BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
SMP
Labschool Jakarta adalah salah satu sekolah yang ikut serta dalam mengkampanyekan Gerakan Literasi
Sekolah (GLS) dari kementrian pendidikan dan kebudayaan. Di sekolah kami, siswa
tidak hanya sekedar membaca buku, tapi juga sudah mulai menulis dan menerbitkan
buku. Sebuah inovasi kegiatan pembelajaran yang masih jarang dilakukan di
sekolah lainnya.
Hasil
pengamatan kami sebagai guru TIK dan Bahasa Indonesia di SMP Labschool Jakarta,
rata-rata keterampilan menulis siswa masih rendah. Khususnya siswa-siswa di
kelas 7 yang belum tahu cara menulis cerita fiksi dan non fiksi. Lebih dari 85
% (225 orang) siswa dari 265 orang siswa diketahui belum terlatih menulis,
sehingga tulisannya masih kurang enak dibaca.
Tabel-1. Data siswa yang sudah dan
belum terampil menulis dengan baik
Berdasarkan observasi itu, perlu
ditingkatkan dengan cara belajar dan berlatih menulis. Siswa diajari cara menulis
yang sesuai dengan kaidah Bahasa Indonesia yang diajarkan. Guru matpel Bahasa
Indonesia, berkolaborasi bersama guru TIK di sekolah. Guru matpel Bahasa
Indonesia menyiapkan materi dan tugas-tugasnya, dan guru TIK membantu
mewujudkannya dalam kegiatan praktik komputer dengan tema pengolah kata, dan
disain grafis di laboratorium komputer sekolah.
Siswa diajari cara menulis cerita hayalan,
dan cerita nyata. Siswa diminta menulis cerita fantasi berbentuk fiksi dan cerita
liburan berbentuk non fiksi. Pembuatan buku fiksi dan non fiksi dilakukan dari
kumpulan karya siswa yang dikirimkan ke email kelas masing-masing. Pembuatan cover dan background buku
serta pembatas judul buku dilakukan oleh siswa sendiri didampingi guru TIK.
Dari buku kelas yang diterbitkan, diharapkan siswa
dapat menjual karyanya dalam pameran buku yang diadakan di sekolah. Hal ini juga
melatih jiwa kewirausahaan siswa dalam memasarkan buku yang sudah
dituliskannya. Sekaligus melatih siswa dalam menerapkan 4C, yaitu: communicating, collaborating, critical thinking, dan
creativity dalam kurikulum 2013.
Selain itu, terjadi kolaborasi guru Bahasa
Indonesia dengan guru TIK di sekolah dalam mengajari siswa menerapkan pembelajaran
tematik yang terintegrasi ke mata pelajaran bahasa Indonesia. Pembuatan buku
fiksi dan non fiksi ini diharapkan dapat meningkatkan keterampilan menulis
siswa di sekolah. Siswa semakin senang membaca dan menulis. Kegiatan Literasi
di sekolah terus dikembangkan dengan kegiatan literasi digital. Buku digital
juga kami buat secara online dan bisa
diunduh gratis.
Inovasi pembelajaran tematik yang
dilakukan ini mudah diaplikasikan, didiseminasikan, dan direplikasi guru lainnya
di sekolah. Kolaborasi guru sangat diperlukan dalam menulis secara kolaboratif.
Masing-masing guru menjadi saling melengkapi dalam kegiatan pembelajaran tematik.
Proses pembuatan buku fiksi dan non fiksi ini diharapkan dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa. Hasil karya siswa dapat dilihat dan dibaca dalam
bentuk buku yang dipamerkan dalam pameran hasil karya siswa di sekolah. Juga
dapat dibaca secara online melalui
blog guru dalam bentuk buku digital di http://wijayalabs.com.
B.
Rumusan Masalah
Bagaimanakah
meningkatkan keterampilan menulis siswa melalui pembuatan buku fiksi dan non
fiksi?
C.
Tujuan Penelitian
1.
Meningkatkan keterampilan menulis siswa
melalui pembuatan buku cerita fiksi dan non fiksi dengan cara bekerjasama di
kelasnya masing-masing
2.
Mengajak siswa menyenangi kegiatan
membaca dan menulis
3.
Menjual produk karya tulis siswa ke
masyarakat sekolah dalam bentuk pameran karya siswa
4.
Mengkampanyekan gerakan Literasi Sekolah
(GLS) dan Literasi TIK
5.
Mendiseminasikan hasil inovasi pembelajaran
kepada teman sejawat
D.
Manfaat Penelitian
1.
Meningkatkan keterampilan menulis dan melatih
siswa belajar membuat buku cerita fiksi dan non fiksi di kelas masing-masing.
2.
Membuat siswa mampu berkreativitas dan berkolaborasi atau bekerjasama dalam tim
sekaligus belajar berjualan buku hasil karya siswa dalam pameran buku.
3.
Membuat siswa menjadi semakin kreatif
dan terampil dalam menulis dan mengembangkan imajinasinya.
4.
Melatih siswa mampu menulis cerita fiksi
dan non fiksi.
5.
Bagi guru akan memperkaya khasanah
pengetahuan tentang praktik gerakan literasi di sekolah (GLS) dan mengembangkan
kemampuan literasi TIK
6.
Bagi sekolah akan menambah jumlah buku
di perpustakaan sekolah dengan hasil karya tulis siswa yang original.
E.
Dampak
1.
Siswa menjadi gemar membaca buku, baik
fiksi maupun non fiksi
2.
Siswa menjadi tahu bahwa menulis buku
bukanlah pekerjaan yang sia-sia
3.
Gerakan Literasi Sekolah (GLS) dan Literasi
TIK semakin dikembangkan
4.
Siswa memiliki pengalaman menulis dan
menerbitkan bukunya sendiri serta kendala-kendala yang dihadapinya
5.
Siswa lebih percaya diri dalam
menuliskan imajinasi dan mengembangkan kreativitas menulisnya.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Keterampilan Menulis
Keterampilan menulis merupakan salah satu jenis keterampilan
berbahasa yang harus dikuasai siswa. Banyak ahli telah banyak mengemukakan
pengertian menulis. Nurul Fithrati menulis dalam bukunya (2010:59),
keterampilan menulis adalah kemampuan mengungkapkan gagasan, pendapat, dan
perasaan kepada pihak lain dengan melalui bahasa tulis. Ketepatan pengungkapan
gagasan harus didukung dengan ketepatan bahasa yang digunakan, kosakata dan
gramatikal dan penggunaan ejaan.
Sedangkan Dalman menuliskan (2016:4), keterampilan menulis
merupakan suatu keterampilan menuangkan ide, pikiran, gagasan, pendapat tentang
sesuatu, anggapan terhadap suatu pernyataan keinginan, atau pengungkapan
perasaan dengan menggunakan bahasa tulis. Pakar Bahasa Henry Guntur Tarigan menuliskan
(2008:3), keterampilan menulis adalah salah satu keterampilan berbahasa yang
produktif dan ekspresif yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak
langsung dan tidak secara tatap muka dengan pihak lain sehingga pesannya sampai.
Sedangkan Byrne dalam buku panduan menulis untuk siswa
mengatakan (Phyllis dan Mary, 2008:71), keterampilan menulis karangan atau
mengarang adalah menuangkan buah pikiran ke dalam bahasa tulis melalui kalimat
yang dirangkai secara utuh dan jelas sehingga dapat dikomunikasikan kepada
pembaca dengan berhasil. Menurut Gola Gong dalam buku Jangan
Mau Gak Nulis Seumur Hidup
berpendapat (2007:173), menulis adalah aktivitas mengungkapkan gagasan melalui
media bahasa sebagai sarana komunikasi.
Menulis merupakan kegiatan produktif dan ekspresif sehingga
penulis harus memiliki kemampuan dalam menggunakan kosakata, tata tulis, dan
struktur bahasa.Atar Semi (1993:47), mengartikan keterampilan menulis sebagai
tindakan memindahkan pikiran dan perasaan ke dalam bahasa tulis dengan
menggunakan lambang-lambang. Senada dengan pendapat tersebut, menurut Harris
(Ahmad Rofi’uddin dan Darmiyati Zuhdi, 1999:276) keterampilan menulis diartikan
sebagai kemampuan menggunakan bahasa untuk menyatakan ide, pikiran atau perasaan
kepada orang lain dengan gunakan bahasa tulis.
Menulis merupakan aktivitas pengekpresian ide, gagasan,
pikiran atau perasaan ke dalam lambang-lambang kebahasaan. Sedangkan menurut
Suparno dan Mohammad Yunus (2008:1.3) berpendapat, menulis merupakan kegiatan
menyampaikan sebuah pesan (komunikasi) dengan mengunakan bahasa tulis sebagai
media atau alatnya. Dalam komunikasi tulis setidaknya terdapat empat unsur yang
terlibat yaitu (1) penulis sebagai penyampai pesan, (2) isi tulisan atau pesan,
(3) saluran atau medianya berupa tulisan dan (4) pembaca sebagai penerima
pesan.
Menurut Dalman (2016:5), keterampilan menulis adalah
keterampilan dalam pembuatan huruf, angka, nama, suatu tanda bahasa apapun
dengan suatu alat tulis pada suatu halaman tertentu. Sedangkan mengarang adalah
segenap rangkaian kegiatan seseorang dalam mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada masyarakat pembaca untuk dipahami.
Berdasarkan beberapa buku bacaan di atas, dapat dikemukakan
bahwa keterampilan
menulis
adalah keterampilan menuangkan ide, gagasan, perasaan dalam bentuk bahasa tulis
sehingga orang lain yang membaca dapat memahami isi tulisan tersebut dengan
baik.
B.
Buku Fiksi dan Non Fiksi
Buku fiksi adalah buku
yang berisi cerita atau kejadian yang tidak sebenarnya. Sedangkan buku non fiksi adalah buku yang
berisikan kejadian sebenarnya yang disampaikan menurut pendapat/opini/kajian
penulis. Dengan kata lain, buku fiksi
adalah buku yang di dalamnya berisi cerita rekaan atau khayalan. Pengertian tentang buku non fiksi,
karangan nonfiksi adalah karangan yang di buat atas dasar fakta atau kenyataan
serta hal yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan kata
lain non fiksi merupakan karya yang bersifat faktual atau peristiwa yang
benar-benar terjadi. Semua hal yang terkandung dalam buku non fiksi adalah
nyata dalam kehidupan.
Beda antara fiksi dan non fiksi terdapat pada imajiner atau
tidak dan fakta atau tidak. Perbedaan tersebut tidak mempengaruhi gaya bahasa.
Bahasa yang digunakan bersifat denotatif dan mengarah pada pengertian yang
terbatas sehingga tidak berarti ganda. Buku fiksi biasanya berupa hayalan dan
buku non fiksi berupa kisah nyata.
Setelah tahu pengertian di atas, siswa sekolah kami mencoba
membuat buku sendiri secara keroyokan di kelas masing-masing. Anak anak SMP Labschool
Jakarta kelas 7 kami ajari membuat dan menerbitkan buku sendiri. Ada dua buku
yang kita buat. Buku fiksi dan non fiksi. Itulah salah satu cara kami dalam
mengkampanyekan Gerakan Litetasi Sekolah atau GLS yang dibina oleh kementrian
pendidikan dan kebudayaan.
Cerita fiksi berisi tentang cerita fantasi yang mereka buat
dari imajinasi mereka. Cerita non fiksi berisi tentang cerita liburan sekolah
mereka. Cerita diangkat dari kisah nyata mereka melaksanakan liburan sekolah.
Kedua buku ini menjadi menarik. Sebab proses pembuatannya dilakukan dengan cara
keroyokan atau bersama sama. Isinya pun pasti menarik karena ditulis oleh siswa
SMP kelas 7 yang mulai berangkat remaja.
Mereka saling berkerjasama dalam kelompok untuk
menyelesaikan bukunya masing masing. Mulai dari proses penulisan cerita sampai
editing dilakukan oleh mereka. Bagian cover
and background buku dibuat oleh setiap siswa. Cover atau bagian depan buku terbaik akan dipilih untuk menjadi cover buku utama. Begitu juga bagian
belakang buku serta bagian tengah buku yang mencantumkan judul buku dan nama
penulisnya.
C.
Kerangka Berpikir
Dalam proses pembuatannya diperlukan waktu sekitar 3 bulan
untuk menyelesaikan satu buku. Jadi diperlukan waktu sekitar 6 bulan untuk
menyelesaikan 2 buah buku. Hal yang paling lama dilakukan adalah proses editing
dan menunggu siswa lainnya selesai menulis artikelnya. Menulis secara kolaborasi
terjadi diantara siswa. Mereka saling mengoreksi dan menjadi editornya. Itulah
gambaran peristiwa yang akan terjadi.
Dari data awal terlihat kemampuan menulis siswa rendah. Kemampuan
menulis siswa juga ternyata berbeda-beda. Guru harus sabar dan telaten melatih
mereka. Juga dibutuhkan semangat dan keterampilan menulis yang diajarkan oleh
guru. Bimbingan dan motivasi guru sangat diperlukan. Oleh karena itu kolaborasi
guru bahasa indonesia dengan guru TIK sangat diperlukan dalam proses pembuatan
buku ini. Sekaligus juga melatih siswa yang sudah terampil menulis menjadi
tutor sebaya.
Setelah draft buku itu jadi, lalu dikirimkan ke pihak percetakan
untuk dicetak. Kemudian dari percetakan dikirimkan ke sekolah. Pihak percetakan
akan mencetak buku bila sudah tidak ada perbaikan lagi di sana sini. Untuk
proses ini butuh waktu hampir sebulan. Guru mengupload bentuk digitalnya di
blog pribadi guru. Hal ini dilakukan agar siswa mengunduh dan membaca dulu
draft buku mereka yang sudah diupload di https://wijayalabs.com/2017/05/09/unduh-buku-non-fiksi-kelas-7-smp-labschool-jakarta/ .
Dalam buku pokoknya menulis karya A Chaedar, keterampilan
menulis dapat ditingkatkan dengan cara menulis secara berjamaah. Artinya
kegiatan menulis dilakukan secara bersama-sama atau keroyokan. Setiap siswa di
sekolah dapat diajarkan cara menulis secara kolaborasi. Mereka dapat saling
bekerja sama dengan siswa di kelasnya masing-masing. Setiap kelas wajib
memproduksi 2 buah buku, yaitu buku cerita fiksi dan buku cerita non fiksi.
Mereka menulis seperti sholat yang ditulis dalam buku almarhum Nusa Putra
(2014:31). Juga diperkuat buku-buku keterampilan menulis lainnya.
Hal itulah yang telah kami lakukan dalam mengkampanyekan
gerakan literasi di sekolah (GLS). Siswa tidak hanya sekedar diajak membaca
buku di sekolah. Namun sudah diajari cara membuat buku. Proses kerjanya memang
cukup lama dan memerlukan bimbingan guru secara langsung. Konsep/Teori yang
melandasi karya inovasi pembelajaran ini kami aplikasikan dalam pembelajaran
TIK dan Bahasa Indonesia.
Mereka yang ingin menulis buku harus rajin membaca buku.
Sebab perbendaharaan katanya tak akan pernah habis. Banyak kata dan kalimat
yang bisa dikembangkan dari apa yang dibacanya. Kemampuan berpikir secara logis
dan analisis menjadi semakin terjaga bila siswa senang dan gemar membaca buku.
Kemampuan nalarnya akan hidup bila menulis cerita fiksi dan non fiksi.
Di SMP Labschool Jakarta, siswa kelas 7 sudah mulai diajari
cara menulis dan menerbitkan buku. Siswa dibagi dalam beberapa kelompok. Setiap
siswa diwajibkan menulis cerita fiksi dan non fiksi. Lalu mereka saling menjadi
editornya. Dengan menulis secara kolaborasi mereka dapat saling melengkapi dan
membaca hasil karya teman teman sekelasnya. Pembuatan cover buku atau bagian depan dikerjakan oleh mereka sendiri. Juga
bagian background atau bagian
belakang buku yang dibimbing oleh guru TIK.
Buku Pokoknya Menulis karya A. Chaedar Alwasilah dan Senny
Suzanna Alwasilah (2007:21) dan Ismail Kusmayadi (2007:47) menjadi pedoman kami
dalam mengajari siswa menulis secara kolaborasi. Cara baru menulis dengan
metode kolaborasi ini ternyata sangat cocok diterapkan dalam menawarkan cara
dan pendekatan non konvensional dalam menulis. Siswa nampak sangat senang
menulis dengan metode kolaborasi ini. Siswa bisa saling melengkapi dan menulis
dengan hati serta membangun motivasi menulis.
Siswa diarahkan untuk berlatih menulis dari apa yang ada
dalam alam pikirannya. Siswa diberikan kesempatan mengembangkan kreativitas dan
imajinasinya dalam menulis. Kegiatan menulis ini kami yakini dapat meningkatkan
kemampuan siswa menulis secara kolaborasi. Mereka menulis tentang kisah nyata
liburan mereka dan menulis cerita fantasi sesuai imajinasinya. Catatan harian yang
ditulis ini memungkinkan siswa belajar menulis setiap hari. Siswa akan berlatih
menyatakan pikiran dan imajinasinya dari berlatih menulis. Mantra ajaib
menulislah setiap hari dan buktikan apa yang terjadi dapat menjadi motivasi
penting untuk siswa belajar menulis setiap hari. Siapapun bisa menulis
sepanjang dia mau menulis. Tidak ada yang tidak mungkin sepanjang kita mau
berusaha keras melakukannya. Mulailah dengan niat di dalam hati. Menulis dengan
hati akan lebih punya makna.
Setelah semua siswa menulis, lalu dirajutkan tulisan itu
menjadi sebuah buku. Bila dalam sekelas jumlah siswa 40 orang dan masing masing
siswa menulis 5 lembar kertas ukuran A4 maka akan ada 200 halaman yang siap
jadi buku. Hal ini akan terwujud bila dilakukan melalui cara keroyokan atau
kebersamaan dalam kelas mereka.
Dengan program pengolah kata seperti microsoft word, mereka
dapat melayout dan menyusunnya dari halaman pertama sampai halaman terakhir.
Tak lupa dituliskan biodata penulisnya lengkap dengan foto. Lalu kemudian dibuatkan
daftar isi buku.
Kata pengantar buku dan undang-undang hak cipta nomor 28
tahun 2014 dibuatkan oleh siswa. Kemudian mereka meminta kata pengantar guru
pembimbing dan kepala sekolah. Setelah proses editing selesai, maka ketua kelas
menyampaikan kepada guru pembimbing perihal draft
bukunya sudah siap untuk dicetak.
Guru pembimbing memberikan naskah siswa kepada pihak
percetakan untuk dicetak menjadi sebuah buku yang punya nilai jual. Begitu buku
selesai siswa diminta memamerkan hasil karyanya dalam pameran buku di sekolah.
Setiap siswa wajib membeli buku hasil karyanya dan menjualnya kepada siswa kelas
lainnya dalam pameran buku yang diadakan oleh sekolah.
Hasil keuntungan penjualan buku akan menambah pemasukan kas
kelas mereka. Begitulah sedikit kisah nyata pengalaman kami membuat buku secara
kolaborasi. Semoga dapat dipahami oleh pembaca. Modal pembuatan buku dilakukan
secara bersama-sama dengan cara menyisihkan uang jajan siswa selama 2 bulan.
Sehingga siswa mengeluarkan biaya tidak lebih dari Rp. 50.000,- (Lima puluh
ribu rupiah). Bagi siswa yang mengalami kesulitan dana dapat membuatnya dalam
bentuk digital dan tidak usah dicetak.
D.
Metode
A.
Desain
Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan Penelitian
Tindakan Kelas (PTK) dimana setiap siklus dilakukan dari mulai perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Peneliti menggunakan 2 siklus, dimana
setiap siklus dilaksanakan selama 3 bulan.
B.
Subyek
dan Obyek Penelitian
Subyek
dan obyek penelitian ini adalah siswa kelas 7 SMP Labschool Jakarta dari kelas
7A sampai kelas 7G dengan jumlah 265 orang siswa. Setiap kelas diisi rata-rata
oleh 38 orang siswa.
Buku fiksi dikerjakan siswa dari bulan Oktober
sampai bulan Desember 2016. Sedangkan buku cerita non fiksi dikerjakan siswa
dari bulan Februari sampai bulan April 2017.
Pameran buku dilaksanakan pada bulan Januari 2017
untuk buku fiksi dan bulan Mei 2017 untuk buku non fiksi.
C.
Instrumen
Pengumpulan Data
Di dalam penyusunan instrumen pengumpulan data suatu
penelitian, data yang dihasilkan harus mempunyai kebenaran yang dapat diukur
serta mempunyai konsistensi kebenaran terhadap suatu objek sehingga adanya relevansi
antara hipotesa dan kenyataan yang diperoleh melalui pengalaman secara optimal
yang dengannya kesahihan penelitian dapat
diterima secara logis oleh akal. Contoh Instrumen penilaian hasil karya
tulis siswa dapat dilihat di bagian lampiran 8.
Jenis
instrumen pengumpulan data, disebut juga alat evaluasi. Mulyasa (2010:23),
secara garis besar terbagi menjadi dua macam, yaitu : (1) Instrumen Tes, (2)
Instrumen Non Tes.
Lembar
instrumen penelitian berupa tes ini bisa berisi soal-soal tes yang terdiri dari
butir-butir soal, baik itu yang ada pada angket, observasi atau wawancara.
Contohnya adalah tes formatif, baik yang bersifat objektif (multiple choice) atau Essay. Sedangkan instrumen non tes merupakan instrumen yang berupa selain dari
pada bentuk pertanyaan-pertanyaan, tetapi biasanya berupa dokumentasi sebagai
portofolio, dan menurut Basuki Wibawa (2012 : 141) ditambahkan dengan Focus
Group Discussion (FGD) yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan pada
penelitian kualitatif dengan tujuan menemukan makna sebuah tema menurut
pemahaman sebuah kelompok.
Penelitian
ini menggunakan data pengamatan secara langsung dan berupa hasil wawancara
siswa, baik secara lisan maupun tulisan. Pengambilan data dilakukan secara offline pada siklus satu dan online pada siklus kedua. Hal itu
dilakukan untuk mendapatkan data yang utuh dan komprehenship dalam pembuatan
laporan penelitian. Contoh wawancara berbentuk tulisan, dapat dibaca seperti di
bawah ini.
Soal wawancara tertulis TIK:
1. Jelaskan apa yang di maksud dengan Teknologi
Informasi dan sebutkan contohnya! Jawab: Istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia
dalam membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan
informasi. TI menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk
data, suara, dan video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa
komputer pribadi, tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik,
dan peranti genggam modern (misalnya ponsel)
2.
Jelaskan
apa yang dimaksud dengan Teknologi Komunikasi dan sebutkan contohnya!Jawab: Peralatan perangkat keras (hardware)
dalam sebuah struktur organisasi yang mengandung nilai-nilai sosial yang memungkinkan setiap individu mengumpulkan,
memproses dan saling tukar menukar informasi dengan
individu-individu lain.contohnyahandphone dan faxsimile
3.
Jelaskan
apa yang dimaksud dengan teknologi informasi dan komunikasi (TIK) dan sebutkan
contohnya!
Jawab: TIK adalah sebuah payung besar terminologi yang mencakup
seluruh peralatan teknis untuk memproses dan
menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspekyaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi yang sering pula dengan
sebutan komputer. Teknologi informasi adalah yang meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses,
penggunaan sebagai alat bantu, manipulasi, dan pengelolaan informasi.
Contohnya, laptop dan computer.
4. Apa saja manfaat TIK dalam
kehidupan sehari-hari? (minimal 3) Jawab:
·
Dengan Televisi manusia dapat melihat
peristiwa yang terjadi ditempat lain.
·
Dengan Telephone genggam manusia dapat
berkomunikasi dengan orang lain yang jaraknya jauh.
·
Dengan Komputer manusia dapat menyimpan serta
memperoleh data sebagai informasi.
·
Dengan internet manusia bisa saling
berkomunikasi dan berbagi informasi dari jarak yang sangat berjauhan.
5. Mengapa mata pelajaran TIK penting
untuk siswa SMP! Jelaskan! Jawab:
Sebab
dalam pelajaran TIK anak-anak akan diajarkan menjadi seorang produsen
pengetahuan di bidang Teknologi komunikasi, dan Informasi (TIK). Mereka akan
mampu memanfaatkan TIK dalam kehidupan sehari-hari. Akan banyak proggamer muda
lahir, dan akan banyak anak muda yang mampu menggunakan internet secara sehat.
Mereka tidak lagi menjadi konsumen tetapi sudah menjadi produsen.
6. Mengapa keterampilan menulis siswa semakin
meningkat setelah membuat buku fantasi dan liburan sekolahku? Jelaskan!.
Jawab:
Karena dengan menulis itu siswa
akan mengembangkan ide yang sudah lama ia ingin tuliskan, tetapi tidak ada
waktu untuk menulis akhirnya dengan ada pembuatan buku ia bisa menuliskan
ide-ide tersebut.
7. Apa dampak dari pembuatan buku fiksi
dan non fiksi dalam kelasmu?
Jawab:
Dampak positifnya itu kita dapat
bekerja sama, saling melengkapi tulisan, dan belajar untuk disiplin soal waktu.
Juga belajar jualan buku sendiri.
8. Kesulitan kesulitan apa saja yang
kamu temui dalam proses pembuatan buku?
Dalam mengatur waktu bertemu, editing
artikel, cover yang belum jadi, dan pencetakan buku.
9. Mengapa menulis cerita fiksi lebih
sulit dari cerita non fiksi?
Jawab:
Karena cerita fiksi itu harus dari
imajinasi kita sendiri dan imajinasi itu datangnya tidak tahu kapan sedangkan
non fiksi itu berdasarkan kehidupan nyata.
10. Apakah TIK membantumu dalam proses
pembuatan buku? Jawab:
Ya, Karena mempersingkat waktu dalam
pembuatannya dan memudahkan kita dalam proses pembuatan buku. Dengan TIK cover
buku jadi lebih bagus.
Contoh Wawancara tertulis: Niswah Nur Sabrina 7C/29, kemudian peneliti mendapatkan masukan
agar membuat angket dalam bentuk online di google
form.
D.
Teknik
analisis data
Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah
sebuah data menjadi informasi sehingga karakteristik data tersebut menjadi
mudah untuk dipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi permasalahan,
terutama adalah masalah tentang sebuah penelitian. Analisis
data juga bisa diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan untuk
merubah data hasil dari sebuah penelitian menjadi informasi yang nantinya bisa
dipergunakan untuk mengambil sebuah kesimpulan.
Tujuan dari analisis data adalah untuk mendeskripsikan
sebuah data sehingga bisa dipahami, dan juga untuk membuat kesimpulan atau
menarik kesimpulan mengenai karakteristik populasi yang berdasarkan data yang
diperoleh dari sampel, yang biasanya ini dibuat dengan dasar pendugaan dan
pengujian hipotesis.Dari data penelitian yang didapatkan, diharapkan 100 persen
siswa mengerjakan tulisannya dengan baik. Bila terlambat, maka proses pembuatan
buku menjadi lama dan ini akan menjadi kelas tersebut terlambat menerbitkan
buku.
Tabel.2
Data Tulisan Siswa Kelas 7A sampai
7G SMP Labschool Jakarta yang diharapkan
Kelas
|
Jumlah Siswa
|
Tulisan Fiksi
|
Tulisan Non Fiksi
|
7A
|
38
|
100 %
|
100 %
|
7B
|
38
|
100 %
|
100 %
|
7C
|
38
|
100 %
|
100 %
|
7D
|
38
|
100 %
|
100 %
|
7E
|
38
|
100 %
|
100 %
|
7F
|
38
|
100 %
|
100 %
|
7G
|
37
|
100 %
|
100 %
|
BAB
III
KARYA
INOVASI PEMBELAJARAN
A.
Ide Dasar
Ide
dasar ini dimulai ketika penulis melihat pameran buku di Book Fair Senayan Jakarta Pusat. Banyak buku dijual dan dipamerkan
di sana. Namun hanya sedikit buku yang dibuat oleh siswa SMP. Dari hasil observasi dan wawancara, kemampuan
keterampilan menulis siswa ternyata masih rendah. Perlu diajarkan langsung cara
menulis agar keterampilan menulisnya meningkat. Caranya dengan menulis dan membuat
buku secara kolaborasi. Setiap siswa diminta untuk menulis cerita fantasi dan
liburan.
Sebagai
seorang guru TIK, peneliti merasa terpanggil untuk mengajari siswa membuat
bukunya sendiri. Dari ide itu peneliti berkolaborasi dengan guru Bahasa
Indonesia. Dalam materi pelajaran ada topik tentang cerita fantasi di Bab 2
halaman 43 kelas 7 dalam buku mata pelajaran Bahasa Indonesia di kurikulum 2013.
Gayungpun bersambut, lalu guru Bahasa Indonesia membantu membuat proyek ini
agar terwujud.
Siswa
belajar bersama membuat buku cerita fiksi dan non fiksi. Guru TIK dan Guru
Bahasa Indonesia saling berkolaborasi. Cerita fiksi dibimbing oleh bapak Ahmad
Mulyadi, Guru Bahasa Indonesia SMP Labschool Jakarta, dan Cerita Non Fiksi
dibimbing oleh bapak Wijaya Kusumah selaku guru TIK SMP Labschool Jakarta.
Dalam
buku Bahasa Indonesia yang diterbitkan oleh kemdikbud untuk siswa kelas 7
halaman 44, dituliskan secara lengkap tentang cerita fantasi. Cerita fantasi merupakan salah satu genre
cerita yang sangat penting untuk melatih kreativitas. Berfantasi secara aktif bisa
mengasah kreativitas. Pembaca bisa menjadi penulis hebat. Harry Potter termasuk
penulis cerita fantasi yang sangat terkenal. Di Indonesia kita memiliki penulis
hebat yang menulis berbagai cerita
fantasi. Di antara penulis hebat cerita fantasi itu adalah Ugi Agustono dan
Joko Lelono. Ugi Agustono menulis cerita fantasi berdasarkan pengamatan
terhadap komodo dan suasana di pulau Komodo. Joko Lelono juga menulis cerita
fantasi dengan nuansa lokal. Pembaca juga dapat belajar menulis fantasi dengan
belajar secara tekun dan tidak takut berkreasi. Siswa dapat seperti mereka.
Dalam
mata pelajaran Bahasa Indonesia di SMP, ada 2 jenis karangan atau cerita yang
kita kenal yaitu:
1. Karangan Fiksi
Karangan Fiksi yaitu karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiksi atau cerita rekaan biasanya berbentuk novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi ilmiah atau fiksi ilmu pengetahuan adalah fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah. Karangan fiksi berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Itulah sebabnya, tulisan ini lebih dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya.
Bahasa tulisan fiksi selain bermakna denoktatif juga konotatif, dan asosiatif yaitu makna tidak sebenarnya. Selain itu juga bermakna ekspresif yaitu membanyangkan suasana pribadi pengarang. Bahasa tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat mempengaruhi pembaca dan plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca.
Karangan Fiksi yaitu karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiksi atau cerita rekaan biasanya berbentuk novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi ilmiah atau fiksi ilmu pengetahuan adalah fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah. Karangan fiksi berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Itulah sebabnya, tulisan ini lebih dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya.
Bahasa tulisan fiksi selain bermakna denoktatif juga konotatif, dan asosiatif yaitu makna tidak sebenarnya. Selain itu juga bermakna ekspresif yaitu membanyangkan suasana pribadi pengarang. Bahasa tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat mempengaruhi pembaca dan plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca.
Contoh
cerita Fiksi:
Ruang Dimensi Alpha
Karya: Ratna Juwita
“Kau harus membawanya kembali!” Erza
berteriak kalang kabut. Aku gugup. Bingung. Tak tau apa yang harus kuperbuat,
sedangkan manusia dengan wajah setengah kera itu memandang sekeliling. Manusia
purba itu menemukanku ketika aku memasuki dimensi alpha. Tanpa kusadari ia
mengikutiku. Manusia purba itu akan mati jika tidak kembali dalam waktu 12 jam.
“Aku harus membawa dia kembali!”
teriakku.
Erza menghempaskan tubuhnya pada meja
kontrol laboratorium dengan kesal. Ardi berteriak lantang ”Jangan main-main
Don!” Ardi menatapku dengan tajam. “Padahal..,” Erza tercekat, “Aku tahu Er
kita tinggal punya waktu 8 jam”. Aku terus berusaha meyakinkan
sabahatsahabatku.
“ Jika kamu mengembalikan manusia purba
melebihi 8 jam, berarti tamat riwayatmu.” Kembali Erza dan Ardi menatapku tajam.
Aku mengotak-atik komputer Luminaku
dengan cepat. Aku memutuskan untuk tetap mengembalikan manusia purba itu.
“Sistem oke!”
Manusia purba itu harus hidup. Setiap
mahkluk berhak untuk hidup. Aku yang membawanya, aku juga yang harus
mengembalikannya. Orang tuaku tak pernah mengajarkanku untuk melarikan diri
sesulit apapun masalah yang kuhadapi.
Ku klik tombol ‘run’ pada layar monitor
Lumina di depanku dan diikuti gelombang biru mirip Aurora memenuhi ruangan.
Pagar Asteroid terbuka lebar, memberikan ruang cukup untuk kulewati bersama
manusia purba itu. Ruangan penuh asap dengan pohon-pohon yang meranggas. Hampir
8 jam, manusia purba tetap memegang tanganku. Kurang 10 menit aku lepaskan
tangan manusia purba. Kujabat erat dan
aku lari menuju lorong dimensi alpha.
Kurang 10 menit lagi waktu yang tersisa dan aku masih di lorong dimensi
alpha. Aku berpikir ini takdir akhir hidupku. Tiba-tiba kudengar teriakan keras
dan goncangan hebat. Aku terlemapar kembali ke laboratoriumku.
Alarm berbunyi. Gelombang dimensi alpha
semakin mengecil.
Badanku lemas seakan rontok semua
sendiku. Aku menengadah dan kulihat sahabat-sahabatku mengelilingiku. Semua
alat di laboratorium ini pecah berantakan. Tinggal laptop Luminaku yang masih
menyala. “Ardi maafkan aku! Maaf telah merusak labolatorium untuk penelitian
ini,” kataku mengiba.
“Gak apa-apa asalkan dirimu bisa
selamat,” Ardi memelukku dengan erat. Kulihat Erza membawa air minum untukku.
Tidak menyangka aku bisa berhasil dikembalikan dan hidup lagi secara biasa.
Manusia purba itu juga berhasil kembali ke habitatnya pada 500 tahun sebelum masehi.
Aku dapat melihatnya dengan jelas di layar laptop. Manusia purba itu tersenyum
sambil melambaikan tangan ke arahku.
2. Karangan
non fiksi
Karangan non fiksi yaitu karangan yang
dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi
dalam kehidupan kita sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan
ilmiah dan ilmiah populer, biografi, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis,
desertasi, makalah, dan sebagainya.
Menurut Ismail Kusmayadi (2007:47), karangan non fiktif berusaha mencapai taraf objektifitas yang tinggi, berusaha menarik, dan menggugah nalar (pikiran) pembaca.Bahasa karangan nonfiktif bersifat denotative dan menunjukkan pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda. Tulisan non fiksi sering disebut juga tulisan ilmiah. Keilmiahan ini ditandai dengan penggunaan fakta sebagai dasar.
Menurut Ismail Kusmayadi (2007:47), karangan non fiktif berusaha mencapai taraf objektifitas yang tinggi, berusaha menarik, dan menggugah nalar (pikiran) pembaca.Bahasa karangan nonfiktif bersifat denotative dan menunjukkan pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda. Tulisan non fiksi sering disebut juga tulisan ilmiah. Keilmiahan ini ditandai dengan penggunaan fakta sebagai dasar.
Contoh karangan non fiksi:
LIBURAN
SEKOLAHKU YANG MENYENANGKAN
Tanggal 20 Desember 2016 adalah
hari libur semester 1 SMP Labschool Jakarta. Pada hari pertama libur sekolah,
saya pergi ke Kuningan untuk membuat visa ke UK. Di sana saya ditanyakan
beberapa informasi tentang diri saya. Setelah membuat visa, saya dan keluarga
saya pergi jalan jalan ke Plaza Senayan. Disana kami berbelanja,makan-makan,dan
lain-lain.
Tanggal 22-31 Desember 2016 adalah
hari yang cukup membosankan karena saya tidak pergi kemana-mana. Saya hanya
pergi jalan jalan ke mall untuk makan dan berbelanja. Setelah pergi ke mall
saya hanya bermain video game di rumah. Pada jam 16.00 WIB sore, saya keluar
rumah dan menuju lapangan basket dan bermain basket sampai jam 18:30 WIB.
Tanggal 1-8 Januari 2017 adalah hari
libur yang sangat menyenangkan. Saya dan keluarga saya pergi ke malang. Sesaat
kami sampai di malang kami menaiki taxi ke hotel. Sesampainya di hotel saya dan
keluarga saya langsung pergi makam. Pemandangan di malang sangat bagus sehingga
saya banyak sekali mengambil foto. Keesokan harinya saya pergi ke Jawa Timur
Park 2. Di sana saya dan keluarga pergi ke Batu Secret Zoo. Di Batu Secret Zoo
kami melihat banyak binatang yang langka dan terancam punah. Saya mengambil
banyak foto dari kebun binatang tersebut.
Di Jatim Park 2 juga ada banyak
wahana permainan yang seru seperti roller coaster, panahan, dan lain-lain.
Setelah menyelesaikan jatim park 2, keesokan harinya saya pergi ke museum
angkut. Di museum itu saya melihat barang barang antik yang dipajang dan juga
ada beberapa tempat untuk berfoto-foto. Di dalam museum angkut ada beberapa
bagian yaitu bagian eropa, Buckingham, Hollywood, Las Vegas, dan lain-lain.
Keesokan harinya saya pergi ke
Predator Fun Park. Di sana terdapat beberapa hewan buas, reptil,dll. Salah
satunya adalah buaya, ular, piranha, alligator,dll.
Setelah selesai liburan ke Malang
saya menaiki lion air untuk menuju Jakarta. Sesampainya di Jakarta saya
langsung pulang menaiki taxi dan beristirahat di rumah. Liburan semester 1 ini
sangat menyenangkan tetapi sedikit membosankan.
B.
Rancangan Karya Inovasi Pembelajaran
Sampai saat ini belum banyak sekolah
yang menulis dan menerbitkan buku sendiri. Dari hasil survey di group WA FPGI/KOGTIK
dan media social facebook serta wawancara guru di sekolah lainnya, penulis
belum menemukan sekolah yang mengajari siswanya membuat buku sendiri. Dari
materi memahami dan mencipta cerita fantasi di mata pelajaran Bahasa Indonesia SMP
kelas 7, ide itu muncul. Materi TIK yaitu menggunakan pengolah kata bisa masuk
ke dalam tema tersebut sehingga guru dapat menerapkan metode tematik integratif.
Juga materi disain grafis untuk
pembuatan cover dan background buku. Inovasi ini masih
merupakan hal baru dalam pembelajaran.
Rancangan karya inovasi pembelajaran ini
berbentuk buku fiksi dan non fiksi. Ada 7 buah buku fiksi dan ada 7 buah buku
non fiksi dari 7 kelas yang kami ajarkan. Jumlah seluruh karya tulis adalah 14
buah buku. Semua buku itu diharapkan dapat menambah jumlah buku di perpustakaan
sekolah. Guru merancang proses pembuatan buku fiksi dan non fiksi.
Masing-masing buku dikerjakan dalam waktu sekitar 3 bulan. Kedua buku dirancang
dengan sebuah harapan keterampilan menulis siswa meningkat dan kampanye gerakan
literasi sekolah (GLS) dapat dikembangkan di sekolah.
C.
Proses Penemuan/Pembaharuan
Penemuan dan pembaharuan yang didapatkan
dari proses pembuatan buku fiksi dan non fiksi adalah peneliti mendapatkan ilmu
baru tentang menulis secara kolaborasi. Siswa yang belum bisa menulis menjadi
terbantu untuk menulis hasil karya tulisnya. Originalitas tulisan siswa lebih
terjaga karena bila siswa copy paste
dari internet akan ketahuan oleh siswa lainnya. Peran tutor sebaya menjadi
penting. Siswa saling mengedit tulisan dalam kelompoknya masing-masing. Mereka
yang tidak mampu menulis dengan baik, akan terbantu oleh siswa lainnya.
Kolaborasi menulis ini ternyata sangat efektif dan terbukti dapat meningkatkan
keterampilan menulis siswa. Hal ini dapat dibuktikan dari hasil karya siswa
dalam bentuk buku fiksi dan non fiksi. Inovasi pembelajaran seperti ini
ternyata belum banyak dilakukan oleh kawan-kawan guru di sekolah.
Selain itu, buku fiksi dan non fiksi ini
dapat menjadi model untuk sekolah lainnya. Hal ini penulis komunikasikan dengan
pakar literasi Indonesia, bapak Satria Dharma. Beliau juga siap membantu untuk
membinanya dan datang ke sekolah. Saat ini belum banyak sekolah yang mengajari
siswa untuk membuat dan menerbitkan buku. Baik dalam bentuk buku cetak ataupun
bentuk buku digital. Ada 14 buku baru yang dibuat oleh siswa dari kelasnya
masing-masing. Instrumen penilaian hasil karya tulis siswa masih harus
dikembangkan agar banyak guru dapat melakukan penilaian dengan benar.
Dari hasil
penelitian ini didapatkan peningkatan keterampilan menulis siswa melalui
pembuatan buku cerita fiksi dan non fiksi. Walaupun belum 100 % siswa dapat
menulis artikelnya dengan baik, namun kerjasama yang baik antar siswa dapat
membuat tulisan mereka lebih bermakna. Masih banyak tulisan yang harus diedit
dan direvisi tulisannya. Setiap siswa akan membaca tulisan temannya, dan akan
saling terbantu dengan menulis secara kolaborasi. Tulisan siswa kemudian
dikumpulkan ke email kelas masing-masing dan disusun untuk menjadi buku dengan
judul buku sesuai kesepakatan mereka. Setiap kelas harus memiliki judul buku
yang berbeda. Hal ini akan menjadi contoh buat sekolah lain bahwa membuat cover
buku dan isinya akan menjadi serasa mudah bila dilakukan secara kolaborasi atau
berjamaah.
Tabel 3.
Data tulisan siswa kelas 7
Tabel 4.
Data siklus 1 dan 2
Buku
|
SIKLUS
|
Belum
|
Sudah
|
Jumlah
|
Fiksi
|
Pertama
|
5
|
260
|
265 Siswa
|
Non Fiksi
|
Kedua
|
2
|
263
|
265 Siswa
|
Buku yang
sudah selesai dicetak kemudian dipamerkan pada bulan Januari 2017 dalam pameran
buku di sekolah dalam rangka mengkampanyekan gerakan literasi di sekolah (GLS).
Alhamdulillah hasil penjualan buku dan keuntungannya masuk ke kas kelas mereka
masing masing. Itulah salah satu cara kami menggerakkan budaya literasi di
sekolah dan mengembangkan literasi TIK di kalangan siswa. Sekaligus juga
meningkatkan keterampilan menulis siswa.
Dari
angket secara tertulis yang disebarkan lewat google form, siswa sangat senang dalam proses pembuatan buku ini.
Mereka jadi tahu cara membuat buku dan prosesnya. Semoga tahun depan buku mereka
sudah ber-ISBN dan dijual ke publik di luar sekolah. Ketua Badan Pengelola
Sekolah (BPS) Labschool UNJ sudah menyetujuinya. Rencana Labschool Jakarta akan menerbitkan bukunya sendiri dan
akan menjadi contoh dalam pengembangan literasi dari kementrian pendidikan dan
kebudayaan. Program literasi yang telah dicanangkan oleh kemdikbud akan dapat
diaplikasikan dari mulai konsep sampai aplikasinya. Sehingga banyak sekolah
yang dapat mengikutinya.
Berikut
ini adalah gambaran secara grafik hasil angket siswa di kelas 7G:
D.
Aplikasi
Praktis dalam Pembelajaran
Gambar
1. Aplikasi Praktis Pembelajaran
|
Siswa
Belum Terampil menulis
|
Buku
non fiksi
|
Buku
Fiksi
|
Praktik
menulis kolaborasi
|
Aplikasi praktis dalam
pembelajaran ini dibagi ke dalam 2 siklus yaitu:
Tabel
5. Siklus 1: Siswa Membuat Cerita Fantasi
Bulan
|
Oktober 2016
|
Nopember 2016
|
Desember 2016
|
Kegiatan
|
Penulisan buku Fiksi
|
Editing buku
|
Pencetakan Buku
|
Bulan Januari 2017 Pelaksanaan Pameran
Buku Karya Tulis Siswa Kelas 7
|
1. Perencanaan
Guru
merencanakan pembelajaran inovatif menyusun dan menerbitkan buku fiksi dengan
tema cerita fantasi dalam buku bahasa Indonesia kelas 7 versi kurikulum 2013.
Guru Bahasa Indonesia mengajari dan membimbing siswa menulis cerita fantasi
sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Guru TIK membimbing siswa
dalam melayout buku dengan program pengolah kata (MS WORD) dan disain grafis
(COREL DRAW) untuk cover buku di laboratorium komputer SMP Labschool Jakarta.
2. Pelaksanaan
Guru
melaksanakan pembelajaran inovatif dalam bentuk tematik integratif dimana
cerita fantasi menjadi tema dalam pembelajaran bahasa Indonesia kelas 7. Guru
TIK membimbing siswa dalam tema pengolah kata dan disain grafis di laboratorium
komputer dan di kelas. Saat di kelas siswa membawa laptop sendiri dari rumah.
Pembelajaran matpel bahasa indonesia diberikan selama 6 jam per minggu,
sedangkan pembelajaran TIK diberikan selama 2 jam pelajaran di kelas 7. Dalam
pelaksanaan pembuatan buku fiksi, proses editing cukup lama dilakukan. Siswa
dibagi dalam beberapa kelompok supaya tulisan siswa dapat selesai sesuai target
yang diharapkan.
3. Pengamatan
Guru
melakukan pengamatan dan melihat langsung proses pembuatan buku fiksi yang
dibuat oleh siswa. Guru TIK dan bahasa Indonesia saling berkolaborasi.
Observasi dilakukan secara langsung dalam bentuk praktik di lab komputer dan di
kelas. Kegiatan dilakukan sesuai rencana pembelajaran. Siswa yang belum baik
menulisnya diedit oleh temannya dalam kelompok. Peran guru hanya sebagai fasilitator
dan motivator saja. Nampak ada beberapa siswa dalam pelajaran bahasa Indonesia mengalami
kesulitan dalam menulis cerita fantasi. Semua hasil pengamatan dicatat dalam
data siklus 1.
4. Refleksi
Guru
melakukan refleksi diri, ternyata tidak mudah membimbing dan melatih siswa
menulis cerita fantasi. Mereka nampak mengalami kesulitan dalam membuat buku
fiksi. Akhirnya guru TIK ikut turun tangan membantu mengedit tulisan siswa agar
lebih enak dibaca. Kemudian mengirimkannya ke percetakan untuk dijadikan buku.
Tabel
6. Siklus 2: Siswa Membuat Cerita Liburan
Bulan
|
Februari 2017
|
Maret 2017
|
April 2017
|
Kegiatan
|
Penulisan non Fiksi
|
Editing
|
Pencetakan Buku
|
Bulan Mei 2017 Pelaksanaan Pameran
Buku Karya Tulis Siswa Kelas 7
|
1. Perencanaan
Guru
merencanakan pembelajaran inovatif menyusun dan menerbitkan buku non fiksi
dengan tema cerita liburanku dalam buku bahasa Indonesia kelas 7 versi
kurikulum 2013. Guru Bahasa Indonesia mengajari dan membimbing siswa menulis
cerita liburan sesuai dengan kompetensi inti dan kompetensi dasar. Guru TIK
membimbing siswa dalam melayout buku dengan program pengolah kata (MS WORD) dan
disain grafis (COREL DRAW) di laboratorium komputer SMP Labschool Jakarta. Guru
TIK menjadi pembimbing langsung dalam konten cerita liburanku yang
menyenangkan. Kali ini pengalaman peneliti yang telah sukses menerbitkan buku
kami ajarkan secara langsung kepada siswa. Khususnya teknik menulis cerita
narasi agar enak dibaca dengan contoh bahan-bahan bacaan yang didapat siswa
dari perpustakaan sekolah. Secara kebetulan, letak laboratorium komputer dan
perpustakaan tidak terlalu jauh, sehingga siswa dapat langsung menulis dan
menceritakan buku yang sudah dibacanya.
2. Pelaksanaan
Guru
melaksanakan pembelajaran inovatif dalam bentuk tematik integratif dimana
cerita liburan sekolah menjadi tema dalam pembelajaran TIK dan bahasa Indonesia
kelas 7. Guru TIK membimbing siswa dalam tema pengolah kata dan disain grafis
di laboratorium komputer dan di ruang kelas. Saat di kelas siswa membawa laptop
sendiri dari rumah. Pembelajaran bahasa Indonesia diberikan selama 6 jam
perminggu, sedangkan pembelajaran TIK diberikan selama 2 jam pelajaran di kelas
7 dalam bentuk bimbingan TIK di kurikulum 2013. Kegiatan ini sekaligus juga
menjadi contoh atau model pembelajaran TIK dalam kurikulum 2013. Dimana mata
pelajaran TIK dihapuskan dalam kurikulum 2013 dan diganti mata pelajaran baru
yang bernama prakarya. Peran guru TIK berubah dari guru mata pelajaran menjadi guru
bimbingan seperti guru Bimbingan Konseling. Guru TIK membimbing siswa dalam
layout pembuatan buku dan ikut memotivasi siswa belajar TIK dan berlatih
menulis cerita liburan. Ternyata hasil disain siswa sangat bagus sekali dan
membuat kagum guru TIK.
3. Pengamatan
Guru
melakukan pengamatan dan melihat langsung proses pembuatan buku non fiksi yang
dibuat oleh siswa. Guru TIK dan bahasa Indonesia saling berkolaborasi.
Observasi dilakukan secara langsung dalam bentuk praktik di laboratorium
komputer dan di kelas. Terlihat beberapa siswa mengalami kesulitan dalam
menulis cerita liburan sekolah. Alasannya sudah lupa pergi kemana saja di saat
liburan sekolah. Mereka belum mampu menulis secara runut. Bahkan ada 3 siswa
yang belum mengumpulkan tulisan narasinya. Sementera itu deadline waktunya sudah habis. Narasi adalah suatu cerita berupa
peristiwa atau kejadian dalam satu urutan waktu. Kisah nyata atau pengalaman
siswa selama liburan sekolah dituliskan untuk disusun menjadi buku non fiksi.
4. Refleksi
Guru
melakukan refleksi diri, ternyata memang tidak mudah membimbing dan melatih
siswa menulis cerita liburan. Kisah nyata mereka dalam mengisi liburan sekolah
masih terasa hambar untuk dibaca orang lain. Guru kemudian menyarankan
perbaikan tulisan. Ada yang menulis panjang dan ada yang menulis pendek. Semua
cerita mereka akhirnya sangat menarik untuk dibukukan setelah direvisi. Nampak
keterampilan menulis siswa mulai meningkat sedikit demi sedikit. Hampir semua
siswa sudah mampu menulis dengan baik. Instrumen penilaian tulisan siswa
menjadi alat ukurnya.
E. Data Hasil Aplikasi Praktis
Inovasi Pembelajaran
Dari
data hasil aplikasi praktis inovasi pembelajaran, didapatkan data bahwa siswa
sangat menyukai belajar menulis dan menerbitkan buku secara langsung. Selain
itu kemampuan siswa dalam keterampilan komputer atau belajar TIK menjadi lebih
terasah. Terutama untuk materi pengolah kata dan disain grafis. Siswa sangat
senang karena bisa berimajinasi yang tinggi, bekerjasama dalam kelompok, dan
terinspirasi untuk membuat buku lagi secara kolaborasi. Telah terjadi
peningkatan keterampilan menulis siswa.
Selain
itu didapatkan data bahwa masih ada siswa yang mengalami kesulitan dalam menulis.
Dengan menulis secara berjamaah atau kolaborasi hal ini dapat teratasi. Siswa
yang lebih terampil dalam menulis ikut mengajari siswa yang belum terampil
dalam menulis. Siswa dapat saling membantu dalam kelompoknya masing-masing.
Gambar 1. Hasil Angket siswa Secara Online kelas 7G
Kesulitan
yang dialami siswa adalah memikirkan kata-kata yang cocok atau tepat untuk
dituliskan dalam artikel atau cerpen yang mereka buat. Belajar menulis dengan
baik dan benar ternyata tidak mudah. Perlu belajar dan berlatih terus menerus
dalam bentuk menulis secara langsung. Sehingga mereka merasakan tulisannya
semakin baik dengan cara belajar menulis secara kolaborasi. Perbedaan pendapat
dari siswa sulit sekali disatukan. Terutama dalam penentuan cover buku hingga masalah
isi buku. Mereka berusaha untuk menampilkan hasil karyanya. Peran guru sangat
diperlukan dalam hal ini.
F. Analisis Data Hasil Aplikasi
Praktis Inovasi Pembelajaran
Berdasarkan data hasil
aplikasi praktis inovasi pembelajaran didapatkan hasil sebagai berikut di tabel
7:
Siklus 1
|
Pembuatan
Buku
Fiksi
|
Imajinasi
dan kreativitas siswa dalam menulis mulai terlihat. Walaupun masih banyak
yang harus direvisi.
|
Menulis
cerita fiksi lebih sulit dari cerita non fiksi. Buku fiksi ditulis
berdasarkan imajinasi dan kreativitas siswa.
|
Siklus 2
|
Pembuatan
Buku
Non Fiksi
|
Daya
ingat siswa dalam menuliskan kegiatan yang telah dilakukannya akan terbaca
dalam tulisannya.
|
Menulis
cerita non fiksi lebih mudah dari cerita fiksi. Buku non fiksi berdasarkan
fakta dan kisah nyata.
|
G. Diseminasi
Laporan
kegiatan penelitian ini telah kami diseminasikan dalam kegiatan workshop
elearning komunitas guru TIK dan KKPI di SMPN 1 Cileunyi Kabupaten Bandung
Provinsi Jawa Barat, di LPM Banjarbaru Provinsi Kalimantan Selatan, dan LPMP Makassar
Provinsi Sulawesi Selatan.
Juga
sudah kami sebarkan dalam kalangan terbatas di facebook group Komunitas Guru
TIK dan KKPI (KOGTIK), Komunitas Guru Indonesia (KGI) dan Ikatan Profesi Guru
Indonesia (IPGI). Tanggapan rekan sejawat sangat positif.
Bahkan
ada yang memberikan masukan kepada peneliti dengan tulisan sebagai berikut:
Assalamualaikum wr.wb,
Mohon maaf sebelumnya
jika masukan dari saya kurang berkenan. Saya memberi masukan karena niat ingin
membina hubungan jangka panjang antar sesama guru profesional. Suatu kehormatan
bisa memberikan masukan pada Om Jay yang senior dalam hal menulis.
Masukan dari saya
adalah:
1. Inovatifnya kurang menonjol
Omjay. Sebaiknya di beri akronim unik cara menulis buku yang dilakukan siswa.
Jika hanya menulis buku fiksi dan non fiksi itu bukan inovatif toh? Apa
keunggulan dari penulisan buku fiksi/non fiktif lain? Mungkin metode untuk menulis
bukunya yang inovatif, nah ini yang perlu ditonjolkan. Misalnya metode
doraemon.
2. Karya inovatif
bukan PTK. Walaupun tidak salah PTK menggunakan karya inovatif. Khusus untuk
makalah karya inovatif yang ditonjolkan adalah produk inovatifnya, cara
pembuatan dan hasil atau dampak penggunaannya. Data hasil penerapan metode
doraemon bisa diambil sebagian dari PTK. Karya inovatif yang baik dalam
beberapa pertemuan sudah dapat meningkatkan keterampilan /kompetensi.
Kalau saya pada
masalahnya adalah:
a. Bagaimana
cara pembuatan buku fiksi dengan metode Doraemon
b. Bagaimana
pembuatan buku fiksi dengan metode doraemon dapat meningkatkan keterampilan
siswa...
Sekian masukan dari
saya kurang lebihnya mohon maaf, semoga bermanfaat.
Salam kenal saya Lies
Indrawati, S.Pd. Guru SDN 73 Pontianak Barat Kalimantan Barat.
Juara I Karya Inovasi SD Tingkat Nasional Kategori Seni, Bahasa dan Olah raga
pada tahun 2015.
Alhamdulillah
laporan karya tulis ini terpilih sebagai salah satu peserta dan pemakalah tingkat nasional untuk dipresentasikan
dalam semnas kesharlindung kemdikbud tanggal 9 sampai 12 Mei 2017 di Swiss
Belhotel Mangga Besar Jakarta. Sungguh sebuah kebanggan dapat berbagi
pengalaman kepada guru lainnya dari seluruh Indonesia.
Di
acara semnas kesharindung banyak yang bertanya proses pembuatan buku dan biaya cetaknya.
Di kegiatan itu banyak pula yang meminta contoh buku cetaknya. Namun karena
jumlah buku yang dicetak terbatas, kami mengarahkan untuk mengunduh atau
mendownload buku digitalnya di blog http://wijayalabs.com.
Berikut
ini adalah bukti foto-foto kegiatan desiminasinya bersama rekan sejawat guru
dari berbagai daerah dan mereka sangat antusias dengan laporan PTK ini. Semoga
dapat diterapkan di banyak sekolah di Indonesia.
Gambar
2. Foto Seminar Nasional Kesharlindung Kemdikbud
Gambar
3. Foto Usai Presentasi Seminar Nasional Kesharlindung Kemdikbud
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan
penelitian didapatkan kesimpulan bahwa untuk meningkatkan keterampilan menulis
siswa dapat dilakukan dengan cara mengajari siswa membuat buku cerita fiksi dan
non fiksi secara kolaborasi atau berjamaah. Dari kegiatan ini siswa menjadi
lebih termotivasi, memiliki imajinasi yang kuat, mempunyai ide yang kreatif, lebih
sering bercerita banyak hal, mengorganisasi gagasan secara sistematis, dan siswa
lebih gemar membaca buku karena rasa ingin tahu. Hampir 100 % siswa sudah mampu
menulis dengan baik. Keterampilan menulis siswa menjadi meningkat melalui
pembuatan buku fiksi dan non fiksi.
Hasil karya
tulis siswa tersebut dipamerkan dan dijual di sekolah. Ada 14 buku dihasilkan,
yaitu 7 buku cerita fiksi dalam bentuk cerita fantasi, dan 7 buku cerita non
fiksi dalam bentuk cerita liburan sekolah. Karya tulis siswa menambah jumlah
buku perpustakaan sekolah. Kampanye gerakan literasi sekolah (GLS) dapat
berjalan sesuai harapan pemerintah. Siswa tidak hanya sekedar senang membaca
buku, tapi juga menulis buku. Keterampilan menulis siswa dapat terus meningkat
dengan menulis buku fiksi dan non fiksi di kelasnya masing-masing.
B. Saran
Berdasarkan
hasil penelitian dan kesimpulan disampaikan beberapa saran sebagai berikut:
1. Pembuatan
buku fiksi dan non fiksi akan berhasil bila guru mampu memotivasi dan
menginspirasi siswa.
2. Kondisi
siswa yang belum terlatih dalam menulis dapat ditingkatkan dengan terus menerus
belajar menulis secara kolaborasi dengan materi yang sesuai dengan kompetensi inti
dan kompetensi dasar yang diajarkan di sekolah.
3. Dukungan
masyarakat sekolah, guru, dan orang tua siswa sangat penting dalam
mengembangkan imajinasi dan kreativitas siswa di bidang karya tulis ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alwasilah, A. Chaedar.Pokoknya Menulis. Bandung: Kiblat, 2010
Dalman.
Keterampilan menulis. Jakarta:
Rajagrafindo, 2016
Dewi,
Ratna. Cara dan Tip Produktif Menulis
Buku. Jakarta: Elex Media Komputindo, 2014
Elizabert.
E Barkley. Teknik-teknik pembelajaran
Kolaboratif. Bandung: Nusa Media, 2012
Emzir.
Metodologi Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Rajagrafindo, 2009.
Fithrati. Nurul. Menulis Narasi. Jakarta: Khasanah Pena, 2010
Gong, Gola. Jangan Mau Gak Nulis Seumur Hidup. Jakarta: Maximalis, 2007
Hamruni.
Strategi Pembelajaran. Yogyakarta:
Insan Madani, 2012.
Harsiati, dkk. Bahasa Indonesia Kelas 7. Jakarta: Kemdikbud, 2016
Jabrohim,
dkk. Cara Menulis Kreatif.
Yogyakarta, 2009
Johnson,
David. Collaborative Learning,
Bandung: Nusa Media, 2012
Kusmayadi,
Ismail. Menulis dengan Hati, Bandung:
Pribumi Mekar, 2007
Mary,
Phyllis. Panduan Menulis untuk mahasiswa dan pelajar, Jakarta: Indeks, 2008
Kusumah,
Wijaya. Mengenal Penelitian Tindakan
Kelas. Jakarta, 2012.
Naim,
Ngainun. The Power of Writing.Yogyakarta:
Lentera Kreasindo, 2015.
Prasetyo,
Eko. Kekuatan Pena. Jakarta: Indeks,
2012
Putra, Nusa. Menulislah Seperti Sholat. Jakarta, Rajagrafindo, 2014
Sitepu,
B.P. Penulisan Buku Teks Pelajaran.
Bandung: Rosda, 2012.
Suparman, M. Atwi. Desain Instruksional Modern. Jakarta: Erlangga, 2012
Tarigan,
Henry Guntur. Membaca Sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa, 2008
Wibawa,
Basuki. Metode Penelitian Pendidikan.
Jakarta: Universits Terbuka, 2014
Lampiran
1.
Gambar 4. Pameran Buku
Karya Siswa
Lampiran
2.
Gambar 5. Contoh cover
Buku Fiksi Siswa Kelas 7
Lampiran
3.
Gambar 6. Contoh cover
Buku Fiksi Siswa Kelas 7
Lampiran
4.
Gambar 7. Contoh cover
Buku Non Fiksi Siswa Kelas 7
Lampiran
5.
Gambar 8 Contoh cover
Buku Non Fiksi Siswa Kelas 7
Lampiran
6
Hasil Angket Online lewat google form
Kendala-kendala apa yang
sering kamu alami saat proses menulis cerita liburan?156 responses
1.
gak ada ide
2.
suka lupa
3.
lupa
4.
lupa
5.
tidak ada
6.
tidak ada
7.
suka libur tanggalnya
8.
tangan saya capek karena
banyak yang ditulis
9.
Kendalanya adalah ketika
menulis cerita dan apabila jika lupa dengan liburan yang lalu
10.
kendala yang sangat saya
sering alami adalah pemakaian huruf kapitalnya, serta penggunaan kata baku-nya
11.
Memikirkan harus bagian
apa yang harus diceritakan.
12.
Kehabisan Waktu
13.
kadang lupa ceritanya
14.
bahasanya
15.
lupa-lupa tanggal dan
tata acara dsb.
16.
materi/pembahasan
terbatas
17.
bingung mengungkapkan
kagum destinasi wisata
18.
typo
19.
Tidak tahu cara
menjelaskanya
20.
lupa nama tempat yang di
kunjungi
21.
hal yang akan dibahas
dalam cerita
22.
Ada beberapa kata yang
saya tidak tahu kata bakunya dan juga kurang teliti dan menggunakan titik, koma
dan lain-lain.
23.
kadang2 suka malas
24.
Ada beberapa kata yang
saya tidak tau kata bakunya, serta mengingat kegiatan-kegiatan saat liburan.
25.
kalimat dan tanda tanda
baca
26.
Lupa apa yg saya lakukan
saat liburan
27.
menggunakan kosakata yg
benar serta penulisanya dan tanda baca
28.
Kadang mengalami
writers-block
29.
kata-kata saat menulis
cerita ingin simple tapi tetap bisa disenangi dan memuaskan para pembaca
30.
melupakan urutan liburan
itu sbenarnya terjadi. Kadang ada pengalaman yang lupa ditulis, jadi harus
ditulis ulang
31.
Huruf Kapital, tanda titik
koma.
32.
Lupa perjalanan/kegiatan
liburan
33.
Penyakit lupa :|
34.
mengingat apa yang
dialami
35.
Kendala waktu
36.
pegel / capek
37.
Mencari bahasa
yangmenarik
38.
kesulitan saya adalah
saat menyusun kata
39.
Biasanya mengingat
pengalaman yang telah dilakukan tetapi karena sudah terbiasa,ingatan menjadi
lebih tajam dan lama
40.
kendala saya saat
menulis adalah menyusun kata-kata yang akan dipakai
41.
Saya memikirkan
bagaimana caranya untuk menulis dengan baik, karena saya tidak pernah membuat
cerita yang mengecewakan.
42.
saya kesulitan memikirkan
apa yang mau saya tulis, karena saya benar-benar nggak melakukan apapun.
43.
membuat cover
44.
Terlalu banyak typo
45.
Sering salah menggunakan
, (koma)
46.
Tidak ada
47.
malas
48.
yaitu lupa
49.
Terkadang susah
mengingat pengalaman
50.
kebanyakan typo
51.
bosan
52.
malas dan lelah
53.
kadang sering sulit
mengingat apa yang terjadi saat liburan yang lalu
54.
tidak ada
55.
memikirkan kata yang
tepat dan baik untuk menuliskan ceritaku.
56.
lupa kegiatan ^_^"
57.
lupa akan kegiatan yang
sebelumnya dialami
58.
suka lupa
59.
lupa kegiatan liburan
secara lengkap
60.
ada beberapa bagian yang
terlewat
61.
Lupa kejadian pas
liburan
62.
kelupa tanggal
63.
Tanggal dan Waktu
64.
lupa dengan kejadian
saat liburan
65.
kegiatan yang dilakukan
66.
Lupa kegiatan liburan
67.
terkadang lupa
68.
typo atau salah menulis
kata kata atau kurang baku
69.
lupa kejadian/hal yang dilaukan
70.
tidak ada yang menarik
di liburan saya
71.
Waktunya
72.
untuk mengingat kembali
hal hal yang sudah dilakukan selama liburan
73.
nggak inget
74.
Terkadang suka lupa
kemarin liburannya ngapain
75.
tidak ada yang menarik
diliburan saya
76.
ngga ada
77.
alur cerita
78.
gak ke Save
79.
salah nulis
80.
tidak punya ide dan lupa
peristiwa2 apa yang menarik
81.
tanggal liburan
82.
ga ke save
83.
kebanyakan teman teman
saya berisik
84.
berisik pada saat teman
berbicara
85.
tidak ada momen lain
karena saya tidak kemana mana
86.
Lupa peristiwa apa saja
yang terjadi
87.
kalimatnya
88.
Susah mengingat
pengalaman liburan
89.
Lupa
90.
lupa alur liburannya
91.
Gaada sih, biasa aja
92.
lupa apa saja yang di
lakukan saat liburan dan bingung ingin menulis dari mana
93.
Harus mengingat kembali
apa yang telah dialami
94.
Lupa akan liburan yang
sudah dilalui dan susah menjelaskannya.
95.
typing nya
96.
mencari ispirasi
97.
sering lupa
pengalamannya
98.
bingung untuk menuliskan
bagian mana yang harus ditulis duluan
99.
memikirkannya dan agak
sering lupa
100. mengingat kejadian yang sebenarnya.
101. panjang gatau mau nulis semua atau engga
102. sulit untuk mengingat kejadian yang telah lewat
karena kegiatan saya selama liburan tidak ada yang istimewa sehingga tidak
terlalu berkesan untuk diingat-ingat.
103. Susah memilih hal apa yang ingin dimasukan ke
dalam cerita
104. hal hal saat liburan terkadang lupa
105. kadang lupa apa yang kita lakukan saat berlibur
106. tidak ada kendala
107. ketika saya tidak berlibur saya harus menulis
cerita liburan. hal itu membuat saya sedikit bingung, karena saya tidak
mengalami pengalan menarik selama liburan sehingga cerita yang saya buat sedikit
membosankan.
108. Terkadang saya melupakan urutan acara atau
kegiatan yang saya lakukan ketika hari - hari ketika liburan.
109. mengingat kembali tapi karenaa saya tidak
ngapa-ngapain ya lumayan bisa. dan pemikiran saya dengan yang saya tulis
berbeda.
110. sulit merangkai kata-kata
111. Kendala yang ditemukan adalah sulit menjelaskan
liburan dengan kata-kata. Dan juga ada sedikit penulisan tanda baca yang salah.
112. mencari kata- kata yang cocok, sering lupa
kegiatan yang dilakukan
113. lupa ama rangkaian liburannya
114. suka lupa saat harus meningat kegiatan apa saja
yang dilakukan saat liburan.
115. tidak ada
116. saat tiba-tiba kehabisan kata-kata
117. Mengningat kembali liburannya
118. kesulitan mencari kata yang pas
119. liburan saya tidak terlalu seru.
120. kehabisan kata kata dan typo
121. hanya typo
122. Bignung karena terlalu banyak
123. lupa beberapa saat-saat tertentu
124. Kelupaan apa saja yang dilakukan saat liburan
125. mengingat kejadian penting di liburan
126. bingung
127. lupa kejadiannya
128. lupa tanggal/waktu
129. lupa akan kenangan yang ada di liburan
130. Lupa,
131. penataan kata kata
132. Lupa akan kejadiannya
133. Tidak Terlalu Ingat Liburannya
134. susahnya mengingat kejadian liburan saya saat
ditulis
135. Menulis cerita dengan ejaan bahasa indonesia
yang benar.
136. liburan saya kurang menyenangkan
137. kadang suka stuck di tengah2 nulis
138. lupa apa yang terjadi saat liburan
139. saya lupa apa yang dilakukan saat liburan, jadi
cerita liburan saya agak berantakan
140. bingung mau nulis apa
141. melupakan apa yang mau ku tulis kadang kadang
142. ide
143. penataan bahasa
144. bingung mau cerita apa lagi setelah yang sudah
ditulis
145. Agak susah mengingat cerita liburan
146. susah untuk memikirkan kelanjutan ceritanya
karena hanya berulang saja kegiatan saya waktu liburan
147. Kendalanya adalah waktu untuk mengerjakan
148. sulit mengingat
149. mengingat tanggal liburan
150. saya lupa saat liburan ngapain saja
151. Sering lupa
152. lupa kegiatan/kejadian saat liburan
153. Menstabilkan kedetilan dalam setiap saat
liburan.
154. susah untuk memikirkan kelanjutan ceritanya
155. Menghafal tanggal-tanggal dalam kejadian
tertentu.
156. Lupa waktu kapan liburan
Lampiran
7
Apa Saran-saran Kamu untuk
menulis cerita Liburan Sekolah (My Holiday)151 responses
1.
harus lebih kreatif dalam menulis
2.
harus lebih kreatif
3.
nggak ada
4.
nggak ada
5.
buat lah cerita yang menarik
6.
buat lah cerita yang menarik
7.
jangan malas
8.
jangan malas
9.
lebih kreatif
10.
lebih kreatif
11.
tidak ada
12.
tidak ada
13.
Lebih diperkaya dengan cerita ke luar negeri
14.
menarik
15.
Menggunakan kata-kata yang lebih baik dan menarik untuk dibaca
16.
menggunakan kata-kata yang lebih baku dan sopan, tidak mengulangi
kata-kata yang sudah sering ditulis sebelumnya, memperbanyak cerita sehingga
cerita tidak terlalu singkat.
17.
Sebaiknya lebih detail dalam menceritakan bagian tempat apa yang
dikunjungi.
18.
Enjoy Aja Buatnya
19.
nikmati pengalaman liburan anda
20.
singkat, jelas
21.
Dibawa senang aja
22.
ceritakan apa adanya
23.
ceruitanya harus berurutan dan memakai tanda baca yang jelas
24.
Ceritakan sejujurnya
25.
selalu membuat cerita liburan yang lebih menarik
26.
Kalau bisa menulisnya dengan teliti dan menggunakan bahasa
Indonesia yang baik dan benar.
27.
Libur di rumah bisa jadi menyenangkan kalau enggak kreativ
28.
Penulis harus menggunakan kata-kata yang menggambarkan liburan
tersebut, sehingga pembaca seakan-akan merasakan hal tersebut.
29.
Sarannya adalah untuk menulis hal-hal yang menarik dan dengan
bahasa Indonesia yang baik dan benar.
30.
penulis harus memperhatikan tanda tanda baca
31.
Lebih Hati hati-hati dalam penggunaan tanda baca, dan lebih teliti
dengan tulisan yang dibuat
32.
yang lengkap deskripsinya dan ditulis secara detail agar
benar-benar terasa seakan sedang liburan
33.
Lain kali sebaiknya lebih berhati hati dalam penggunaan kata
34.
saran saya berbagilah cerita liburanmu jika para pembaca senang
kamu akan merasa puas
35.
Tulis sesuai pengalamanmu, dan memusatkan cerita kepada hal yang
paling menyenangkan menurutmu. jangan memaksakan cerita untuk menjadi panjang,
namun menceritakan panjang lebar pun cukup untuk membuat cerita panjang.
36.
Tulis cerita sesuai dengan yang terjadi, buat cerita memiliki
unsur comedy agar pembaca tidak bosan, jangan mengulang ulang kata, buat cerita
semenarik mungkin.
37.
Ingat hal menarik yang akan ditulis menulis dengan benar
38.
memberikan expresi pada kata katanya seperti : wah sangat tak
terbayang senangnya jika kamu disana". jangan memberikan tulisan yang
datar tanpa ada sesuatu yang bisa dibilang "wow" menggunakan dengan
kata sehari hari, jangan terlalu baku. sehingga bisa membayangkan apa yang kamu
ceritakan.
39.
tetap berfikir kreatif
40.
Menulis cerita liburan harus lebih kreatif dan lebih seru.
41.
bahasa yang baik dan bahasa bahasa yang menarik
42.
Saran saya dalam menulis adalah jangan menunda pekerjaan karena
jika kita menunda pekerjaan malah semakin banyak dan susah untuk
mengejarjakannya
43.
Harus terbiasa menulis membaca dan membaca buku karena berguna
untuk membuat otak lebih kreatif
44.
saran saya adalah untukm menulis bedasarkan pengalaman dan tidak
menambah-nambahkan
1.
Jangan pakai judul yang klise (etc; liburanku, liburanku yang
menyenangkan). 2. Jangan pakai awalan yang basi (etc; pada suatu hari). 3.
Jangan terlalu banyak menggunakan tanda koma, titik, dan kata 'dan' dalam suatu
paragraf (usahakan setelah kata 'dan' ditambahkan tanda koma). 4. Gunakan
kata-kata yang lugas dan hindari kata-kata yang kaku, kalimat yang kaku
menyebabkan cerita menjadi membosankan dan tidak menarik. 5. Jangan terlalu
terpaku pada rangkaian peristiwa (etc; setelah ini, setelah itu) 6. Gunakan
huruf kapital di depan nama orang, kota, hari, dll. 7. Perhatikan EBI (Ejaan
Bahasa Indonesia) 8. Gunakan tanda koma sebelum huruf petik, bukan setelahnya.
9. Setelah huruf petik, jangan berikan tanda koma. 10. Usahakan paragraf padat
karena paragraf yang padat lebih enak dilihat. 11. Jangan mengulang kata lebih
dari dua kali dalam satu kalimat (etc; hari Minggu ini, saya bermain bersama
teman di hari Minggu ini)/boros kata. 12. Jangan menambahkan cerita secara
mentah-mentah karena akan membuat cerita tampak tidak realistis (etc. saya naik
kuda hijau)
45.
karena ini buku non-fiksi, jujur saja. jangan di lebih lebihkan
maupun di kurangi.
46.
semoga kerjasama di kelas lebih bagus dan cepat jangan lambat
47.
harus lebih kreatif kalau menulis
48.
Menulislah dengan baik, dan dengan keterampilan
49.
Ketik/tulis sebanyak mungkin
50.
menulis sesuai dengan pengalaman
51.
jangan bosan untuk menulis
52.
Ceritakan detail dan deskripsikan objek liburan secara detail
53.
harus lebih creatif dalam menulis
54.
Ceritakan semua pengalamanmu selama liburan
55.
lebih kreatif dan terampil
56.
Tetap dan jangan bosan untuk menulis
57.
ceritakanlah semua yang kamu alami selama liburan
58.
Kita sebaiknya menulis cerita my holiday atau cerita yang lainnya dengan
kata baku yang baik.
59.
menjelaskan pengalamanmu serinci-rincinya
60.
tulis ceritanya lebih rinci dan lebih jelas
61.
tulisan traveling sangat membantu
62.
buat semenarik mungkin
63.
yang menarik orang2 utk membaca, tulisan besar kecil nya di
perhatiin
64.
Format tulisannya harus lebih rapi
65.
have fun aja dalam menulisnnya, tidak usah dibakukan
66.
Menceritakan lebih detail momen momen yang paling bahagia
67.
Buat semenarik mungkin
68.
dibuat yang lebih interesting
69.
Buat semenarik mungkin
70.
menulis secara padat dan jelas
71.
ceritakan secara detail, tapi jangan terlalu detail banget
72.
pergi liburan sendiri tidak hanya mendengar cerita atau melihat
gambar
73.
Menulisnya lebih banyak dan mudah dimengerti
74.
sebaiknya di cerita itu tidak terlalu fokus juga untuk kisah
liburan setidaknya ada sedikit bercandaan agar pembaca tidak bosan membaca
cerita tersebut
75.
chill liburan ini sangat berkesan sekali
76.
Saran saya adalah agar tidak hanya menulis liburan sekolah saja
yang dijadikan buku
77.
ngga ada saran apapun, banyaklah membaca
78.
membuat dengan jujur
79.
Jelaskan secara terperinci menggunakan kata kata sederhana
80.
jelaskan secara terperinci menggunakan kata kata sederhana
81.
berdoa dan mengeluarkan apa yang ada di otak kamu setelah berlibur
82.
Jika menulis lebih rilex dan serius. cerita itu akan bagus
83.
lebih tenang dan santai
84.
Lebih panjang
85.
gak punya
86.
ingat liburanmu
87.
menulis liburan memang mengasyikkan
88.
mengingat liburan ngapain aja
89.
Tulis sebanyak banyaknya
90.
Saran : Tulis cerita jangan dilebih-lebihin. Seadanya aja. Seru
gak seru yang penting nulis, selesai terus dapet nilai
91.
Menulis harus dengan apa yang kamu lakukan, dan jangan mengikuti
teman yang lain
92.
Tulislah berdasarkan inspirasimu sendiri. Jangan mengikuti cerita
orang lain, karena yang mengalaminya bukan kamu.
93.
Tidak copy-paste dari orang lain, kita juga harus menggunakan
kreativitas kita sendiri tanpa plagiat orang lain.
94.
buat cerita yang akan menginspirasikan orang lain
95.
jangan menggunakan kata yang sama sering-sering
96.
tulislah pengalaman sebenarnya tidak usah ditambah tambah
97.
saran ku untuk menulis cerita Liburan Sekolah adalah jangan
lupakan bagian terpenting saat liburan untuk ditulis
98.
sarannya saya ingin menulis cerita liburan ini dilakukan terus
pada angkatan selanjutnya
99.
ya, bikinnya harus dengan fakta sebenarnya. kami juga harus
betul-betul. walaupun kalo paling susah mengingat kejadian,susah banget pasti.
tapi kalo misalnya liburannya biasa aja ya pasti mengingatnya cepat.
100.
mending ga ada dan gak usah dituliskan kalau liburan kurang
menyenangkan
101.
tulisnya hal-hal yang paling berkesan aja selama liburan, karena
kalau semuanya ditulis yang ada pembaca bakalan bosan membaca cerita kita.
102.
menulis dengan sepenuh hati agar hasilnya bagus
103.
ingat ingat saat liburan setelah itu tuangkan dalam bentuk tulisan
dengan membayangkan yang kamu lakukan saat liburan
104.
semangat, dan buka pikiran
105.
saran saya cerita yang dibuat semenarik mungkin. walaupun kamu
tidak berlibur ke tempat yang menyenangkan, kamu bisa menceritakan pengalaman
kamu secara lebih detail sehingga membuat pembaca tertarik.
106.
Saran saya adalah supaya para siswa yang menulis cerita dapat
menulisnya menjadi cerita yang menyenangkan dan tidak bosan dibaca, kebetulan
saya menuliskan cerita yang menurut saya cukup pendek dikarenakan saya
meringkas cerita yang saya buat karena saya pikir ada batas dalam menulis
cerita tersebut.
107.
kalo bisa ceritanya itu yang berkesan dan mencoba mengingatnya
lebih lanjut.tapi kalo misalnya gak punya acara pasti pengingatannya bagus.
kalo misalnya kamu mempunyai ingatannya parah coba melakukannya dengan cara
menulis diari atau journal.
108.
pengalaman yang berkesan saat liburan
109.
Membuat cerita yang lebih panjang lagi. Kemampuan menulis lebih
ditingkatkan sehingga dapat membuat cerita yang lebih bagus.
110.
tulislah pengalaman yang paling berkesan di dalam liburanmu.
111.
bikin jurnal aja agar tidak lupa dengan liburannya
112.
ingat-ingat pengalaman yang paling berkesan saat liburan.
113.
membuat journal
114.
lebih mengamati saat liburan agar bisa ditulis
115.
membuat journal agar tidak lupa
116.
Mengingat kembali masa masa indah liburan
117.
jangan dibuat-buat dan tetap menunjukkan sisi menarik dari lokasi
liburan atau kegiatan yang kita lakukan saat liburan
118.
jangan dibuat-dibuat ceritanya, sejujurnya aja
119.
cerita harus menarik dan pembaca harus mengerti alur ceritanya
120.
Menulisnya tidak terlalu panjang
121.
Saran aku untuk menulis terlebih dahulu di kertas.
122.
sebaiknya dicatat di buku harian
123.
Lebih baik mengerjakan di awal awal daripada di akhir akhir
124.
Ingat kembali peristiwa liburan
125.
mengingat kejadian selama liburan
126.
tulislah cerita semenarik mungkin
127.
Menulis dengan sejujur-jujurnya dan benar-benar memikirkan
pengalamannya
128.
tidak usah detail yang penting menarik hahaha
129.
ceritakan dengan lengkap
130.
Jangan Bohong
131.
usahakan mengingat semua kejadian liburan sehingga saat menulis
lebih lancar
132.
Ceritakan Keseruan apa saja yang dialami selama Liburan sekolah
& pengalaman apa yang didapat selama liburan.
133.
menulis cerita liburan sebaiknya menggunakan bahasa yang baik
134.
tulis saja semua yang ada di kepala, masalah EYD, dll urusan
belakangan.
135.
buatlah kata kata semenarik mungkin
136.
tulis dengan ber-urut dan runut
137.
dibuat semenarik mungkin agar banyak dilihat orang lain
138.
membuat cerita yang menarik dan bagus
139.
tenang saja, kalo gak mengerti yang penting wordnya sampai
minimal.
140.
tulis aja kejadian menarik yang terjadi pada saat kita liburan
141.
Mengingat peristiwa yang terjadi
142.
lebih sedikit lagi kata minimal untuk ditulis
143.
Sarannya adalah jangan lupa menulis hal yang paling menarik ketika
liburan
144.
memakai bahasa dengan santai, mudah dimengerti dan spesifik agar
pembaca seakan bisa merasakan apa yang kita rasakan
145.
Kalo Pengalamannya biasa aja tulisannya sedikit dit lebayin biar
asik
146.
jangan sampai lupa kejadian saat liburan
147.
Tidak perlu detil, tuliskan sesingkat dan sejelas mungkin.
148.
minimal kata untuk menulis lebih sedikit lagi
149.
Harus membuat cerita dengan ekspresi yang seru dan tidak
diekspektasikan.
150.
Lebih menceritakan liburan yang mengesankan
Lampiran
8
Instrumen Penilaian Hasil Karya Tulis Siswa
Pada Pembuatan Buku Fiksi dan Non Fiksi
No
|
Aspek yang dinilai
|
Bobot
|
Penilaian
|
Rubrik
|
||||
5
|
4
|
3
|
2
|
1
|
||||
Orisinalitas
+ Alur Logika + Alur Cerita & Sistematika Penulisan
|
||||||||
1.
2.
3.
4.
5.
6.
|
Ide
karya tulis memiliki ranah akademis dan informasi yang baru
Karya
yang ditampilkan, mencerminkan ide yang original, temanya jelas
Tata
tulis: ukuran kertas, kerapian ketik, dan jumlah halaman cukup.
Kejelasan
dalam mengungkapan ide, kreativitas dan pesannya sampai
Sistematika
penulisan karya tulis logis, enak dibaca dan terstruktur
Kemampuan
menyimpulkan informasi,dan mengungkap hal-hal baru
Berpikir
of the box dan imajinasi yang kuat
|
10%
20%
15%
15%
20%
20%
|
|
|
|
|
|
5 = sangat:
setuju/sesuai
4 =
setuju/sesuai
3 = kurang:
setuju/sesuai
2 = tidak: setuju/sesuai
1 = sangat:
tidak setuju/tidak sesuai
|
Jumlah
|
100%
|
|
|
Jakarta, .........................2017
Penilai,
................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar