MAKALAH
PENERAPAN
TEKNIK DICTOGLOSS
UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK
PADA
MATA PELAJARAN TEMATIK
SISWA KELAS V
SD NEGERI 17
REJANG LEBONG
Oleh:
Asnati
email: asnatisarip@gmail.com
PEMERINTAHAN KABUPATEN REJANG LEBONG
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SDN 17 REJANG LEBONG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Permasalahan
Menyimak merupakan tahapan mendengar
pada taraf maksimal, karena ketika melakukan proses ini sekaligus bisa mengerti sesuatu yang dijelaskan. Ketika proses ini
peserta didik diajak untuk mampu menguasai aktivitas KBM yang sudah sebelumnya
diberikan oleh pendidik.
Kemampuan dalam menyimak dipilih
digunakan ketika proses KBM pada materi ajar bahasa Indonesia dengan tujuan
agar menguasai semua hal yang dipelajari dapat menjadi sesuatu yang berkesan di
ingatan peserta didik. Namun, saat siswa berhadapan pada materi menyimak,
kebanyakan dari siswa yang merasa kesulitan, karena siswa tidak mampu
berkonsentrasi saat kegiatan menyimak, sehingga ketika proses belajar Bahasa
dilakukan, hasilnya menjadi belum maksimal.
Menyimak
menjadi bagian dari keterampilan berbahasa yang telah dibagi menjadi reseptif
dan apresiatif. Reseptif bearti pendengar dapat menyimak dengan baik agar mampu
memahami materi yang disampaikan. Apresiatif artinya saat menyimak, pendengar
dapat mengerti dan memberi respon atas bahan simakan. Oleh karena itu dapat
disimpulkan bahwa menyimak merupakan kegiatan aktif yang dikerjakan dengan
serius, untuk memahami materi yang terdapat pada bahan simakan yang
diperdengarkan.
Namun pada kenyataan yang terjadi pada masa ini, pelajaran bahasa
Indonesia di
SD Negeri 17 Rejang Lebong kelas V belum mengalami perkembangan yang sesuai dengan tujuan
pembelajaran. Tidak dapat dipungkiri bahwa siswa beranggapan jika bidang studi
bahasa indonesia adalah pelajaran yang sulit untuk dipahami.
Peneliti melaksanakan observasi pada
siswa kelas V tentang pembelajaran bahasa Indonesia dan siswa itu menjawab bahwa pelajaran bahasa indonesia ini lumayan
sulit jika
ingin dipahami, karena siswa menganggap belajar bahasa indonesia sulit, jadi siswa
kurang aktif saat pengajaran Bahasa Indonesia. Banyak anak yang belum bisa memahami dan membaca penjelasan dari
konsep-konsep materi yang diberikan guru. Faktor yang menjadikan siswa malas belajar Bahasa Indonesia
dikelas hal ini terdapat pada pribadi anak itu sendiri diantaranya, sikap kurang memperhatikan pembelajaran, minat
belajar rendah, motivasi belajar rendah, suasana belajar dirumah kurang
kondusif. Selain itu terdapat faktor
yang
ada pada guru yaitu penyajian
materi pengajaran kurang menarik,
metode pembelajaran tidak bervariasi atau
masih monoton, media pembelajaran jarang digunakan. Melakukan pembelajaran yang lebih terfokus pada guru, karena guru memberikan informasi dan
siswa merupakan penerima pengetahuan yang pasif sehingga tugas siswa hanya sebagai penerima informasi.
Dari data tersebut, peneliti
menyimpulkan bahwa teknik dictogloss agar menjadikan suatu pembaharuan bagi siswa siswa yang ingin belajar
bahasa nasional dengan baik. Karena pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di
KBM materi bahasa harus didukung oleh
keberadaan pendidik berupa mengetahui dan paham dengan teknik, model serta
strategi apa yang cocok , dan tujuannya
yaitu agar peserta didik mampu dengan
mudah memahami setiap elemen yang terdapat didalam pendidikan bahasa.
Dengan adanya sugesti yang baik, yang
ditanamkan oleh guru dengan berupa tauladan dan bahasa yang baik, akan membuat
siswa tertarik untuk belajar tentang materi bahasa Indonesia. Diharapkan
setelah adanya teknik ini di kelas maka kemampuan siswa dalam berpikir
dapat berkembang dengan baik serta siswa
tertarik untuk belajar ini secara terus menurus.
Pada dasarnya siswa sendiri mampu
mengurangi masalah-masalah diskusi
terjadi didalam kelas dan menjadikan sistem pelajaran mampu mengajak siswa
berkolaborasi dengan teman sejawatnya agar masalah tersebut dapat
terselesaikan. Dengan adanya teknik ini diharapkan setiap peserta didik bisa
mengembangkan sendiri potensi yang ada didalam dirinya, namun tetap dengan
pengawasan dari guru.
Melakukan upaya agar dapat menjawab
realita pembelajaran tersebut, maka dibutuhkan teknik pembelajaran yang membuat
suasana menjadi menyenangkan dan keterbukaan. Seperti yang kita ketahui
bersama, bahwa tujuan dari pendidikan itu sendiri tercantum bahwa setiap
peserta didik harus mampu mengekspresikan setiap materi ajar yang telah ia
dapatkan. Dari sejumlah mata pelajaran
yang memberikan sumbangan terbesar dalam menciptakan suasana kelas yang tidak
kaku serta sikap guru yang menyenagkan
yaitu teknik dictogloss.
B.
Masalah atau Pokok Permasalahan
Dari latar belakang
masalah, dapat di identifikasikan masalah sebagai berikut:
1. Rendahnya kemampuan menyimak siswa, terutama
dalam hal menyimak cerita.
2. Kurang terampilnya siswa dalam mengikuti
pembelajaran secara aktif, bahkan disaat
pembelajaran tergolong pasif.
3. Guru menggunakan teknik konvensional ketika
mengajar di kelas.
C.
Tujuan
Malakah
Adapun tujuan dari penelitian ini
yakni untuk :
1.
Untuk
mengetahui penerapan teknik dictogloss untuk meningkatkan kemampuan
menyimak siswa pada pembelajaran tematik
di SD Negeri
17 Rejang Lebong ?
2.
Untuk
mengetahui apakah penerapan teknik dictogloss dapat meningkatkan
kemampuan menyimak siswa pada pembelajaran tematik di SD Negeri 17
Rejang Lebong ?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Deskripsi Fokus
Berdasarkan
penejasan singkat dari permasalahan maka dianalisis faktor yang menjadikan siswa malas belajar Bahasa Indonesia
dikelas hal ini terdapat pada pribadi anak itu sendiri diantaranya, sikap
kurang memperhatikan pembelajaran, minat belajar rendah, motivasi belajar
rendah, suasana belajar dirumah kurang kondusif. Selain itu terdapat faktor yang ada pada
guru yaitu penyajian materi pengajaran
kurang menarik, metode pembelajaran tidak
bervariasi atau masih monoton, media pembelajaran jarang digunakan.
Melakukan pembelajaran yang
lebih terfokus pada guru, karena
guru memberikan informasi dan siswa merupakan penerima
pengetahuan yang pasif sehingga tugas
siswa hanya sebagai penerima informasi.
Berdasarkan hasil analisis maka peneliti akan
menerapkan teknik
dictogloss agar menjadikan suatu pembaharuan bagi siswa yang ingin belajar Bahasa Indonesia
dengan baik. Karena pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di KBM materi
bahasa harus didukung oleh keberadaan
pendidik berupa mengetahui dan paham dengan teknik, model serta strategi apa
yang cocok , dan tujuannya yaitu agar
peserta didik mampu dengan mudah
memahami setiap elemen yang terdapat di dalam pendidikan bahasa.
B. Landasan Teoritis
1.
Pengertian Teknik Dictogloss
Lafal dictogloss berawal dari lafal
english dan terdapat beberapa maksud dari lafal tersebut, misalnya dictate
beserta dicto yang berarti imla’ serta dikte.
Lafal dictogloss berawal dari lafal
english dan terdapat beberapa maksud dari lafal tersebut, misalnya dictate
beserta dicto yang berarti imla’ serta dikte. Lafal dictogloss adalah
sebuah model dalam pengajaran menyimak yang membuat siswa menjadi lebih sering
berkomunikasi dengan teman lainnya. Biasanya dalam pembelajaran tipe ini, siswa
diajarkan untuk mengkomunikasikan kembali setiap aspek yang telah guru jelaskan
atau dengan kata lain guru mendikte siswa dan kemudian setiap siswa menjelaskan
kata perkata secara kolektif serta menjelaskan kembali cerita yang telah
didiktekan sebelumnya.
Pendidik meceritakan sebuah cerita kepada
peserta didik dan peserta didik memperhatikannya, kemudian setiap siswa
mencatat setiap kata yang telah dijelaskan oleh pendidik , setelah itu secara
kolektif siswa membuat kata kata tersebut menjadi sebuah kata yang menjadi
sebuah cerita.
Dalam melakukan penelitian, awalnya
pendidik mendengarkan cerita, dia dapat
memperlihatkan gambar tentang jalan cerita untuk didengarkan siswa.
Tujuannya untuk membawa siswa agar dapat merasakan cerita yang dibacakan dan siswa dapat memprediksi isi
cerita yang didengar.
Kemudian siswa mendengar cerita dari
rekaman lalu menulis kata yang penting
dari cerita tersebut, kemudian siswa membuat kelompok untuk dapat menyatukan
catatan yang digunakkan untuk panduan membuat tugas. Dari penjelasan diatas
dapat penulis paparkan bahwa, dalam
pembelajaran penggunaan tekni yang telah dijelaskan tadi dapat menjadikan
komunikatif untuk jalannya pelajaran dengan dikte, murid didengarkan teks yang dibacakan
secara lisan, mengidentifikasi perkata dan membuat grup untuk membuat kembali
teks yang ditekankan.
2.
Pengertian Kemampuan Menyimak
Menyimak
merupakan suatu proses yang melibatkan agenda mendengarkan bunyi pengucapan,
dengan melaksanakan identifikasi, interpretasi, menilai, dan merasakan pada
arti didalamnya. Menyimak juga mengajak melihat, menghayati, mengingat,
pengertian yang berada dalam keadaan dengan ada bunyi berbahasa agar disimak
dan menghitung untuk mendapat artinya.
Menurut
Djago Tarigan, dia menyatakan bahwa menyimak adalah tingkatan mendengar yang
paling tinggi karena selain mendengarkan, dalam menyimak juga dibutuhkan unsur
pemahaman. Selain mendengarkan materi yang disampaikan, dalam kegiatan menyimak
siswa juga harus memahami materi yang disampaikan dengan baik. Sedangkan menurut Kamidjan dan Suyono menyimak
adalah suatu proses mendengarkan lambang-lambang bahasa lisan dengan sungguh-sungguh dan penuh
perhatian, pemahaman, apresiatif yang disertai dengan pemahaman makna
komunikasi secara nonverbal.
Dari
pengertian menyimak sudah disampaikan sehingga simpulan yang didapat bahwa
menyimak adalah tahapan dari acara yang mendengar lambang bahasa verbal dengan
serius, serta keseluruhan perhatian, agar mendapat makna, apresiasi dan interpretasi dari masukan komunikasi yang
disampaikan secara nonverbal.
C. Analisis
Berdasarkan data permasalahan, fakta dan informasi maka analisis data yang telah dilakukan bahwa kemampuan menyimak khususnya tentang cerita rakyat setelah
diterapkan teknik digtogloss pada mata pelajaran bahasa indonesia kelas
V di SD Negeri 17 Rejang Lebong pada materi “Asal mula danau toba” dan “bawang putih
dan bawang merah” yang akan dilakukan
selama 2 siklus melalui tahap-tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan,
observasi dan refleksi diharapkan dapat meningkatan
kemampuan menyimak
siswa. hal ini sesuai dengan teknik dictogloss membuat siswa
mampu menelaah prediksi-prediksi, membuat interferensi-interferensi diluar
cerita teks, memperoleh judul cerita, dapat mengetahui jenis teks (apakah
naratif, deskriptif, anekdot, dan sebagainya) dan agar menemukan berbagai jenis
hubungan semantik di dalam kelas.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan permasalahan, maka makalah ini dapat disimpulkan sementara
bahwa penerapan
teknik dictogloss pada mata pelajaran Tematik
siswa kelas V SD Negeri 17 Rejang Lebong dapat meningkatkan
kemampuan menyimak siswa, terutama dalam hal menyimak cerita. Selain itu dapat
meningkatkan keterampilan dan membuat siswa aktif dalam mengikuti pembelajaran.
B.
Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka peneliti menyarankan kepada guru dan
pihak lainnya dalam pembelajaran muatan Bahasa Indonesia agar dapat menerapkan teknik pembelajaran dictogloss untuk
meningkatkan kemampuan menyimak bahasa indonesia pada
siswa.
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Depdikbud
dalam Trianto, Mendesain Model
Pembelajaran Inovatif-Progrsif: Konsep, Landasan dan Implementasi pada
Kurikulum Tingkat Kesatuan Pendidikan (KTSP). (Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2010)
Djago Tarigan, dkk, Materi
Pokok Pendidikan Keterampilan Berbahasa Modul 1-12,
Kamidjan dan Suyono , Pelatihan TerintegrasI. (Jakarta:
Universitas Terbuka, 2005) Kolaboratif,
(Bandung : Penerbit Nusa Media, 2012)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar