajari kami yang kental dengan bahasa daerah secara bertahap akhirnya penyampaian bu Darmi dapat kami pahami.Suatu perjuangan yang hebat.Di daerah sebagai guru bahasa 

Indonesia,mengajar siswa yang kental dengan bahasa daerah.Dengan harapan siswa menggunakan bahasa Indonesia dengan baik dan benar.

kedua (2)IBu Siti Saidah adalah guru matematika yang sangat cantik berkacamata. kemudian tinggi sekitar 150-an guru cantik tetapi pendek. Aku sangat senang dengan Ibu Siti karena Cara penyampaiannya dengan sederhana mudah dimengerti sehingga nilai Matematika di raport ku selalu 8 keatas karena aku juga termasuk siswa teladan aku selalu peringkat  tiga besar pertama aku masuk di SMP 4 Negeri Padang Ulak Tanding di caturwulan 1 aku mendapat peringkat dua .kemudian di caturwulan kedua aku mendapat peringkat satu dilanjut dengan caturwulan ketiga aku mendapat peringkat dua.Selanjut sampai kelas 3 selalu pringkat satu.

Tiga(3) ibu Emi Hartati adalah guru biologi yang merupakan guru favorit siswa karena dengan penyampaian sederhana mudah dimengerti.kemudian satu metodenya yang sampai kini saya selalu ingat karena setiap ulangan harian Bu Emi Hartati menerapkan ulangan lisan. Jadi otomatis siswa kalau

tidak belajar tidak bakal bisa menjawab pertanyaan dari ibu Emi Hartati .tetapi dengan berkat metode seperti itu banyak pelajaran biologi yang sampai kini kental di pikiran saya karena rajin menghafal sifatnya jika tidak menghafal tidak bisa menjawab.

Pernah tiga guru sekawan tersebut nangis di buat oleh siswa.Di dalam laci meja,di letak katak.pas mau mengambil absen di laci katak melompat di bahu.Tapi dengan kesabaran walau pernah nangis,mereka bertiga tetap bertahan sampai puluhan tahun.Akhir mereka bisa merubah tingkah laku siswa-siswi di SLTPN 4 Padang Ulak Tanding.

Itulah 4 orang  guru pahlawan dalam hidupku. Bu  Wasriah pahlawan di sekolah ku kini sehingga membuat aku bertahan menjadi kepala sekolah daerah 3t. Sedangkan tiga guru Sekawan yaitu Bu Sudarmi ,Ibu Siti dan ibu Hartati adalah pahlawan yang membuat  aku melanjutkan sekolah. jika tidak ada motivasi 3 guru Sekawan tersebut mungkin aku sudah putus di tengah jalan dan tidak sampai seperti sekarang ini menjadi kepala sekolah di daerah 3T.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenangan di Yogyakarta

  Jogya 14 Juli 2022 Salam literas @asnati