MARI PRODUKTIF
MENULIS
Guru adalah
kunci penting dalam dunia pendidikan. Jika guru berkualitas, besar kemungkinan
kelas yang diajarnya juga berkualitas. Tapi jika gurunya kurang berkualitas,
tentu hasil pembelajarannya juga kurang sesuai dengan harapan. Salah satu kunci
penting peningkatan kualitas guru adalah dengan membangun budaya literasi.
Literasi berarti budaya membaca dan menulis. Seorang guru yang mau terus
membaca buku dan menulis memiliki peluang untuk semakin meningkat kualitas
dirinya. Semakin banyak buku yang dibaca, semakin banyak karya yang dihasilkan,
maka akan memiliki kontribusi penting bagi kemajuan pendidikan.
KUNCI-KUNCI
PENTING DALAM MENULIS
Kunci itu alat
untuk membuka. Alat yang bisa menjadikan Bapak Ibu sekalian produktif dalam
menulis, sesuai judul materi yang saya bawakan. Bapak Ibu sekalian bisa
mendapatkan kunci tetapi kunci akan sebatas sebagai kunci jika tidak
difungsikan. Keterlibatan Bapak Ibu sekalian di grup ini ibaratnya untuk
mendapatkan kunci. Tapi jika sekadar mendapatkan saja dan tidak dipraktikkan,
tentu kunci itu kurang fungsional.
KUNCI PERTAMA
ADALAH MOTIVASI.
1. motivasi
karir. Bapak dan Ibu sekalian anggota grup. Mencermati komposisi anggota grup
ini maaf jika saya salah saya berkesimpulan bahwa menulis merupakan aktivitas
yang berkaitan erat dengan profesi Bapak Ibu sekalian. Implikasinya, semakin
mahir menulis maka semakin lancar karir yang kita tempuh.
2. motivasi
materi; menulis itu menghasilkan honor. Bagi penulis yang sudah sangat
terkenal, honor memang sangat berlimpah. Bukunya terus mengalami cetak ulang.
Namun jumlah mereka yang beruntung dari sisi ini tidak terlalu banyak. Sebagian
besar penulis justru kurang mendapatkan perhatian dari sisi materi.
3. motivasi
politik; menulis ditujukan untuk mencapai tujuan politik tertentu.
4 .motivasi
cinta; menulis karena memang mencintai aktivitas menulis.
Nah, Bapak Ibu
sekalian bisa memilih jenis motivasinya. Bisa juga menambah jenis motivasi di
luar 4 yang saya sebut di atas. Namun perlu diingat bahwa apa pun motivasi yang
dipilih maka akan mempengaruhi terhadap tulisan atau buku yang akan dihasilkan.
KUNCI KEDUA:
MEYAKINI BAHWA MENULIS ITU ANUGERAH
Saya pribadi
berpendapat bahwa mau dan mampu menulis itu anugerah.
Banyak orang
yang mau menulis tapi tidak mampu mengerjakannya; bisa karena kesibukan atau
sejuta alasan lainnya. Banyak yang sesungguhnya mampu menulis tetapi tidak mau
menulis. Karena itulah bisa menulis—bagi saya—adalah anugerah luar biasa yang
harus disyukuri. Cara mensyukurinya adalah dengan terus menulis.
Bapak Ibu
sekalian saya sangat yakin bisa menulis. Coba sekarang simak pengalaman menulis
Bapak Ibu sekalian. Jika Bapak Ibu sekalian lulusan S1, atau S2 atau S3 berarti
sudah menulis ribuan halaman. Ya, ribuan halaman. Kok sekarang mengaku nggak
bisa menulis. Terus yang dulu ribuah halaman itu apa yang ditulis? Maaf jika
tersinggung. Bayangkan, saat S-1 Bapak Ibu sekalian setiap semester harus
membuat makalah. Paling tidak satu semester harus membuat 10 makalah. Kalikan
10 halaman, berarti kan sudah 100 halaman. Kalikan 8 semester. Berarti kan
sudah 800 halaman. Asumsinya 1000 halaman dengan laporan KKN, magang, skripsi. Jumlah
halaman pasti bertambah jika Bapak Ibu lulus S2. Total halaman yang ditulis
jika sampai lulus S2 saya kira paling tidak 500 halaman. Apalagi jika sampai
selesai doktor. Jelas di atas 2.500 halaman. Sekarang hitung berapa laporan
penelitian yang harus Bapak Ibu buat setiap tahun. Berapa laporan pengabdian.
Sudah ribuan sekali lagi ribuan halaman yang sudah Bapak Ibu tulis. Kemungkinan ke dua, tidak menulis karena
dibuatkan orang lain.
Menulis itu
memberikan banyak sekali manfaat. Pak Wijaya Kusumah--Omjay-- seorang bloger,
youtuber dan guru kita semua, mengatakan bahwa menulis setiap hari itu telah
memberikan keajaiban dalam kehidupan. Coba kita simak apa saja bentuk keajaiban
yang beliau rasakan karena menulis.
1 . mendapatkan
banyak materi. Karena rajin menulis, bukunya mendapatkan banyak royaliti
2. sering diundang sebagai pembicara di berbagai
forum
3. memiliki banyak teman
4. Bisa membeli peralatan yang dibutuhkan
dalam kehidupan
5. tulisan adalah alat perekam kehidupan yang
ajaib
KUNCI KEEMPAT:
TIDAK MUDAH MENYERAH.
Banyak orang
ingin menulis, tentu termasuk menulis buku, tetapi semangat menulisnya naik
turun. Saat ikut kegiatan kepenulisan semacam ini, semangat menulisnya
berapi-api. Tetapi saat kembali ke dunia nyata, ke dunia kehidupan sehari-hari,
semangat itu perlahan tetapi pasti memudar dan akhirnya hilang sama sekali.
Saat bersemangat, menulis berlembar-lembar halaman dalam sehari terasa ringan.
Saat tidak bersemangat, satu paragraf pun terasa berat sekali. Bahkan sangat
mungkin berbulan-bulan tanpa menulis sama sekali. Menulis lima
paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih baik daripada sepuluh
halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.
KUNCI KELIMA:
BERJEJARING.
Jadi penulis jangan menepi. Memang saat
sekarang kita harus menepi karena Corona, tetapi bukan berarti tidak berinteraksi.
Bangun jejaring kepenulisan. Ikut kegiatan semacam ini juga dalam rangka
berjejaring. Menulis lima paragraf yang dilakukan rutin setiap hari jauh lebih
baik daripada sepuluh halaman yang dilakukan tiga bulan sekali.
KUNCI KEENAM:
MENULIS SEBANYAK-BANYAKNYA.
Menulislah setiap hari tanpa henti. Lakukan
secara terus-menerus. Jika Anda merasa tulisan Anda tidak baik maka dengan
menulis setiap hari tulisan Anda akan otomatis menjadi baik.
Kesimpulannya 6
kunci yang bisa membuat produktif menulis. Tapi--sekali lagi--kunci itu adalah alat
Tinggal bagaimana kunci itu digunakan secara tepat
Salam literasi
https://myasnati.blogspot.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar