Pengikut

Rabu, 28 April 2021

Makalah

 

 

 

MAKALAH

 

PENERAPAN TEKNIK DICTOGLOSS

 UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK

PADA MATA PELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS V

SD NEGERI 17 REJANG LEBONG

 

 


 

 

 

 

Oleh:

 

 

Asnati

email: asnatisarip@gmail.com

 

 

 

 

 

 

 

PEMERINTAHAN KABUPATEN REJANG LEBONG

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

SDN 17 REJANG LEBONG

 

2021

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A.       Latar Belakang Permasalahan

          Menyimak merupakan tahapan mendengar pada taraf maksimal, karena ketika melakukan proses ini sekaligus bisa mengerti  sesuatu yang dijelaskan. Ketika proses ini peserta didik diajak untuk mampu menguasai aktivitas KBM yang sudah sebelumnya diberikan oleh pendidik.

          Kemampuan dalam menyimak dipilih digunakan ketika proses KBM pada materi ajar bahasa Indonesia dengan tujuan agar menguasai semua hal yang dipelajari dapat menjadi sesuatu yang berkesan di ingatan peserta didik. Namun, saat siswa berhadapan pada materi menyimak, kebanyakan dari siswa yang merasa kesulitan, karena siswa tidak mampu berkonsentrasi saat kegiatan menyimak, sehingga ketika proses belajar Bahasa dilakukan, hasilnya menjadi belum maksimal.

          Menyimak menjadi bagian dari keterampilan berbahasa yang telah dibagi menjadi reseptif dan apresiatif. Reseptif bearti pendengar dapat menyimak dengan baik agar mampu memahami materi yang disampaikan. Apresiatif artinya saat menyimak, pendengar dapat mengerti dan memberi respon atas bahan simakan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa menyimak merupakan kegiatan aktif yang dikerjakan dengan serius, untuk memahami materi yang terdapat pada bahan simakan yang diperdengarkan.

          Namun pada kenyataan yang terjadi pada masa ini, pelajaran bahasa Indonesia di SD Negeri 17 Rejang Lebong kelas V belum mengalami perkembangan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran. Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa beranggapan jika bidang studi bahasa indonesia adalah pelajaran yang sulit untuk dipahami.

          Peneliti melaksanakan observasi pada siswa kelas V tentang pembelajaran bahasa Indonesia dan siswa itu menjawab bahwa pelajaran bahasa indonesia ini lumayan sulit jika ingin dipahami, karena siswa menganggap belajar bahasa indonesia sulit, jadi siswa kurang aktif saat pengajaran Bahasa Indonesia. Banyak anak yang belum bisa memahami dan membaca penjelasan dari konsep-konsep materi yang diberikan guru. Faktor yang menjadikan siswa malas belajar Bahasa Indonesia dikelas hal ini terdapat pada pribadi anak itu sendiri diantaranya, sikap kurang memperhatikan pembelajaran, minat belajar rendah, motivasi belajar rendah, suasana belajar dirumah kurang kondusif. Selain itu terdapat faktor yang ada pada guru yaitu penyajian materi pengajaran kurang menarik, metode pembelajaran tidak bervariasi atau masih monoton, media pembelajaran jarang digunakan. Melakukan pembelajaran yang lebih terfokus pada guru, karena guru memberikan informasi dan siswa merupakan penerima pengetahuan yang pasif sehingga tugas siswa hanya sebagai penerima informasi.

          Dari data tersebut, peneliti menyimpulkan bahwa teknik dictogloss agar menjadikan suatu pembaharuan bagi siswa siswa yang ingin belajar bahasa nasional dengan baik. Karena pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di KBM materi bahasa  harus didukung oleh keberadaan pendidik berupa mengetahui dan paham dengan teknik, model serta strategi apa yang cocok , dan  tujuannya yaitu agar peserta didik mampu dengan  mudah memahami setiap elemen yang terdapat didalam pendidikan bahasa.

          Dengan adanya sugesti yang baik, yang ditanamkan oleh guru dengan berupa tauladan dan bahasa yang baik, akan membuat siswa tertarik untuk belajar tentang materi bahasa Indonesia. Diharapkan setelah adanya teknik ini di kelas maka kemampuan siswa dalam berpikir dapat  berkembang dengan baik serta siswa tertarik untuk belajar ini secara terus menurus. 

          Pada dasarnya siswa sendiri mampu mengurangi  masalah-masalah diskusi terjadi didalam kelas dan menjadikan sistem pelajaran mampu mengajak siswa berkolaborasi dengan teman sejawatnya agar masalah tersebut dapat terselesaikan. Dengan adanya teknik ini diharapkan setiap peserta didik bisa mengembangkan sendiri potensi yang ada didalam dirinya, namun tetap dengan pengawasan dari guru.

          Melakukan upaya agar dapat menjawab realita pembelajaran tersebut, maka dibutuhkan teknik pembelajaran yang membuat suasana menjadi menyenangkan dan keterbukaan. Seperti yang kita ketahui bersama, bahwa tujuan dari pendidikan itu sendiri tercantum bahwa setiap peserta didik harus mampu mengekspresikan setiap materi ajar yang telah ia dapatkan.  Dari sejumlah mata pelajaran yang memberikan sumbangan terbesar dalam menciptakan suasana kelas yang tidak kaku serta sikap guru yang menyenagkan  yaitu teknik dictogloss.

 

B.        Masalah atau Pokok Permasalahan

Dari latar belakang masalah, dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut:

1.      Rendahnya kemampuan menyimak siswa, terutama dalam hal menyimak cerita.

2.      Kurang terampilnya siswa dalam mengikuti pembelajaran secara aktif,  bahkan disaat pembelajaran tergolong pasif.     

3.      Guru menggunakan teknik konvensional ketika mengajar di kelas.

 

C.        Tujuan Malakah

Adapun tujuan dari penelitian ini yakni untuk :

1.                 Untuk mengetahui penerapan teknik dictogloss untuk meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada pembelajaran tematik di SD Negeri 17 Rejang Lebong ?

2.                 Untuk mengetahui apakah penerapan teknik dictogloss dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa pada pembelajaran tematik di SD Negeri 17 Rejang Lebong ?

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

A.      Deskripsi Fokus

Berdasarkan penejasan singkat dari permasalahan maka dianalisis faktor yang menjadikan siswa malas belajar Bahasa Indonesia dikelas hal ini terdapat pada pribadi anak itu sendiri diantaranya, sikap kurang memperhatikan pembelajaran, minat belajar rendah, motivasi belajar rendah, suasana belajar dirumah kurang kondusif. Selain itu terdapat faktor yang ada pada guru yaitu penyajian materi pengajaran kurang menarik, metode pembelajaran tidak bervariasi atau masih monoton, media pembelajaran jarang digunakan. Melakukan pembelajaran yang lebih terfokus pada guru, karena guru memberikan informasi dan siswa merupakan penerima pengetahuan yang pasif sehingga tugas siswa hanya sebagai penerima informasi.

Berdasarkan hasil analisis maka peneliti akan menerapkan teknik dictogloss agar menjadikan suatu pembaharuan bagi siswa yang ingin belajar Bahasa Indonesia dengan baik. Karena pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di KBM materi bahasa  harus didukung oleh keberadaan pendidik berupa mengetahui dan paham dengan teknik, model serta strategi apa yang cocok , dan  tujuannya yaitu agar peserta didik mampu dengan  mudah memahami setiap elemen yang terdapat di dalam pendidikan bahasa.

B.       Landasan Teoritis

1.      Pengertian Teknik Dictogloss

Lafal dictogloss berawal dari lafal english dan terdapat beberapa maksud dari lafal tersebut, misalnya dictate beserta dicto yang berarti imla’ serta dikte.

Lafal dictogloss berawal dari lafal english dan terdapat beberapa maksud dari lafal tersebut, misalnya dictate beserta dicto yang berarti imla’ serta dikte. Lafal dictogloss adalah sebuah model dalam pengajaran menyimak yang membuat siswa menjadi lebih sering berkomunikasi dengan teman lainnya. Biasanya dalam pembelajaran tipe ini, siswa diajarkan untuk mengkomunikasikan kembali setiap aspek yang telah guru jelaskan atau dengan kata lain guru mendikte siswa dan kemudian setiap siswa menjelaskan kata perkata secara kolektif serta menjelaskan kembali cerita yang telah didiktekan sebelumnya.

Pendidik meceritakan sebuah cerita kepada peserta didik dan peserta didik memperhatikannya, kemudian setiap siswa mencatat setiap kata yang telah dijelaskan oleh pendidik , setelah itu secara kolektif siswa membuat kata kata tersebut menjadi sebuah kata yang menjadi sebuah cerita.

Dalam melakukan penelitian, awalnya pendidik mendengarkan cerita, dia dapat  memperlihatkan gambar tentang jalan cerita untuk didengarkan siswa. Tujuannya untuk membawa siswa agar dapat merasakan cerita yang  dibacakan dan siswa dapat memprediksi isi cerita yang didengar.

Kemudian siswa mendengar cerita dari rekaman lalu menulis kata yang  penting dari cerita tersebut, kemudian siswa membuat kelompok untuk dapat menyatukan catatan yang digunakkan untuk panduan membuat tugas. Dari penjelasan diatas dapat penulis paparkan bahwa,    dalam pembelajaran penggunaan tekni yang telah dijelaskan tadi dapat menjadikan komunikatif untuk jalannya pelajaran dengan dikte, murid didengarkan teks yang dibacakan secara lisan, mengidentifikasi perkata dan membuat grup untuk membuat kembali teks yang ditekankan.

2.      Pengertian Kemampuan Menyimak

Menyimak merupakan suatu proses yang melibatkan agenda mendengarkan bunyi pengucapan, dengan melaksanakan identifikasi, interpretasi, menilai, dan merasakan pada arti didalamnya. Menyimak juga mengajak melihat, menghayati, mengingat, pengertian yang berada dalam keadaan dengan ada bunyi berbahasa agar disimak dan menghitung untuk mendapat artinya.

Menurut Djago Tarigan, dia menyatakan bahwa menyimak adalah tingkatan mendengar yang paling tinggi karena selain mendengarkan, dalam menyimak juga dibutuhkan unsur pemahaman. Selain mendengarkan materi yang disampaikan, dalam kegiatan menyimak siswa juga harus memahami materi yang disampaikan dengan baik. Sedangkan menurut Kamidjan dan Suyono menyimak adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh dan penuh perhatian, pemahaman, apresiatif yang disertai dengan pemahaman makna komunikasi secara nonverbal.

Dari pengertian menyimak sudah disampaikan sehingga simpulan yang didapat bahwa menyimak adalah tahapan dari acara yang mendengar lambang bahasa verbal dengan serius, serta keseluruhan perhatian, agar mendapat makna, apresiasi dan interpretasi dari masukan komunikasi yang disampaikan secara nonverbal.

 

C.      Analisis

Berdasarkan data permasalahan, fakta dan informasi  maka analisis data yang telah dilakukan bahwa kemampuan menyimak khususnya tentang cerita rakyat setelah diterapkan teknik digtogloss  pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas V di SD Negeri 17 Rejang Lebong pada materi “Asal mula danau toba” dan “bawang putih dan bawang merah” yang akan dilakukan selama 2 siklus melalui tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi diharapkan dapat meningkatan kemampuan menyimak siswa. hal ini sesuai dengan teknik dictogloss membuat siswa mampu menelaah prediksi-prediksi, membuat interferensi-interferensi diluar cerita teks, memperoleh judul cerita, dapat mengetahui jenis teks (apakah naratif, deskriptif, anekdot, dan sebagainya) dan agar menemukan berbagai jenis hubungan semantik di dalam kelas.

 

 

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.      Kesimpulan

Berdasarkan permasalahan, maka makalah ini dapat disimpulkan sementara bahwa penerapan teknik dictogloss pada mata pelajaran Tematik siswa kelas V SD Negeri 17 Rejang Lebong dapat meningkatkan kemampuan menyimak siswa, terutama dalam hal menyimak cerita. Selain itu dapat meningkatkan keterampilan dan membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.

 

B.       Saran

Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan kepada guru dan pihak lainnya dalam pembelajaran muatan Bahasa Indonesia agar dapat menerapkan teknik pembelajaran dictogloss untuk meningkatkan kemampuan menyimak bahasa indonesia pada siswa.

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.

 

Depdikbud dalam Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progrsif: Konsep, Landasan dan Implementasi pada Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2010)

 

Djago Tarigan, dkk, Materi Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa Modul 1-12,

 

Kamidjan dan Suyono , Pelatihan TerintegrasI. (Jakarta: Universitas Terbuka, 2005) Kolaboratif, (Bandung : Penerbit Nusa Media, 2012)

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenangan di Yogyakarta

  Jogya 14 Juli 2022 Salam literas @asnati