Saya Layak Jadi Guru Nggak, ya?
Apa, sih yang dikerjakan seorang guru? Membuat persiapan mengajar, mengajar, melakukan penilaian, dan mengevaluasi apa yang sudah dikerjakan. Itu mutlak dilakukan seorang guru, sebuah kewajiban yang melekat pada profesinya. Menjadi guru tidak cukup hanya menjalankan kewajiban saja. Menjadi guru bukan semata apa yang dikerjakan.
Memilih menjadi guru harus didorong oleh panggilan jiwa, sebab mengajar harus melibatkan diri secara total. Kompetensi yang mumpuni, keikhlasan melayani, dan karakter yang terpuji merupakan modal (atau syarat) pokok menjadi guru. Guru bukan hanya mengajar, juga merepresentasikan diri. Seorang guru adalah panutan, sehingga sangat penting untuk mempunyai motivasi internal yang lurus.
Seorang guru harus mempunyai motivasi berprestasi yang tinggi. Motivasi berprestasi akan membuat bergerak terus menuju perbaikan. Motivasi berprestasi bukanlah mencari prestise, tetapi usaha memuaskan diri dengan selalu lebih baik dari hari ke hari.
Menjadi guru juga merupakan aktualisasi diri. Seorang guru adalah motivator, pembangun, dan pembaharu. Menjadi guru berarti memutuskan untuk menjadi agen perubahan. Mengubah yang malas menjadi rajin, yang kurang pengetahuan menjadi berpengetahuan, yang tidak bisa menjadi terampil, dan semua perubahan positif lainnya. Ini berarti soerang guru harus menunjukkan totalitas profesional.
Sebagai panutan dan agen perubahan, guru dituntut menunjukkan sikap-sikap positif. Tentu saja seorang guru harus percaya diri, setidaknya percaya diri ketika berada di tengah-tengah muridnya.
Ada empat komponen rasa percaya diri. Pertama, self concept, yaitu bagaimana seorang guru memotret dirinya sendiri secara keseluruhan. Kedua, self esteem, yakni seberapa positif seorang guru memandang dirinya. Sejauh dia merasa bernilai atau berharga.
Ketiga, self effifacy. Self effifacy adalah keyakinan seorang guru atas kapasitas dirinya untuk sukses. Yang keempat adalah self confidence, yaitu keyakinan seorang guru bahwa dirinya layak untuk sukses. Ini merupakan gabungan dari self esteem dan self effifacy.
Seorang guru juga dituntut memiliki integritas yang tinggi. Apakah integritas itu? Pendeknya integritas adalah kepatuhan terhadap kode etik profesi guru. Seorang guru yang senantiasa menjalankan kewajiban dengan sungguh-sungguh, menjalani tugas dan fungsinya secara maksimal adalah salah satu ciri guru yang berintegritas.
Karakter guru selanjutnya adalah persisten. Persisten berasal dari kata persistence yang bermakna kualitas kepribadian yang memiliki kemauan kuat (determinasi) untuk melakukan sesuatu atau mencapai sesuatu sampai berhasil. Persisiten diartikan sebagai sikap gigih. Seorang yang persisten tidak bosan untuk terus mencoba seberapa berat pun tantangan yang dihadapi.
Sikap persisten harus dibarengi dengan sedikitnya faktor- faktor berikut untuk menuju kesuksesan yang diinginkan. Pertama, visi. Tentukan tujuan dulu, baru melangkah. Apa tujuan menjadi guru?
Kedua, perencanaan. Gagal membuat perencanaan berarti membuat rencana untuk gagal. Seorang guru mutlak membuat perencanaan pembelajaran, walaupun tetap harus fleksibel dalam pelaksanaannya.
Ketiga, evaluasi. Temukan kekurangan dari langkah yang sudah diambil. Pikirkan cara untuk memperbaikinya. Ini adalah tahapan untuk selalu berkembang.
Seorang guru juga harus menampilkan sikap kepemimpinan (leadership) yang baik. Sebagai pemimpin, guru berperan sebagai motivator dan pengarah. Guru adalah pemberi semangat dan inspirasi. Tentu saja perlu keterampilan untuk membangkitkan antusiasme, menguatkan daya juang, dan menggerakkan motivasi berprestasi anak.
Guru juga harus tampil energik. Energik bukan berarti mengobral gerakan. Tampil energik itu artinya .
Tidak ada komentar:
Posting Komentar