Pengikut

Sabtu, 29 Oktober 2022

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPS DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS V SD NEGERI 17 REJANG LEBONG

 

 

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER POINT UNTUK MENINGKATKAN AKTIFITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA SDN 17 REJANG LEBONG.

 

Asnati

( asnatisarip@gmail.com )

 

 

Abstract:The research purposed to know 1. Descreption to exactly activity learning at student grade VI in  SDN 17 Rejang Lebong.2.Descreption to exactly finally learning at student grade VI in SDN 17 Rejang Lebong. This research is action research classroom with subjek research one teacherand student grade VI SDN 17 Rejang Lebong,in whole of activity include three siklus research. The research are doing in January to April 2014.  The Reasearch planning include teacher and student grade VI are whole activity include of, (1) once reflection, (2) planning action, (3) action activity, (4) observation, (5) Reflectyand rekomendation, (6) evaluatingand revision  (7) conelusion of evaluation.  The asembly data with  observation, dokumentasionand test. Analisation Technic with  analised data needed analitationlearning, student activity and deferens proces. Analitation technic data is student activitywith used triangulation  metod , activity student and learning with  test analised with  descriptif. Learning inquiry model with power point medias canaprouce activity learning student. Learning inquiry model can improving have learning student.

 

Key word : Inquiry Learning model, power point, activity

 

A.    Latar Belakang

Masih cukup banyak guru yang memakai metode konvensional dalam melaksanakan pembelajaran. Tentu metode konvensional tersebut bukan satu kesalahan, tetapi kalau terus-menerus dipakai maka dapat dipastikan suasana pembelajaran berjalan secara monoton tanpa ada variasi. Oleh karena itu, sudah sepantasnya guru mengembangkan metode pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran yang lebih variatif dan menantang, terlebih lagi jika dikaitkan dengan upaya meningkatkan aktivitas belajar siswa pada mata pelajaran IPA.

Pada prinsipnya, metode inkuiri merupakan metode pembelajaran interaktif karena menekankan pada keterlibatan aktif siswa selama proses pembelajaran. Berdasarkan penjelasan di atas, maka alasan utama pemilihan metode inkuiri karena selama proses pembelajaran berlangsung sesudah guru menyajikan materi pelajaran, siswa diberikan waktu beberapa saat untuk menghafal materi pelajaran yang telah diberikan, agar dapat menjawab pertanyaan yang diajukan guru pada saat inkuiri berlangsung. Mengingat dalam inkuiri, hukuman (punishmen) dapat diberlakukan, misalnya siswa disuruh menyanyi, berpuisi, atau hukuman-hukuman yang sifatnya positif dan menumbuhkan motivasi belajar siswa. Dengan demikian, pembelajaran dengan m0del pembelajaran  inkuiri murni berorientasi pada aktivitas individu siswa yang dilakukan dalam bentuk menemukan konsep.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran inkuiri Dengan Menggunakan Media Power point Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar IPA Siswa SDN 17 Rejang Lebong

 

B.  KAJIAN TEORETIK

1.        Pengertian Hasil belajar

Abdurrahman (2003:37) mengatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan tingkah laku yang relatif menetap. Anak yang berhasil belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan pembelajaran.

Sudjana (2001:86) menyatakan bahwa tes merupakan kegiatan yang dilakukan siswa untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diberikan dalam bentuk lisan (tes lisan), dalam bentuk tulisan (tes tertulis), atau dalam bentuk perbuatan (tes tindakan).

Syaiful Bahri Djamarah & Aswan Zain (2005:106) mengatakan bahwa muntuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan belajar tersebut dapat dilakukan melalui tes prestasi belajar. Berdasarkan tujuan dan ruang lingkupnya, tes prestasi belajar dapat digolongkan ke dalam beberapa jenis penilaian, yaitu tes formatif, tes subsumatif, dan tes sumatif.

Tes formatif adalah penilaian yang digunakan untuk mengukur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap siswa terhadap pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses belajar mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

2.    Hasil Belajar IPA

 Hasil belajar adalah sebuah kalimat yang terdiri atas dua kata yaitu “ hasil “ dan “ belajar “ yang memiliki arti yang berbeda. Oleh karena itu untuk memahami lebih mendalam mengenai makna hasil belajar, akan dibahas dulu pengertian “ hasil “ dan “ belajar”. Menurut Djamarah (2000: 45), hasil adalah prestasi dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara individu maupun kelompok. Hasil tidak akan pernah dihasilkan selama orang tidak melakukan sesuatu. Untuk menghasilkan sebuah prestasi dibutuhkan perjuangan dan pengorbanan yang sangat besar. Hanya dengan keuletan, sungguh–sungguh, kemauan yang tinggi dan rasa optimisme dirilah yang mampu untuk mancapainya.

Sementara itu, Arikunto ( 1990:133) mengatakan bahwa hasil belajar adalah hasil akhir setelah mengalami proses belajar, perubahan itu tampak dalam perbuatan yang dapat diaamati,dan dapat diukur”. Nasution ( 1995 : 25) mengemukakan bahwa hasil adalah suatu perubahan pada diri individu. Perubahan yang dimaksud tidak halnya perubahan pengetahuan, tetapi juga meliputi perubahan kecakapan, sikap, pengrtian, dan penghargaan diri pada individu tersebut.

Menurut Chaplin, pengertian hasil belajar adalah : “Hasil belajar merupakan suatu tingkatan khusus yang diperoleh sebagai hasil dari kecakapan kepandaian, keahlian dan kemampuan di dalam karya akademik yang dinilai oleh guru atau melalui tes prestasi” (1992: 159). Pendapat Chaplin di atas mengandung pengertian bahwa prestasi itu hakikatnya berupa perubahan perilaku pada individu di sekolah, perubahan itu terjadi setelah individu yang bersangkutan mengalami proses belajar mengajar tertentu.

Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia ingin menerima pengalaman belajar atau yang optimal yang dapat dicapai dari kegiatan belajar di sekolah untuk pelajaran. Hasil belajar seperti yang dijelaskan oleh Poerwadarminta (1993 : 768) adalah hasil yang telah dicapai (dilakukan). Pengertian hasil belajar menurut pendapat Buchari (1986 : 94) adalah hasil yang dicapai atau ditonjolkan oleh anak sebagai hasil belajarnya, baik berupa angka atau huruf serta tindakannya yang mencerminkan hasil belajar yang dicapai masing-masing anak dalam periode tertentu.

Nasution (1972:45) berpendapat bahwa hasil belajar adalah kemampuan anak didik berdasarkan hasil dari pengalaman atau pelajaran setelah mengikuti program belajar secara periodik. Dengan selesainya proses belajar mengajar pada umumnya dilanjutkan dengan adanya suatu evaluasi.

3.        Pengertian Aktifitas belajar

Sardiman (1994:95) mengatakan bahwa dalam belajar sangat diperlukan adannya aktivitas belajar. Tanpa adanya aktivitas, belajar itu tidak mungkin berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya hal-hal yang belum jelas, mencatat, mendengar, berpikir, membaca, dan segala kegiatan yang dilakukan yang dapat menunjang prestasi belajar.

4.        Pengertian Model Pembelajaran Inkuiri

Pendekatan inkuiri adalah suatu pendekatan yang berusaha mendorong siswa untuk belajar dengan sebagian besar melalui keterlibatan aktif dalam menemukan konsep-konsep dan prinsip-prinsip dengan melakukan berbagai percobaan. Dasar pikirannya adalah pengetahuan itu merupakan proses dan bukan suatu produk. Dengan pendekatan ini, siswa termotivasi untuk mengetahui dan melanjutkan pekerjannya hingga menemukan jawabannya.

.

5. Pengertian Microsoft Power Point

              Microsoft Power Point merupakan salah satu aplikasi Microsoft, disamping Microsoft Word dan Microsoft Exel yanh telah dikenal banyak orang. Ketiga aplikasi ini lazim disebut Microsoft Office. Pada dasarnya, aplikasi Microsft Power Point berfungsi untuk membantu user dalam menyajikan persentasi. Aplikasi Power Point menyediakan fasiltas slide untuk menampung pokok-pokok pembicaraan yang akan disampaikan pada peserta didik. Dengan fasilitas animasi, suatu slide dapat dimodifikasi dengan menarik. Begitu juga dengan adanya fasilitas front picture, sound dan effect dapat dipakai untuk membuat suatu slide yang bagus. Bila produk slide ini di sajikan, maka para pendengar dapat ditarik perhatiannya untuk menerima apa yang kita sampaikan kepada peserta didik.

 

C.                Hasil penelitian dan pembahasan

         Sebagaimana telah direncanakan, bahwa Model inkuiri dengan menggunakan media power point terdiri atas tiga tahapan,yakni pembukaan,inti, dan penutup.

Hasil observasi meunjukkan bahwa sosok pembelajaran yang diharapkan prosesnya dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal dan hasil belajar belum dapat dikembangkan secara optimal.Tidak semua rencana tindakan yang direncanakan dapat dilaksanakan. Sebagai contoh, guru masih melakukan pembelajaran yang tidak menjadikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai acuan yang perlu dijadikan referensi pembelajaran. Hal ini terjadi karena guru masih melaksanakan pembelajaran dengan gaya lama, yakni mendominasi sehingga siswa menjadi objek yang pasif, bukan subjek yang aktif. Sementara alat, media dan sumber yang disiapkan belum sepenuhya dimanfaatkan guru dalam pembelajaran. Kondisi lain yang tampak adalah penggunaan waktu yang belum efisien , khususnya dalam situasi peralihan antara pembelajaran klasikan dengan kelompok. Pada saat ini siswa terlihat ribut dan tidak terkendali dengan baik sehingga memakan waktu yang lama.

Dampak dari kondisi di atas, keterlibatan siswa  menjadi kurang optimal. kurangya keterlibatan siswa ini ditunjukkan dari hasil observasi kelas. Hanya sebagian kecil (10,26) siswa yang terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang berkaitan dengan tradisi tabot. Sementara siswa yang aktif secara penuh dalam diskusi utuk mecari solusi hanya 35,90%. Sementara hasil belajar kelas masih menunjukkan indikator yang rendah, yakni rata-rata kelas 59, masih jauh dari indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan.

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I yang dilaksanakan pada kelas PTK adalah sebagai berikut :

Tabel 1 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pada Kelas PTK 

No.

Pengamat I

Pengamat II

Rata - Rata

1

21,9

24,3

23,1

 

            Jumlah skor  rata – rata kelas PTK =. 23,1  Kategori .Cukup

            Berdasarkan hasil observasi terhadap aktifitas siswa diperoleh hasil rata- rata 23,1 hal tersebut menunjukkan adanya criteria cukup, akan tetapi ada kekurangan pada indikator/ aspek aktivitas siswa di kelas  yaitu pada saat siswa memperhatikan penjelasan guru, siswa mengerjakan soal, siswa membuat catatan, siswa menggambar rangkaian alat dan bahan praktikum, siswa melakukan percobaan, siswa menanggapi pendapat atau pertanyaan dan siswa menanyakan hal - hal yang belum diketahui.

Sedangkan pada kategori cukup untuk kelas PTK  terdapat pada indikator siswa membaca buku sumber IPA, siswa memperhatikan pendapat orang lain, siswa mengajukan pertanyaan, siswa menjawab pertanyaan, siswa berdiskusi, siswa mendengarkan penjelasan guru, siswa membuat laporan hasil diskusi, siswa membuat catatan, dan siswa mengingat pelajaran.

Hasil belajar siswa pada siklus I setelah dilakukan analisis pencapaian pembelajaran dapat diamati sebagai berikut :

Tabel 2. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus I

No.

Pengamatan

Skor

Pretest

postest

1

Jumlah

89

143

2

Nilai  tertinggi

5

7

3

Nilai  terendah

3

5

4

Rata – rata kelas

3,7

5,9

5

Prosentase Ketuntasan Klasikal

0%

29,17%

 

Berdasarkan hasil belajar pada siklus I yang terjadi di kelas PTK  diperoleh nilai yang belum memuaskan. Hal ini terlihat pada hasil belajar untuk kelas PTK pada penilaian pre test hanya terdapat rata- rata kelas sebesar 3,7 dengan nilai tertinggi 5 dan  nilai terendah 3. Ketuntasan belajar pada awal pembelajaran masih 0%. Sedangkan  setelah dilakukan pembelajaran dan dilakukan penilaian akhir (posttest) rata- rata kelas meningkat menjadi 5,9 dengan skor terendah 5 dan skor tertinggi 7. Ketuntasan belajar siswa pada kegiatan postes sebesar 29,17% dimaan terdapat 7 siswa yang telah mendapat nilai 7 ke atas atau mencapai KKM yang telah ditentukan.

            Hal-hal yang belum tercpai pada siklus I adalah :

1.    Guru tidak menjadikan RPP sebagai acuan dalam mengiplemetasikan MPTBB.Pada tahap pendahuluan,dalam proses curah pendapat untuk menggali pegalaman siswa,guru tidak fokus pada tema yang telah direncakan, yakni gaya dan gerak.

2.    Curah Pendapat berlangsung meluas pada tema-tema lainnya yang semestinya dibahas pada pertemuan lain.

3.    Siswa belum memperoleh kejelasan tentang tujuan pembelajaran yang akan dilaksanakan.

4.    Aktivitas siswa belum dikembangkan sesuai tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan. Siswa lebih banyak memperhatikan penjelasan guru sehingga kesan yang terlihat pembelajaran berlangsung lebih monoton dan guru lebih banyak aktivitasnya dibandingkan aktivitas siswa yang mana pada pembelajaran inquiri siswa harus lebih aktif dalam pembelajaran.

Pada siklus keterlibatan siswa  menjadi cukup optimal. Keterlibatan siswa ini ditunjukkan dari hasil observasi kelas. Sebagian kecil (10,26) siswa yang terlibat kurang aktif dalam proses pembelajaran. Sementara siswa yang aktif secara penuh dalam diskusi untuk mecari solusi meningkat menjadi 89,74%. Sementara hasil belajar kelas masih menunjukkan indikator yang cukup tinggi, yakni rata-rata kelas 7,2 telah mengalami peningkatan dan mendekati ketercapaian dari indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan.

Hasil observasi aktifitas siswa pada siklus II yang dilaksanakan pada kelas PTK  dan kelas PTK adalah sebagai berikut :

Tabel 3. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pada Kelas PTK  

No.

Pengamat I

Pengamat II

Rata - Rata

1

42,8

43,8

43,4

 

            Jumlah skor  kelas PTK =. 43,8  Kategori  baik

 Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa diperoleh hasil pengamatan yang menunjukkan adanya criteria cukup baik  pada indicator keaktifan siswa di kelas PTK yaitu pada saat siswa memperhatikan penjelasan guru, sisw mengerjakan soal, siswa membuat catatan, siswa menggambar rangkaian alat dan bahan praktikum, siswa melakukan percobaan, siswa menanggapi pendapat atau pertanyaan dan siswa menanyakan hal - hal yang belum diketahui.

Hasil belajar siswa pada siklus II dapat diamati sebagai berikut :

Tabel 4. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus II

No.

Pengamatan

Skor

Pretest

postest

1

Jumlah

109

179

2

Nilai  tertinggi

5

8

3

Nilai  terendah

3

6

4

Rata – rata kelas

4,54

7,46

5

Prosentase Ketuntasan Klasikal

0

95,83

 

Berdasarkan hasil belajar pada siklus II yang terjadi pada kelas PTK  diperoleh nilai yang cukup memuaskan. Hal ini terlihat pada hasil belajar untuk kelas PTK pada penilaian pre test hanya terdapat rata- rata kelas sebesar 4,54 dengan nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 3, untuk tingkat ketuntasan belajar 0% dan setelah dilakukan penilaian akhir (posttest) rata- rata kelas meningkat menjadi 7,49 dengan  nilai tertinggi 8 dan n ilai terendah 6 tingkat ketuntasan belajar 95,83%.

            Berdasarkan hasil diskusi dengan rekan sejawat yang membantu melaksanakan observasi, maka masih ditemukan kelemahan yang ada pada siklus II sebagai berikut:

1.    Guru telah menjadikan RPP sebagai acuan dalam mengiplemetasikan MPTBB. Pada tahap pendahuluan,dalam proses curah pendapat untuk menggali pegalaman siswa tentang tradisi tabot, guru belum sepenuhnya fokus pada tema yang telah direncakan, yakni gaya dan gerak.

2.    Curah pendapat berlangsung masih agak meluas pada tema-tema lainnya yang semestinya dibahas pada pertemuan lain.

3.    Pada tahap pendahuluan untuk mempersiapkan agar siswa dapat fokus pada proses pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan  masih belum sepenuhnya berhasil dicapai.

4.    Kegiatan Siswa menyimak dalam pembelajaran masih kurang, kesempatan yang diberikan guru belum direspon dengan baik.           

Pada siklus III perencanaan pembelajaran dilakukan dengan mempersiapkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang terdiri dari komponen tema, tujuan pembelajaran (kompetensi dasar dan indikator), materi pokok, kegiatan pembelajaran,sumber-alat dan media, serta komponen penilaian.

Hasil observasi menunjukkan bahwa pembelajaran yang diharapkan prosesnya dapat meningkatkan apresiasi siswa terhadap budaya lokal dan hasil belajar telah dapat dikembangkan secara baik dan optimal. Semua rencana tindakan yang direncanakan dapat dilaksanakan walaupun belum semuanya sempurna. Guru dapat melakukan pembelajaran yang  menjadikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebagai acuan yang perlu dijadikan referensi pembelajaran. Hal ini dapat menimbulkan suasana   kelas  telah melaksanakan pembelajaran dengan gaya yang diharapkan yakni memberikan perhatian pembelajaran sehingga  siswa menjadi subjek pembelajaran yang aktif. Sementara alat, media dan sumber yang disiapkan dapat sepenuhya dimanfaatkan guru dalam pembelajaran. Kondisi lain yang tampak adalah penggunaan waktu yang cukup efisien, khususnya dalam situasi peralihan antara pembelajaran klasikan dengan kelompok. Pada saat ini siswa dapat terkendali dengan sangat baik sehingga  waktu yang digunakan jauh lebih efisien dan efektif.

Keterlibatan siswa  menjadi cukup optimal. Keterlibatan siswa ini ditunjukkan dari hasil observasi kelas. hampir seluruh siswa telah dapat melibatkan secara aktif dalam pembelajaran.  Sementara hasil belajar kelas masih menunjukkan indikator yang meningkat, yakni rata-rata kelas 8,7 hal ini telah mengalami peningkatan ketercapaian dari indikator keberhasilan ketuntasan belajar klasikal yang ditentukan.

Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus III yang dilaksanakan pada kelas PTK   adalah sebagai berikut :

Tabel 5 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus III Pada Kelas PTK

No.

Pengamat I

Pengamat II

Rata - Rata

1

53,8

54,6

54,2

 

 Jumlah skor  kelas PTK =. 54,2  Kategori  sangat baik

            Berdasarkan hasil observasi terhadap keaktifan siswa diperoleh hasil pengamatan yang menunjukkan adanya kriteria sangat baik  pada semua  indicator keaktifan siswa di kelas PTK , sedangkan kriteria yang masih dalam kategori baik pada semua komponen indikator keaktifan siswa.

 

 

Hasil belajar siswa pada siklus III dapat diamati sebagai berikut :

Tabel 6. Hasil Belajar Siswa Pada Siklus III

No.

Pengamatan

Skor

Pretest

postest

1

Jumlah

109

197

2

Nilai  tertinggi

5

9

3

Nilai  terendah

3

7

4

Rata – rata kelas

4,54

8,21

5

Prosentase Ketuntasan Klasikal

0

100%

 

Berdasarkan hasil belajar pada siklus III yang terjadi pada kelas PTK diperoleh nilai yang cukup memuaskan. Hal ini terlihat pada hasil belajar untuk kelas PTK pada penilaian pre test hanya terdapat rata- rata kelas sebesar 4,54 nilai tertinggi 5 dan nilai terendah 3. Setelah dilakukan penilaian akhir (posttest) rata- rata kelas meningkat menjadi 8,21 dengan nilai tertinggi sebesar 9 dan nilai terendah 7 dengan tingkat ketuntasan belajar 100%.

Tabel 7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktivitas Siswa Pada Kelas PTK 

Siklus

Pengamat I

Pengamat II

Rata - Rata

1

21,9

24,3

23,1

2

42,8

43,8

43,4

3

53,8

54,6

54,2

 

            Pada siklus I aktivitas  siswa diperoleh hasil dengan rata-rata 23,1 sedangkan siklus II aktivitas siswa diperoleh hasil dengan rata-rata 43,4 dan pada siklus III aktivitas siswa diperoleh hasil dengan i rata-rata 54,2.

 

 

 

Tabel 8. Rekapitulasi Hasil Belajar Siswa

Siklus

Pengamatan

Skor

Pretest

postest

1

Rata - rata kelas

3,70

5,90

2

Rata - rata kelas

4,54

7,46

3

Rata - rata kelas

4,54

8,21

 

Berdasarkan Tabel rekapitulasi hasil belajar siswa, hasil belajar siswa pada siklus I diperoleh nilai rata-rata kelas pretest 3,70 dan postest 5,90. Pada siklus II diperoleh nilai rata-rata kelas pretest 4,54 dan postes 7,46 dan pada siklus III diperoleh nilai rata-rata kelas pretest 4,54 dan postest 8,21.

            Hal-hal yang telah tercapai pada tahapan aktivitas guru dan siswa pada siklus  III adalah  sebagai berikut:

1.    Guru telah menjadikan RPP sebagai acuan dalam mengiplementasikan pembelajaran dengan model pembelajaran inkuiri berbantuan media power point.              

2.    Guru dapat secara penuh meninggalkan gaya lamanya dalam pembelajaran, yakni gaya yang menjadikan guru lebih dominan.

3.    Sumber, alat dan media yang disediakan telah dimanfaatkan oleh guru dalam pembelajaran secara tepat sasaran.          

4.    Pengelolaan kelas oleh guru sangat optimal sehingga menimbulkan efisien waktu dan tempat.

Penerapan model pembelajaran Inquiri dalam pelaksanaan tindakan di kelas VI SDN 17 Rejang Lebong dapat meningkatkan aktifitas belajar siswa. Hal ini dapat dilihat pada siklus I dimana berdasarkan angket observasi aktifitas siswa secara masih terlalu rendah dengan rata – rata nilai sebesar 23,1 pada keadaan atau kategori cukup hanya saja masih terdapat beberapa indicator yang masih di bawah kriteri cukup. Pada siklus II  setelah dilaksanakan pembelajaran model inquiri dapat meningkat menjadi rata- rata sebesar 43,4 pada kategori baik. Peningkatan ini membuktikan bahwa dengan model pembelajaran inquiri siswa dapat mengalami peningkatan aktifitas yang dapat memacu perkembangan mental siswa baik secara psikis maupun secara motorik. Pada siklus III dimana siswa diberikan pembelajaran yang lebih baik lagi dengan pembenahan – pembenahan pada kelemahan - kelemahan pembelajaran maka hasil observasi keaktifian siswa meningkat menjadi rata - rata sebesar  54,2 dengan kategori baik.

Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik secara kualitatif maupun kuantitatif. Peningkatan pembelajaran secara kuantitatif dapat dilihat pada peningkatan hasil belajar siswa dimana pada siklus I hasil belajar siswa rata – rata sebesar  5,9. Hasil ini belum menunjukkan adanya tingkat ketuntasan yang diharapkan secara klasikal. Hasil pada siklus I belum dapat dijadikan ukuran untuk menentukan tingkat keberhasilan  pada penerapan terhadap upaya perbaikan menggunkan model pembelajaran yang diharapkan.

Pada siklus II hasil belajar siswa lebih meningkat setelah dilakukan perbaikan pembelajaran dimana pada siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan rata - rata 7,46. Berdasarkan pengamatan pada siklus II ini telah mengalami peningkatan hasil belajar setelah penerapan pembelajaran model inkuiri dengan media power point. Peningkatan pembelajaran ini dapat diperhatikan mulai dari kegiatan pembelajaran awal sampai dengan kegiatan akhir. Penerapan pembelajaran ini juga meningkatkan hasil belajar yang cukup signifikan.

Pada siklus III hasil belajar siswa lebih mengalami keberhasilan peningkatan dengan nilai rata - rata siswa sebesar  8,21. Pada siklus III terlihat ketuntasan klasikal sangat dapat dicapai dimana siswa secara klasikal didapat oleh siswa kelas VI. Penerapan pembelajaran yang menerapkan pembelajaran menggunakan model pembelajaran inquiri dapat meningkatkan hasil belajar yang diperoleh melalui upaya perbaikan pembelajaran.

Pada aspek hasil belajar melalui pembelajaran inquiri pada kegiatan observasi siswa memperoleh peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II dan lebih meningkat lagi pada siklus III. kegiatan pembelajaran melalui penerapan PTK yang dilakukan guru memberikan hasil belajar yang lebih baik jika dibandingkan dengan pembelajaran sebelumnya. Peningkatan hasil belajar diperoleh bukan saja melalui nilai hasil tes tetapi juga pada hasil belajar aspek lain. Peningkatan hasil belajar siswa terbukti dimana pada siklus I siswa masih memperoleh rata- rata yang rendah yaitu dengan nilai rata - rata sebesar 5,9 dapat meningkat pada siklus II setelah dilaksanakan pembelajaran inquiri dengan media power point yaitu dengan nilai rata – rata sebesar 7,46. Peningkatan ini juga dapat lebih dioptimalkan melalui pembelajaran pada siklus III dimana pembelajaran telah diperbaiki sesuai dengan refleksi yang dilakukan per siklus dan dikembangkan agar lebih baik pada siklus selanjutnya. Hasil peningkatan belajar siswa pada siklus III menjadi lebih baik lagi dimana hasil belajar siswa rata - rata sebesar 8,21.

Dari uraian tersebut di atas maka jelaslah   bahwa pembelajaran inkuiri dengan menggunakan media power point dapat meningkatkan aktifitas dan hasil belajar IPA di kelas VI SDN 17 Rejang Lebong. Peningkatan pembelajaran bersifat menyeluruh dengan mengaktifkan pembelajaran berbasis audiovisual. Penerapan pembelajaran juga dapat meningkatkan hasil belajar siswa baik dari segi afektif, kognitif maupun psikomotor.

 

 

D.  Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di atas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

1.      Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam, terutama dalam materi Gaya dan gerak, Energi Listrik dan Hemat energi, dengan penerapan model pembelajaran inkuiri dengan menggunakan power point dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa.

2.      Setelah diberikan pelajaran Ilmu Pengetahua Alam dengan materi Gaya dan gerak, Energi Listrik dan Hemat energi dengan menggunakan media power point aktivitas anak berkembang sesuai dengan kemampuan yang seharusnya dicapai oleh peserta didik.

3.      Penerapan pembelajaran dengan menggunakan model  pembelajaran inkuiri dengan media power point dapat berlangsung efektif dan dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

Arif S. Sadiman, 1996. Media Pembelajaran Dan Strategi Pembelajarannya.Jakarta : Gramedia Pess

 

Arikunto, Suharsimi, 2001. Metode Penelitian Kualitatif Dan Kuantitatif. Jakarta: Alfabeta

 

Muhammad Yasa, 2008. Metode Pembelajaran Kontruktivisme dan Penerapan dalam KBM.Bandung : Remaja Rosdakarya

 

Nasution, 2000.Metode Pembelajaran Naturalistik. Jakarta : Fajar Pustaka

 

Purwanto, dkk, 1998.Pendekatan - Pendekatan Pembelajaran dan Implementasinya di Kelas.Malang  : Bintang Pelajar

 

Rifai, Muhammad, 2002. Konsep Dasar Pembelajaran Aktif di Sekolah Menggunakan Pendekatan CTL.Bandung : Cipta Media

 

Robert, T Kagan, 2000. Strategi Belajar Mengajar Kooperative Learning.Jakarta : PT Mulitama Media

 

Roestiyah, dkk. 2001. Metode Pembelajaran Dan Penerapan Dalam Strategi Pembelajaran. Jakarta : Bintang Ilmu

 

Sagala, 2006.Strategi Pembelajaran dan Perkembangan Pembelajaran Di Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka

 

Sapri, Johanes, 2007. Diklat Penelitian Tindakan Kelas. Bengkulu : FKIP UNIB

 

Sartono, dkk.2010.Media Pembelajaran Kooperatif.Bandung : Bintang Pelajar

 

Sukmadinata, 2001.Belajar Mengajar. Jakarta Universitas Terbuka

 

Syamsudin, Wismaia, 2007. Metode Penelitian Bahasa, Bandung : Remaja Rosdakarya

 

Wahab, Abdul, 2002. Pembelajaran Kelas Rangkap Di Sekolah Dasar. Jakarta : Universitas Terbuka


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langkah Baru

  Langkah Baru Harapan Baru Karya. Asnati Setelah sunyi langkah terhenti  Terkurung dalam diam sepi  Kini ku melangkah, hati berseri  Kembal...