Pengikut

Minggu, 28 Februari 2021

Dirumah Saja

 Dunia Dalam Cerita


Maret 2020


Indonesia mulai heboh, ternyata corona bisa menyebar di negeri ini, padahal awalnya para petinggi negeri ini sangat yakin bahwa Indonesia tidak akan mengalami pandemi sebagaimana negara lain.  Karena Indonesia adalah negeri tropis, masyarakatnya suka minum jamu, virus corona akan hilang sendiri tidak tahan panas matahari, dan lain sebagainya.


Pertengahan Maret 2020


Belajar di sekolah mulai dihentikan dan diganti Pembelajaran Jarak Jauh/PJJ, hingga Ujian Nasional pun dihilangkan tanpa perlu banyak alasan selain demi menyelamatkan anak bangsa. Semua kegiatan yg tadinya dilakukan di sekolah untuk sementara ditiadakan. Hingga berakhirlah tahun ajaran 2019/2020. Dengan semua berkeyakinan bahwa tahun ajaran baru corona sudah lenyap dari bumi Indonesia dan akan bisa dimulai lagi belajar di sekolah.


Pertengahan Juli 2020


Tahun ajaran baru dimulai dengan merasakan ada sesuatu yang hilang dari kebiasaan yaitu siswa yang sudah lulus seperti berlalu begitu saja tanpa ada perpisahan, tanpa ada pamitan, tanpa ada kesan dan pesan. Begitu pula siswa baru tanpa ada perkenalan, tanpa ada masa orientasi siswa baru. Bahkan yang sering datang ke sekolah adalah orang tua siswa, bukan siswa. Siswa dilarang keras hadir di sekolah dengan alasan demi terhindar dari tamu tidak diundang dari negeri Cina. Sampai-sampai yang mengambil buku di perpustakaan pun orang tua siswa. Baru kali ini para orang tua siswa antre di perpustakaan mengambil pinjaman buku paket semua mata pelajaran. Yang jelas apa pun yang akan disampaikan ke siswa harus melalui orang tua. Tapi kami yakin bahwa hal ini hanya akan berlangsung dua atau tiga bulan ke depan. Bulan ke empat pasti kegiatan belajar mengajar sudah bisa berlangsung normal sebagai mana biasa dilakukan di sekolah. Kami masih yakin seyakin-yakinnya dengan hal itu.


Desember 2020


Semester satu sudah berakhir dengan ditandai pengambilan rapor oleh orang tua siswa. Selama satu semester ternyata sedikit pun tidak ada KBM tatap muka di kelas. Siswa pun tidak sedikit yang belum kenal dengan gurunya, begitu juga guru lebih banyak yang tidak mengenal siswanya. Ya sudahlah mungkin di semester genap dengan bergantinya tahun mungkin sudah diizinkan belajar tatap muka di kelas dengan protokoler kesehatan yg ketat atau bahkan corona sudah lenyap dari negeri ini. Lumayan masih ada kesempatan satu semester untuk tatap muka siswa dan guru.


Januari 2021


Tahun baru dengan harapan akan ada semangat baru. Tapi rupanya semangat warga sekolah tidak atau belum bisa diperbarui karena masih melihat dan merasakan bahwa pemerintah masih bergulat dan bergelut dengan virus yang sebagian orang masih meragukan keberadaannya. Benarkah ada virus? Benarkah orang-orang yang meninggal itu karena virus? Para pegiat kesehatan tetap berusaha meyakinkan bahwa ini adalah virus yang harus kita hindari atau kita lawan dengan mematuhi protokoler kesehatan. Walaupun sebagian masyarakat sudah kurang peduli karena sudah terlalu lama harus mengikuti peraturan pemerintah yang sepertinya penerapannya juga sudah kurang maksimal. Itu semua karena mungkin masyarakat sudah jenuh dan bosan mendengar berita tentang virus corona. Masyarakat sepertinya sudah kurang peduli berapa jumlah warga yang terpapar corona, berapa yang sembuh, dan berapa juga yang meninggal. Masyarakat hanya ingin yang penting hari ini bisa bertahan hidup, yang penting bisa membelikan kuota internet untuk anak-anak mereka agar tetap bisa belajar. Para orang tua baru saja berjuang keras agar putra-putrinya bisa punya telepon genggam alias HP. Kasihan mereka tersiksa dengan adanya pembelajaran jarak jauh kalau tidak punya HP. Walaupun sekolah juga melayani siswa yg tidak bisa mengikuti pembelajaran dalam jaringan atau daring. Tapi pemikiran dan perasaan anak pasti lain dengan pemikiran dan perasaan orang tua. Akhirnya pembelajaran jarak jauh pun tetap berlanjut walaupun pihak sekolah sudah siap untuk pembelajaran tatap muka di sekolah. Tetapi semua itu tidak bisa dilakukan tanpa mendapat izin dari pejabat yang berwenang.


Maret 2021 


Sepertinya selama satu tahun ajaran ini tidak ada harapan untuk bisa belajar tatap muka di sekolah antara siswa dan guru. Sepertinya siswa yang akan lulus tahun ini juga hanya akan berlalu begitu saja tanpa ada kenangan bersama-sama guru dan warga sekolah yang lain. Mungkin suatu saat nanti ini akan menjadi cerita mereka, entah itu cerita lucu, cerita sedih, atau cerita yang lain yang pasti akan diingat seumur hidupnya.


............


Di rumah saja, 26 Februari 2021

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kenangan di Yogyakarta

  Jogya 14 Juli 2022 Salam literas @asnati