Sehabis sholat subuh Bapak biasanya tadarusan, tapi pagi tadi menghilang. Rupanya pergi ke sawah desa mencegat para pengobor belut.
Pulang-pulang Bapak bawa ember berisi belut yang masih hidup. “Mumpung anak lanang ada di rumah,” jawab Bapak gembira ketika Ibu bertanya darimana.
***
Ternyata, kerinduan orang tua pada anak yang jauh di rantau, bukan semata-mata rindu ingin bertemu, apalagi mengharapkan pemberian. Bukan! Tapi rindu memberikan kasih sayang.
Setiap orang tua pasti bangga ketika anaknya mandiri. Tapi di antara kebanggaan itu terselip kecemasan kalau-kalau anaknya tak membutuhkan kasih sayangnya lagi.
***
Aku pernah melakukan kesalahan yang fatal. Bermaksudnya ingin menyenangkan orang tua tapi malah membuatnya sedih.
Saat mau menikah dulu, semua Ingin kutangani sendiri. Aku tak ingin merepotkan. Sudah cukuplah kerepotan dan pengorbanan orang tua, sekarang tinggal duduk manis menyaksikan semua.
Diam-diam orang tuaku curhat pada adik-adiknya. Sedih sekali sudah merasa tak diperlukan lagi oleh anaknya. Bagi mereka, kerepotan mengurus anak adalah kodrat orang tua. Itulah bentuk kasih sayang. Mengetahui itu aku pun meralat rencanaku, aku libatkan penuh orang tuaku. Mereka kecapekan tapi bahagia.
Dari situ aku belajar bahwa yang paling ditakutkan orang tua adalah perasaan tidak dibutuhkan, hilangnya curahan kasih sayang.
***
Kawan, mungkin orang tuamu tahu, dengan uangmu kau bisa beli makanan terenak dari restoran manapun. Tapi tiba-tiba kau pulang dengan alasan, “kangen masakan ibu,” kira-kira bagaimana perasaannya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar