https://drive.google.com/file/d/1jk3mLMQUjd5E9JXDFVAfkJhJAiQd1d1M/view?usp=drivesdk
Waktu terus berputar
Malam ini saya belum mengantuk. Saya baca nama saya belum ada di deretan nama penulis di wa group rumah virus Corona eh literasi.
Saya sibuk sekali hari ini untuk membuat kata pengantar kawan kawan yang sudah menyusun bukunya untuk diterbitkan oleh penerbit.
Kata demi kata saya tuloskan agar sesuai dengan tema atau judul bukunya. Walaupun saya harus jujur. Kata pengantar buku yang saya buat tidak sebagus bapak Doktor Ngainun Naim dan Doktor much Khoiri. Mereka berdua adalah guru menulis saya dan berharap tahun depan sudah adalah gelar profesor di depan namanya. Sebab mereka sudah layak untuk mendapatkan gelar guru besar tersebut.
Beda dengan saya. Guru besar blogger Indonesia yang saya ciptakan sendiri untuk mendapat personal branding karena badan saya yang besar hahaha.
Tadi sempat juga melirik desertasi yang belum selesai. Padahal begitu banyak hasil penelitian yang siap dituliskan sebagai laporan penelitian tindakan atau action research.
Entahlah saya masih ingin disebut mahasiswa. Biar istri saya senang bisa tidur dengan mahasiswa hahaha.
Tapi sekarang saya pisah kamar dulu untuk sementara waktu. Dokter Silvi menyarankan agar kami pisah kamar dulu sampai istri sudah dinyatakan negatif covid-19 oleh puskesmas jatibening Bekasi.
Alhamdulillah saya dan anak saya sudah negatif covid-19 dan kami akhirnya pisah kamar untuk sementara waktu.
Berlian di kamar depan.
Istri di kamar tengah
Saya di kamar belakang dan berteman dengan nyamuk nyamuk nakal. Hehehe
Sebenarnya nyamuknya tidak nakal. Tapi kawan kawannya ini loh yang nakal. Mereka menghisap darah saya di saat saya lengah. Kalau nanti sampai ada yang hamil, saya tdk akan bertanggung jawab. Karena anak nyamuk itu bukan darah daging saya hahaha.
Malam ini seru juga ikut pelatihan menulis bersama mas Aris Ahmad Jaya.
Kawan kawan yang baik, monggo silahkan Klik siaran ulang di http://www.youtube.com/watch?v=gWrh-Hp5RlY, Materinya Rahasia kedahsyatan menulis bersama motivator nasional Aris Ahmad Jaya. Sayang masih kurang waktu tanya jawabnya. Jadi masih kurang terasa interaksinya. Begitulah bu Aam curhat pada saya malam ini.
Selama isolasi mandiri, saya sudah membuat 2 buah buku. Pertama buku agar pjj tak lagi membosankan dan kedua buku awas corona mengintai anda.
Alhamdulillah buku agar pjj tak lagi membosankan sudah dipesan 120 orang guru dan dosen dari seluruh Indonesia. Begitulah laporan bang Dian Kelana yang mengirimkn bukunya ke jne. Beliaulah yang banyak membantu saya dar mulai menyusun buku hingga buku tersebut dikirimkan kepada para pemesan. Sementara itu saya hanya bisa meninggalkan jejak jemari di masa pandemi covid-19 dari rumah. Kami sekeluarga tak bisa keluar rumah selama menjalani isolasi mandiri.
Alhamdulillah ada pertolongan datang dari pak Mukminin dari Lamongan. Beliau membantu menerbitkan buku awas corona mengintai anda. Alhamdulillah sudah ada 10 guru yang pesan dan semoga terus bertambah pemesan bukunya.
Bila buku tersebut laku dan banyak yang pesan, rencana akan saya salurkan untuk kawan kawan yang mengalami kesulitan. Terutama buat mereka yang terpapar covid-19.
Selama saya sakit dan menjalani isolasi mandiri, tak ada pemasukan lain selain gaji pokok sebagai guru. Tentu saja pengeluaran dan pemasukan tidak sebanding.
Namun saya harus bersyukur karen banyak orang baik yang memberikan pertolongan.
Dalam kesulitan itu ada orang yang baik hatinya menolong kami sekeluarga. Semoga semakin bertambah rezekinya dan Allah membantu mereka yang sedang dalam kesulitan seperti apa yang kami alami.
Di dalam kesulitan itu pasti ada kemudahan. Itulah janji Allah dalam Al quran dan saya sudah membuktikan itu.
Salam Blogger persahabatan
Omjay
Guru Blogger Indonesia
Blog http://wijayalabs.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar