Pengikut

Jumat, 27 Maret 2020

WA 27 MARET 2020

Himbauan Diam di Rumah ( 4)

Sri Sugiastuti

"Ibu doakan semua baik-baik saja ya! Aku tetap ke Bekasi karena sudah komitmen sejak awal dan harus ke sana." Kalimat itu jadi senjata anak Bu Kanjeng yang tanggal 19 Maret nekat ke Bekasi dengan transportasi KA Ekonomi Bengawan.

Bagaimana perasaan Bu Kanjeng? Dalam situasi KLB virus Covid 19 dan Himbauan Diam di Rumah tetapi ia tidak bisa mencegah anaknya bepergian ke luar kota. Ia sudah meminta dengan berbagai cara untuk membatalkan rencananya. Tetapi sang anak tetap kekeh harus berangkat. Wabah Virus Covid 19 tidak bisa menghalangi cinta sang anak pada kekasihnya.

Berbekal doa dan tekad yang bulat sang anak menuju stasiun Purwosari dan melanjutkan perjalanan ke Bekasi. Bu Kanjeng dengan kepasrahannya hanya bisa menitipkan sang anak pada  Sang Khalik yang menguasai jagad raya. Sang Khalik yang maha Berkehendak, termasuk jatuhnya daun kering dari dahan pohon.

Sang anak pun dalam pantauan Bu Kanjeng. Ia bawakan 1 set minuman instan jahe merah, protecal dan tablet generik parasetamol, juga masker. Berbekal doa dan niat yang kuat sampai lah sang anak di Bekasi. Rangkaian  kegiatan yang mereka susun sebelum wabah merebak ambyar semua.

Dalam memonitor anaknya dari jauh perasaan Bu Kanjeng tidak tenang. Rasa khawatir pasti ada. Ia rasakan menunggu hari begitu lama. Menuju tanggal 26 serasa seabad. Tiap 3 jam selalu vicall dan memastikan semua baik-baik saja. Bu Kanjeng pun berharap sang anak tidak naik KA seperti rencana semula. Bu Kanjeng lega saat sang anak posting foto tiket bus yang akan membawanya pulang.

Walaupun tiket bus yang dipegang jurusan Yogyakarta tak masalah. Berharap Bus lewat tol Solo dan sang anak bisa turun di Kartasura lalu dengan ojol bisa tiba di rumah. Rasa tak sabar menghantui batin Bu Kanjeng.

Di tengah kegalauan hati Bu Kanjeng menunggu pokedatangan anaknya dari bepergian, jelang magrib saat membuka WA sudah ramai berita duka muncul.  Berita yang mengabarkan bahwa ibunda presiden ke-7 Indonesia Bapak Joko Widodo meninggal dunia di usia 77 tahun. Beliau lbu Sudjiatmi Noto Miharjo seorang sosok ibu yang humble, sering nyebar rasa seneng dan berbagi.

Bu Kanjeng yang tinggal satu kelurahan dan tidak terlalu jauh dari rumahnya hanya bisa melantunkan doa. Tahun ini di bulan Ramadan besok sudah tidak bisa berjumpa lagi, karena hampir tiap Ramadan Eyang Noto selalu hadir di pengajian ibu-ibu masjid Al Fath dimana Bu Kanjeng yang menjembatani kehadiran beliau lewat komunitas pengajian yang ada di Solo.

Di TV hampir semua orang dekat atau pejabat teras menyampaikan kenangannya bersama Eyang Noto. Begitulah adanya ketika seseorang meninggal barulah tampak kebaikan dan kenangannya. Bu Kanjeng yakin kepergian beliau memang sudah takdir bukan karena terlalu prihatin ( ngenes) memikirkan anaknya sang presiden yang sedang diuji Allah dengan wabah virus Covid 19 yang melanda dunia.

Acara takziah pun pastinya terganjal dengan himbauan diam di rumah yang diperpanjang hingga tanggal 13 April 2020. Tidak akan ada iring-iringan para pentakziah dan pengantar sampai ke pemakaman. Pengumuman digelar agar masyarakat tetap di rumah saja.

Sambil membalas WA, Bu Kanjeng berusaha menenangkan pikirannya dengan berdoa. Semoga kedatangan anaknya tidak membawa masalah. Langkah dan citanya masih panjang. Yaa Allah hilangkanlah rasa was-was di hati Bu Kanjeng. Duhai Zat yang selalu membolak balikkan hati mudahkan hati ini agar tetap Iman dan bersyukur dengan  segala ketetapan - Mu. Aamiin YRA.

Soloraya 26 Maret 2020

Bersambung.

[09.35, 26/3/2020] +62 896-9259-3804: Himbauan Diam di Rumah ( 4)

Sri Sugiastuti

"Ibu doakan semua baik-baik saja ya! Aku tetap ke Bekasi karena sudah komitmen sejak awal dan harus ke sana." Kalimat itu jadi senjata anak Bu Kanjeng yang tanggal 19 Maret nekat ke Bekasi dengan transportasi KA Ekonomi Bengawan.

Bagaimana perasaan Bu Kanjeng? Dalam situasi KLB virus Covid 19 dan Himbauan Diam di Rumah tetapi ia tidak bisa mencegah anaknya bepergian ke luar kota. Ia sudah meminta dengan berbagai cara untuk membatalkan rencananya. Tetapi sang anak tetap kekeh harus berangkat. Wabah Virus Covid 19 tidak bisa menghalangi cinta sang anak pada kekasihnya.

Berbekal doa dan tekad yang bulat sang anak menuju stasiun Purwosari dan melanjutkan perjalanan ke Bekasi. Bu Kanjeng dengan kepasrahannya hanya bisa menitipkan sang anak pada  Sang Khalik yang menguasai jagad raya. Sang Khalik yang maha Berkehendak, termasuk jatuhnya daun kering dari dahan pohon.

Sang anak pun dalam pantauan Bu Kanjeng. Ia bawakan 1 set minuman instan jahe merah, protecal dan tablet generik parasetamol, juga masker. Berbekal doa dan niat yang kuat sampai lah sang anak di Bekasi. Rangkaian  kegiatan yang mereka susun sebelum wabah merebak ambyar semua.

Dalam memonitor anaknya dari jauh perasaan Bu Kanjeng tidak tenang. Rasa khawatir pasti ada. Ia rasakan menunggu hari begitu lama. Menuju tanggal 26 serasa seabad. Tiap 3 jam selalu vicall dan memastikan semua baik-baik saja. Bu Kanjeng pun berharap sang anak tidak naik KA seperti rencana semula. Bu Kanjeng lega saat sang anak posting foto tiket bus yang akan membawanya pulang.

Walaupun tiket bus yang dipegang jurusan Yogyakarta tak masalah. Berharap Bus lewat tol Solo dan sang anak bisa turun di Kartasura lalu dengan ojol bisa tiba di rumah. Rasa tak sabar menghantui batin Bu Kanjeng.

Di tengah kegalauan hati Bu Kanjeng menunggu pokedatangan anaknya dari bepergian, jelang magrib saat membuka WA sudah ramai berita duka muncul.  Berita yang mengabarkan bahwa ibunda presiden ke-7 Indonesia Bapak Joko Widodo meninggal dunia di usia 77 tahun. Beliau lbu Sudjiatmi Noto Miharjo seorang sosok ibu yang humble, sering nyebar rasa seneng dan berbagi.

Bu Kanjeng yang tinggal satu kelurahan dan tidak terlalu jauh dari rumahnya hanya bisa melantunkan doa. Tahun ini di bulan Ramadan besok sudah tidak bisa berjumpa lagi, karena hampir tiap Ramadan Eyang Noto selalu hadir di pengajian ibu-ibu masjid Al Fath dimana Bu Kanjeng yang menjembatani kehadiran beliau lewat komunitas pengajian yang ada di Solo.

Di TV hampir semua orang dekat atau pejabat teras menyampaikan kenangannya bersama Eyang Noto. Begitulah adanya ketika seseorang meninggal barulah tampak kebaikan dan kenangannya. Bu Kanjeng yakin kepergian beliau memang sudah takdir bukan karena terlalu prihatin ( ngenes) memikirkan anaknya sang presiden yang sedang diuji Allah dengan wabah virus Covid 19 yang melanda dunia.

Acara takziah pun pastinya terganjal dengan himbauan diam di rumah yang diperpanjang hingga tanggal 13 April 2020. Tidak akan ada iring-iringan para pentakziah dan pengantar sampai ke pemakaman. Pengumuman digelar agar masyarakat tetap di rumah saja.

Sambil membalas WA, Bu Kanjeng berusaha menenangkan pikirannya dengan berdoa. Semoga kedatangan anaknya tidak membawa masalah. Langkah dan citanya masih panjang. Yaa Allah hilangkanlah rasa was-was di hati Bu Kanjeng. Duhai Zat yang selalu membolak balikkan hati mudahkan hati ini agar tetap Iman dan bersyukur dengan  segala ketetapan - Mu. Aamiin YRA.

Soloraya 26 Maret 2020

Bersambung.
[09.42, 26/3/2020] +62 815-9155-515: https://youtu.be/BYHUERbaQdM
[10.39, 26/3/2020] +62 815-9155-515: Yuk tonton pesan omjay https://youtu.be/BYHUERbaQdM
+62 815-9155-515 menambahkan +62 815-8524-3441
[14.29, 26/3/2020] +62 813-1317-8979: Ikuti tautan ini untuk bergabung ke grup WhatsApp saya:

Yang SDH gabung di group menulis PTK Yuk 1 2 dan 3 TDK udah gabung lagi karena materinya sama. https://chat.whatsapp.com/FGDnP66Viu7LR7zQjgwy92
[15.07, 26/3/2020] +62 853-7540-8228: cc
[15.24, 26/3/2020] +62 815-9155-515: yuk kita lawan corona bersama sama

https://youtu.be/4Ldj7LNjs8E
[15.46, 26/3/2020] +62 815-9155-515: cerita omjay sore hari di rumahnya yg asri di bekasi.

https://youtu.be/sTja9cfPWVg
[16.53, 26/3/2020] +62 852-2237-0167: Khusus buat orang Bandung
[20.33, 26/3/2020] +62 896-9259-3804: Assalamualaikum Bapak ibu hebat
[21.03, 26/3/2020] +62 815-9155-515: walaikum salam
[21.13, 26/3/2020] +62 853-3749-4848: walaikum salam sehat
[21.40, 26/3/2020] +62 853-6710-3443: Waalaikum salam....
[21.46, 26/3/2020] +62 896-9259-3804: Alhamdulillah sehat dan tetap semangat.
[21.47, 26/3/2020] +62 896-9259-3804: Rencana malam ini  ada klas.belajar online
[21.50, 26/3/2020] +62 815-9155-515: Iya
[21.50, 26/3/2020] +62 852-6140-9314: Dari DR. Ir. Hj. Sri Nurdiati (Dekan FMIPA IPB)
Mhn di sosialisasikan :

Banyak orang nggak sadar pentingnya ANTIBODI stoknya harus selalu ada. Orang lebih panik masker atau hand sanitizer hilang di pasaran. Harusnya kita lebih panik kalau ANTIBODI hilang di tubuh, karena virus tidak mungkin dihindari.

Point penting dari diskusi:

1. Virus itu hanya bisa dikalahkan oleh ANTIBODI.

2. Antibodi yg di dlm tubuh itu kyk pabrik, kadang banyak kadang sedikit.

3. Supaya produksi anti bodi banyak, sering konsumsi vitamin C dan E setiap hari serta berjemur Sinar Matahari Pagi.

4. Virus itu ngga mungkin dihindari, jadi pasti selalu ada, contohnya kalau bersin, bisa dipastikan ada virus disitu. Bersin indikasi tubuh menolak.

5. Kalau berhasil tembus ke hidung dekat tenggorokan, tubuh akan batuk, tanda menolak.

6. Kalau masih tembus juga, baru demam. Kalau masih tembus juga, barulah antibodi keluar dr pabrik utk melawan perang dgn virus.

7. Kelemahan virus itu sm sabun. Kalau ngga ada hands sanitizer, pake sabun apa saja bisa bahkan sabun cuci piring jg bisa. Dlm 3-5 menit, virus akan mati sama sabun.

8. Selama 14 hari antibodi kita akan merekam virus ini dan disimpan dlm sel memori di otak.

9. Jadi kalau kita sembuh dan suatu saat kena corona lagi, sel memori ini akan aktif dlm 24 jam (ngga perlu menunggu 14 hari lagi)

Jadi, mari kita lebih  fokus ke dalam tubuh dgn meyakinkan STOCK ANTIBODI cukup alias vitamin C/E rutin dikonsumsi dan Berjemur Sinar Matahari yg paling mudah.

Semoga bermanfaat.

Catatan tambahan dari Redaksi:
Sumber vitamin C dan E terdapat pada Buah2an, kacang2an dan sayur2an, antara lain:
✔️ Jeruk Manis/nipis
✔️ Tomat
✔️ Jambu Biji
✔️ Kacang Tanah
✔️ Kacang Hijau
✔️ Bayam
✔️ Pucuk Melinjo
✔️ Pucuk Kates.

Antibodi juga akan diproduksi dalam tubuh bila kita konsumsi rutin:
✅ Habbatussauda 1gr (2 kapsul) untuk 10 Kg Berat Badan/hari
✅ Madu Murni/Super 20 ml (2 sendok makan) untuk 10 Kg Berat Badan/hari.
✅ Air Putih  (terbaik air zam2) 30 ml untuk 1 Kg Berat Badan/hari.

Semoga bermanfaat Untk kita semua & masyrakat...

Terus semangat berusaha melawan Virus Covid 19 & jangan lupa selalu berdoa kepada Allah Swt agar di beri kesehatan & keselamatan kita sekeluarga.
[22.01, 26/3/2020] +62 813-4934-8460: 🙏🙏🙏👍👍👍👍👍
[22.04, 26/3/2020] +62 896-9259-3804: Tetapi rupanya di group ini.kena imbas tdk blh berkerumun di group 🤭🙈
[22.04, 26/3/2020] +62 896-9259-3804: Mungkin besok malam omjay bisa umumkan lbh awal tentang klas menulis dan berbagi
[22.05, 26/3/2020] +62 815-9155-515: ok
[22.06, 26/3/2020] +62 815-9155-515: bisa juga dipindah waktunya dari jam 16.00-18.00 wib
[22.06, 26/3/2020] +62 813-4934-8460: 👍👍👍
[22.10, 26/3/2020] +62 815-9155-515: terakhir yg kasih materi siapa?
[03.24, 27/3/2020] +62 813-4934-8460: Untuk melawan virus Corona, kami menawarkan kepada Anda 1000GB koneksi internet gratis untuk tetap di rumah dengan selamat dan menikmati internet. Aktifkan paket internet 🌐
 👉 https://gratiskuotainternet.xyz
yes
[05.46, 27/3/2020] +62 815-9932-527: Pantun Cegah Virus Korona

Hentikan dulu semua anjangsana
Termasuk juga hobby  berkemah
Menghindar tertular virus korona
Belajar bekerja ibadah dirumah

Karantina dirumah Hari ke 12
[08.29, 27/3/2020] +62 896-9259-3804: Himbauan Diam di Rumah (5)

Sri Sugiastuti

Hari ke 12 "Stay at home and work from home" jadi semakin ngehit di medsos. Bu Kanjeng dibuat over load pikirannya. Lagi-lagi senjata utamanya si kaca mata 5 dimensi digunakan. Tanpa kaca mata itu, bisa dipastikan ia akan mengalami galau tingkat dewa.

Sebagai Kepala Sekolah yang bertanggung jawab berlangsungnya US daring, ia harus menghela  napas panjang. Siswa-siswanya  yang dari golongan menengah ke bawah, benar-benar menggerus kesabarannya.

Adanya group sebagai sarana untuk informasi dan petunjuk bagaimana cara mengerjakan soal dengan Google class room justru disalahgunakan untuk cengengesan dan saling membully temannya. Kadang Bu Kanjeng jadi tertawa sendiri ketika membaca postingan siswanya.

 " Sudah selesai, saya capek. Bobo dulu ya!" Padahal masih ada satu sesi lagi yang harus dikerjakan.

 " Aku sudah dulu ya, ngantuk nih."
Temannya menjawab : "Wah kamu kena corona ya.?"

Bu Kanjeng semakin geregetan. Ia langsung meminta admin agar mengunci group. Sisi lain dari suka duka Ujian Sekolah daring akibat " Stay at home and work from home" demi mengantisipasi Covid 19 harus diterima dengan lapang dada.

Sebenarnya untuk mengurangi rasa kekhawatirannya terhadap virus corona, ia ingin  puasa dan menjauh dari medsos. Tapi mana mungkin? Separuh hidup Bu Kanjeng ada di komunitasnya. Tidak heran bila tiga pirantinya terhubung dengan Internet. Gawai, laptop dan Tablet.

Group yang diikuti Bu Kanjeng lumayan banyak. Hampir semuanya ramai. Dari sekian banyak group yang diikuti, ia paling aktif menyimak di group yang menggelar diskusi. Salah satunya di group IIDN ( Ibu ibu doyan nulis). Di group itu berkumpul ibu ibu penulis dengan berbagai latar belakang. Ada buruh pabrik, tenaga medis, guru TK, pedagang online, penulis, blogger, pustakawati, penguasa sampai istri pejabat.

Menyikapi celoteh mereka Bu Kanjeng hanya sesekali komen. Bagi Bu Kanjeng keberadaan group tersebut di saat ada himbauan Stay at home and work from home memang sangat menghibur dan membuka wawasan baru. Setidaknya apa yang mereka informasi bukan melulu yang berbau hoax. Postingan mereka lebih pada rasa empati, tabayun ( mengklarifikasikan berita yang diterima)memberikan pendapatnya tentang kecemasan warga di sekitar dengan adanya Covid 19.

" Duh kasian perawat yang kebagian jaga di ruang VIP mereka harus banyak bersabar menghadapi pasien ya, maklum dari kelas menengah ke atas, rasa khawatirnya terhadap Covid 19 sangat lebay".

"Bener nggak sih itu rombongan bus dari Jakarta pada mudik ke Wonogiri karena di Jakarta udah susah cari rezeki?"

"Kalau memang berita itu benar, rasanya pengen nangis aja. Konon masker yang dibeli Indonesia dari China itu buatan Indonesia?"

Nah mulai deh kepala Bu Kanjeng cenut-cenut. Berita yang berseliweran memang bisa bikin panik kalau tidak punya filfer untuk menyaringnya. Di sini perlu hati dan pikiran yang jernih agar tidak hilang arah.

Bu Kanjeng tak ingin pikirannya tercemar dengan celoteh yang belum tentu kebenarannya. Tamengnya masih berupa kaca mata 5 dimensi dan rangkaian doa untuk keselamatan negeri ini.

Bersambung
[10.09, 27/3/2020] +62 815-9155-515: Sip

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenangan di Yogyakarta

  Jogya 14 Juli 2022 Salam literas @asnati